Chapter : XVII

2.3K 328 68
                                    

"Hngg.. cakitt" Renjun yang masih dalam gendongan Taeyong lantas menangis tatkala perutnya kembali terasa nyeri.

"Apa tidak ada yang bisa kau lakukan, setan?"

"Hah.. sebenarnya, Renjun bisa melakukan operasi—"

"Lakukan sekarang!"

Joy memijit pelipisnya pelan dan kembali menghela napasnya.

"Operasi atau prosedur akan dilakukan pada Renjun jika tidak ada risiko terkait dengan menjalani operasi tapi sayangnya Renjun sedang dalam keadaan darurat, maka terpaksa operasinya harus ditunda sampai Renjun berusia lebih dari 3 tahun" jelas Joy.

Taeyong dan Doyoung menatap Renjun yang masih menangis.

"Apa benar-benar tidak ada cara lain?" Taeyong sungguh tidak tega melihat Renjun yang kesakitan seperti itu.

Joy menggeleng.

"Tapi usia 3 tahun untuk Renjun masih lama" gumam Doyoung yang membuat Taeyong mengangguk menyetujui ucapannya.

"Tapi ini aneh, biasanya tumor wilms menyerang anak 3 sampai 4 tahun" gumam Joy.

"Hey, di dunia kita Renjun sudah berusia 4 tahun tau" balas Doyoung membuat Joy langsung tersenyum lebar.

"Aku lupa"

~[]~

"Hngg... Hiks...cakitt hiks"

"Cup cup cup sayang.." Doyoung sudah benar-benar tidak bisa melakukan apapun selain menggendong dan mengusap-usap perut Renjun.

Mereka yang ada disana juga tidak bisa melakukan apa-apa.

Tak lama setelahnya, Jaemin datang dengan terpincang-pincang yang membuat mereka bingung sekaligus terkejut.

"Jaemin? Ada apa?"

Jaemin menggeleng, Mark segera menyingkir mempersilahkan Jaemin untuk duduk.

"Kenapa kau terluka? Apa ada yang menyerangmu?"

Lagi-lagi Jaemin menggeleng sembari memegangi perutnya.

"Maaf Hyung, aku sudah pergi ke lembah Endromeda tapi sayangnya disana belum memasuki musim dingin jadi bunga Syllveera belum mekar. Aku berusaha mencari obat lain tapi lembah Endromeda sedang kacau dan aku terkena serbuk Erropen"

"Ya ampun Jaem, tidak apa-apa. Kita bisa mencari cara lain. Bagaimana dengan lukamu? Apa kita harus menemui DUKUN?" Taeyong nampak khawatir.

"Tidak usah, efek serbuk itu akan hilang sendiri" balas Jaemin, ia menatap Renjun yg berada di gendongan Doyoung.

"Maaf Renjun"

"Hung.. pelut Hung cakit?" Renjun menatap sayu ke arah Jaemin yang memegangi perutnya.

"Tidak sesakit perutmu" balas Jaemin.

"Hung..njun lapel"

"Injunnie mau makan apa?" Tanya Jaehyun yang sudah bersiap untuk pergi ke dapur.

"Makanan"

"Baiklah makan—"
Jaehyun yang sudah melangkah lantas berbalik dengan wajah mengernyit.
"Makanan apa?"

"Cucu"

[][]

"Hung! Njun penen itu"

"Moomin lagi?"

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang