Chapter : XIX

2.1K 318 61
                                    

"Dasar bodoh! Kenapa kau memakaikan baju yang ketat kepada Renjun!?" Pekik Doyoung membuat Taeyong yang tengah menjahit boneka Moomin milik Renjun itu lantas menoleh melihat keributan antara Jaehyun dan Doyoung.

Diliriknya Renjun yang tengah duduk di ranjang rumah sakit dengan santai sambil mengunyah pisang yang tadi dibawanya.

"Baby, apa perutmu masih sakit?"

Renjun menggeleng tetapi setelahnya ia mengangguk dengan mata berkaca-kaca membuat Taeyong bingung dengan jawaban darinya.

"Cakit"

"Apa jahitannya terbuka?"

Cklek

Joy mengerjap saat sebuah kaus kaki mendarat tepat di wajahnya.

"YAK!!"

Doyoung dan Jaehyun terdiam dan melirik Joy yang kini menatap horror keduanya.

"Ehem.. aku akan memeriksa keadaan Renjun" ujar Joy sambil berjalan ke arah ranjang dan mendorong Taeyong yang sebelumnya duduk di kursi.

"Baiklah, coba aku lihat jahitannya"

Joy membuka kancing baju Renjun dan melihat perban yang melingkari perut Renjun, tapi perban itu terlihat merah karena darah.

"Kenapa jahitannya bisa terbuka lagi?"

"Ini karena kebodohannya" tunjuk Doyoung kepada Jaehyun.

"Hah..." Joy sudah bersabar namun itu justru membuat dia benar-benar pusing.

"Kalian iblis-iblis tidak berguna, cepat keluar!"

"Apa? Kenap—"

"KELUAR!!"

"Oke oke"

[][]

"Bu cetan, kapan njun bica pulang?"

Joy tersenyum sembari mengancingkan kancing baju Renjun.

"Kau bisa pulang hari ini"

Mata Renjun berbinar.

"Jadi njun bica pulang cekalang?"

"Jangan sekarang, dirumahmu tidak ada Taeyong dan Doyoung. Aku khawatir jika jahitanmu yang sudah kering ini akan basah kembali jika tidak bersama mereka"

Tok tok

Joy dan Renjun menoleh bersamaan.

"Permisi"

"Nuna!!" Renjun tersenyum riang ke arah Jennie yang baru saja masuk.

"Saya ditugaskan untuk membawa Renjun pulang"

"Anda siapa?"

"Saya sekretaris CEO Lee"

Tidak mau berlama-lama, Jennie akhirnya membawa Renjun keluar dari rumah sakit, tapi bukan ke rumahnya melainkan ke apartemen Jennie.

"CEO Lee memintaku agar kau tinggal disini sampai dia pulang"

"Apa nuna cidak sibuk?"

"Tentu saja aku sibuk. Itu sebabnya aku meminta sepupuku untuk datang kemari"

Tak lama setelahnya, suara bel mengalihkan perhatian mereka. Jennie membuka pintu dan tampak seorang pria dengan wajah bulat yang datar masuk membawa paper bag.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang