Chapter : XXIII

2K 286 71
                                    

"Ini apa?"

Taeyong tersenyum kecil melihat ekspresi bingung dari Renjun.

"Kalung yang ku dapat di bukit Cancer"

"Jadi, hyung pergi karena kalung ini?"

Taeyong mengangguk, "kalung ini dapat menahan aura dan aroma yang terpancar darimu. Kalung ini membuat para siluman dan makhluk halus tidak akan mengenalimu. Jadi, saat kau berpapasan dengan mereka, jangan melihat atau berinteraksi dengan mereka, paham?"

Renjun mengangguk.

"Hyung, sekretaris mu menelepon, katanya kau ada rapat"

"Ah baiklah"

"Padahal hyung belum lama pulang tapi langsung sibuk" ujar Renjun membuat Taeyong mengecup pipinya gemas.

"Tapi kau tetap menjadi prioritas utama ku, baby"

[][]

"Hah.. hari-hari cepat sekali berlalu" gumam Renjun.

"Itu benar"

Renjun hampir melompat dan menendang Winwin jika saja ia tidak sedang dalam mood yang bagus saat ini.

"Tidak terasa sekali usiamu sudah 15 tahun"

"Kau benar, aku masih ingat saat kau mengerjaiku waktu itu"

"Mengerjaimu? Yang mana?"

"Jangan pura-pura lupa ya! Kau menyuruhku telanjang dan... Ah sudahlah! Kau merusak moodku!"

"Hehehe.. kukira kau sudah melupakan itu tapi ternyata belum ya"

Renjun sudah berancang-ancang ingin menendang Winwin, tapi tiba-tiba hujan turun membuat ia langsung berlari menuju halte bus untuk meneduh.

"Hey, kau kan punya budak tuan"

"Memang apa yang bisa kau lakukan? Kau itu tidak berguna"

"Apa katamu? Aku tidak berguna?"

"Iya, kenapa memang? Kau mau apa?"

Winwin hanya dapat menghela napasnya memperhatikan tuannya yang kini sudah duduk di bangku halte sambil menggigil.

"Hish kenapa aku bisa lupa membawa payung?" Ujarnya.

Winwin berjalan mendekatinya, lalu mengubah dirinya menjadi asap dan mengitari tubuh Renjun.

"Apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba Renjun merasa hangat. Ia bahkan tidak dapat mendengar suara hujan karena ia mulai terlarut seolah tertidur.

Hingga akhirnya hujan berhenti membuat Winwin kembali ke dalam bentuk manusia.

"Hujan sudah berhenti, kita bisa pulang sekarang tuan"

Renjun mulai berjalan diikuti Winwin di sebelahnya.
Winwin menatap lampu khusus pejalan kaki. Lalu matanya melirik ke arah Renjun yang sudah berjalan duluan.

Winwin mengikutinya dari belakang.

Instingnya bekerja
Sebuah mobil melaju dengan kencang ke arah Renjun.

Winwin merubah dirinya menjadi asap dan langsung melebar di atas jalan seolah menjadi sebuah benteng bagi Renjun.

Ckitt

Mobil itu terhenti dengan sendirinya saat melewati asap hitam itu.

Semua orang terkejut memang, apalagi mobil itu hampir saja menabrak bocah dengan tas gendong moomin yang berdiri mematung karena kaget.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang