"Eh!? Jaemin! Dimana Renjun?!""Aku tidak tahu, Haechan, dimana Renjun!?"
"Kenapa kau bertanya padaku?! Kau yang membawanya dasar payah!"
"Aish! Gawat! Renjun?! Renjun kau dimana!?-"
Plak
"Kau pikir dia akan menghampirimu? Cepat cari dia bodoh!"
Jaemin mengelus kepala belakangnya yang baru saja dipukul oleh Jeno.
Mereka berlari dengan panik kembali ke taman yang terlihat ramai itu."Disana!"
Jeno dan Haechan mengikuti langkah Jaemin yang berlari ke arah sebuah kursi di bawah pohon.
"Dimana!?" Jeno memperhatikan sekelilingnya sementara Jaemin celingukan bingung karena Renjun tak ada disana.
"Mana?!" Haechan kesal karena dengan bodohnya Jaemin meninggalkan Renjun disana.
Flashback on
"Utututu... Renjunnie senang ya~" Jaemin mengusak perut Renjun sambil tersenyum lebar.
Renjun tersenyum senang karena akhirnya ia bisa berjalan-jalan keluar dari rumah yang damai itu."Lihat! Ada es krim! Renjun mau?"
"Dia masih bayi, bodoh!" Kesal Jaemin kepada Haechan.
"Ya sudah kalau begitu, aku saja yang makan"
"Hey aku minta" Jeno berusaha meraih es krim di tangan Haechan.
"Beli saja sendiri" dengan lihai, Haechan menghindar dan memakan es krimnya.
Jaemin membaringkan Renjun di kursi taman karena tangannya pegal.
Ia tampak bermain-main dengan Renjun."Dasar pelit"
Haechan tidak menghiraukan ucapan Jeno dan malah menjulurkan lidahnya lalu berlari meninggalkan mereka.
Jeno mengejarnya.Brak
"Lari!!!" Jeno dan Haechan kabur ketika tanpa sengaja menabrak dua orang pedagang yang tengah merapikan barang dagangannya.
Jaemin yang kaget ikut berlari mengikuti mereka.Flashback off
"Aku ingat dengan jelas, dia disini" Jaemin menunjuk kursi taman yang kosong itu.
"Lalu, dimana dia sekarang!? Dan kenapa kau malah meninggalkannya!?" Jeno menatap Jaemin dengan tatapan sinis.
"Aku berlari karena kalian berlari" balas Jaemin tak tahu harus berbuat apa.
"Disaat genting seperti ini, nenek moyang bilang.. gunakan lumut sebagai jalan keluar" ucap Haechan sambil menaruh kedua telunjuknya di pelipisnya.
"Kau pikir ini zaman apa?! Mana ada lumut disini!?" Geram Jeno sebal.
"Memangnya kita punya nenek moyang?" Ucap Jaemin sambil memiringkan kepalanya.
"Kenapa jadi membahas nenek moyang?! Cepat cari Renjun atau kita akan kena masalah" Jeno langsung berlari ke arah kerumunan orang yang tengah membeli permen kapas. Lalu, Jeno ikut heboh karena para pembeli yang tak sabaran sedangkan ia berteriak memanggil-manggil nama Renjun.
"Dia bodoh atau apa?" Jaemin menatap datar Jeno.
"Kurasa kita semua memang bodoh" Haechan pun melakukan hal yang sama.
Jaemin dan Haechan menyeretnya untuk pergi ke arah pasar.
"Aku kanan kau kiri dan kau lurus" ujar Jaemin sambil berlari ke arah depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Prince
FanfictionDia adalah pangeran kecil yang hidupnya dikelilingi para iblis karena kutukan leluhur keluarganya. Tak ada yang mempercayainya, dan malah menganggapnya gila. Hingga ia tiba-tiba terjebak di dunia lain yang memaksanya tinggal bersama para iblis itu. ...