Chapter : XX

2.2K 314 28
                                    

"Apa? Siapa?"

Jennie terengah-engah, "aku tidak tahu, sungguh, aku tidak tahu apa yang kulihat tapi.."

Flashback on

"Maaf, anda siapa?"

"Dimana anak itu?"

Jennie dengan wajah datarnya langsung menahan tangan sosok pria misterius yang hendak masuk ke dalam apartemennya.

"Siapa kau dan apa urusanmu dengan ‘anak itu’?"

"Itu bukan urusanmu"

Brak

"Jika kau mau menemui anak itu, katakan identitas mu dengan jelas. Namun, jika kau mempunyai niat jahat kepadanya, maka lewati aku dulu" ujar Jennie yang telah membanting pria itu.

Hey..
Jangan salah, meskipun dia perempuan. Tapi dia adalah atlet bela diri sejak kecil.

Jennie mengerjap.
Wajahnya nampak sedikit terkejut ketika dua orang pria lainnya muncul tiba-tiba.

Tapi bedanya, mereka menggunakan pakaian putih, berbeda dengan pria yang ia banting barusan yang mengenakan pakaian hitam.

Dari belakang dua pria itu, muncul pria lainnya dengan sebuah pedang di tangan kanannya.

Jennie berancang-ancang, bahkan, jika ia harus mati pun ia tak masalah. Lagipula, itu sudah kewajibannya untuk menebus kesalahannya kepada Renjun.

"Tenang saja, aku kemari bukan untuk membuat kekacauan" ujarnya.

Oke, panggil saja dia Mingyu. Siapa lagi kalau bukan pengawal ratu Ryn, dan ia mendapat perintah untuk menangkap Gho (makhluk alam bawah).

"Putra mahkota sudah tidak ada disini. Tapi aroma dan energi suci yang dimilikinya masih terasa, itu sebabnya Gho ini mengira bahwa putra mahkota ada di tempat ini" ujar Mingyu membuat Jennie bingung.

"Apa?"

"Bawa Gho itu, kita kembali ke kastil sekarang"

"Baik"

"Katakan kepada ‘mereka’ kalau putra mahkota dalam bahaya, keadaan ini lebih buruk dari sebelumnya. Jadi, suruh mereka untuk membawa putra mahkota ke kastil Lyquimee"

"Tunggu.."

Tapi, Mingyu dan dua pengawal kerajaan itu sudah menghilang entah kemana.

Flashback off

"Jadi, bisa katakan yang sebenarnya?"

"Maaf, aku tidak bisa mengatakannya. Dan terimakasih atas informasinya" Jeno segera menutup pintu.

Jennie masih berdiri di depan pintu, dengan berbagai pertanyaan.

"Tapi, bukankah ayah bilang kalau Renjun itu...




















Anak raja Darllius?"























"Hyung, cepat pulang, ada masalah darurat"

"Apa? Masalah apa?"

"Tentang Renjun, cepat kemari"

"Baiklah, aku pulang sekarang"

[][]

"Jadi, sebaiknya bagaimana?"

"Kalau keadaannya sekacau itu, sudah pasti rencana kita untuk membawa Renjun ke kota Wylophozy harus diundur"

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang