Chapter : XXXI

1.7K 237 34
                                    

"Kenapa kau begitu terkejut?"

Tangan Renjun mengepal, matanya entah kenapa terasa memanas melihat sosok di depannya.

"Qiuren.. tidak kusangka kau sudah sebesar ini" pria itu mendekat, namun Renjun langsung berlari menghindarinya.

Tak tak tak

Bruk

"Loh? Renjun?" Jeno yang hendak menaiki tangga lantas mengernyit melihat Renjun yang turun dari tangga dengan tergesa-gesa.

Renjun berlari menjauh bahkan ia keluar dari area sekolah padahal jam sekolah belum berakhir.

Entah kenapa ia merasakan sakit yang luar biasa di dada—lebih tepatnya jantungnya.

"Hah.. hah..." Renjun bernapas terengah-engah, manik berwarna biru kehijauan itu nampak berubah sedikit menjadi lebih gelap.

Renjun memegangi dada kirinya, jantungnya berdegup kencang.

Bruk

"Aaakhhh" Renjun meringis merasakan perih yang luar biasa disetiap detakan jantungnya.

Ini...

Renjun menyadari sesuatu..
Ia pernah merasakan perasaan ini...

Disaat dia menjadi Huang Renjun.

Itu berarti...

Kutukan itu..

"AAKH!!"

Renjun yang tengah terduduk itu nampak menggeleng kuat.

Tidak!
Kau pasti bisa Renjun!

Renjun bahkan merasa bahwa setiap hembusan napasnya terasa seperti menusuk paru-parunya.

Ringisan kesakitan Renjun tentu menarik perhatian.
Beberapa orang bahkan mendekat berniat untuk membantunya.

Bruk

[][]

Jaemin melangkah masuk ke dalam rumah.

Jaemin membawa tas milik Renjun yang tadi diberikan oleh Jeno, pasalnya Renjun tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun.

Lalu, dimana Jeno dan Haechan?

Mereka mendapat panggilan mendadak dari guru. Itu sebabnya ia pulang lebih dulu.

Jaemin memanggil-manggil nama Renjun tapi tak ada jawaban apapun disana.

Bahkan rumah terasa sangat gelap.
Jaemin menaruh tas miliknya dan Renjun.

Tok tok

"Renjun? Kau di dalam?"

Merasa tak ada jawaban, Jaemin membuka kamar Renjun.
Dan anehnya kamar itu benar-benar gelap. Padahal ia tau kalau Renjun tidak suka gelap bahkan ia pernah menangis saat lampu di kamarnya mati.

"Renjun?"

Samar-samar, Jaemin melihat bayangan seseorang yang tengah duduk di pinggiran kasur membelakangi pintu.

Perlahan, Jaemin mendekati sosok itu.

"Ren—"

Jaemin membelalakkan matanya saat melihat Renjun yang dalam keadaan telanjang dengan banyak luka sayatan di tubuhnya.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang