Chapter : XXXIX

1.8K 207 41
                                    

"Injunnie~"

Renjun yang tengah melamun di atas kasur itu lantas menoleh dan mendapati Wendy yang tengah berdiri di ambang pintu sembari membawa piring berisi makanan.

"Ini sudah jam makan siang, injun makan ya?"

Renjun mengangguk membuat Wendy tersenyum lega dan menghampirinya. Wendy menaruh gelas di meja nakas lalu duduk menghadap Renjun.

"Sudah tidak ada yang sakit lagi kan?" Tanya Wendy memastikan.

Renjun mengangguk membuat Wendy kembali bernapas lega.

~[]~

Renjun menatap kosong cermin di depan meja riasnya.
Jangan tanya kenapa ia memiliki meja rias.

Aneh

Setiap ia melihat cermin, ia pasti melihat bayangan pemuda berambut pirang dan bermata biru kehijauan.

Kali ini?

Wajahnya sama..

Tapi warna rambut dan matanya berbeda.
Aura yang terpancar juga berbeda dari yang ia lihat.

Renjun menghela napasnya.

"Aku belum sempat membalas kebaikan para Hyung... Kenapa..? Hiks... Aku..." Renjun menunduk.

"Aku ingin kesempatan terakhir... Aku akan berpamitan dengan benar... Hiks... Aku...




































Aku merindukan penis mereka hueeeeeee!!"

Dan readers pun hanya bisa tersenyum.. :)

"Aku ingin kembali kesana sebentar saja huaaaa" Renjun berguling-guling di lantai.

"Hiks hiks.." ia meringkuk sambil menangis sesenggukan.
Saat Renjun tengah asik melamun, tiba-tiba sebuah cahaya berwarna keemasan muncul membuat ia bingung.

Renjun beranjak dan mendekati cermin.

"Huaaaaaa!!! Rupaku yang cantik hiks hiks...--tunggu? Kenapa kau tidak memakai pakaian?--terserah! Aku merindukan wajah cantik ini hiks" Renjun memeluk cermin di depannya.

"Yang Mulia?"

"Hah?" Renjun menoleh dan terkejut saat melihat... Lay?

"Lay?"

Lay terlihat menunduk.

"Kenap—" Renjun menyadarinya. Mendadak ia malu sendiri.

A-aku telanjang?

Renjun membelakangi Lay dan bersembunyi di balik gorden.

"Saya diutus untuk mengantar anda.."

"K-kemana?"

"S-saya akan keluar dan membiarkan anda untuk memakai pakaian" Lay segera keluar dari kamar itu.

Renjun bernapas lega, ia segera keluar dari persembunyiannya.

"Hiii! Kenapa aku tidak memakai..--eh?" Renjun membelalakkan matanya saat ia melihat luka di dada kirinya.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang