9. Perhatian Sean

1.4K 216 16
                                    

Sean dan Jennie pergi menghadiri sebuah acara, karena hari ini Minggu, jadi Rio di rumah dengan yang lain, ia membantu pegawai di rumah Jennie, mencuci dua mobil milik Jennie dan yang biasa di tinggal di rumah untuk kepentingan yang lain, masih ada mobil milik Sean yang sedang dipakai sekarang.

Bocah itu tertawa terbahak bercanda dengan Minho dan Sungjae, sambil bermain dengan selang air, baju nya basah semua, karena ulah dua pria dewasa itu yang menjahili nya.

Dan selepas siang, Rio sudah mandi dan mengganti baju nya, ia menonton tv, menunggu Jennie dan Sean pulang, sebenar nya Rio sangat ingin bermain ke paviliun, tapi takut Jennie akan memarahi nya saat pulang dan tak menemukan Rio di rumah, lama-lama bocah itu tertidur di sofa.

Dan selepas siang, Rio sudah mandi dan mengganti baju nya, ia menonton tv, menunggu Jennie dan Sean pulang, sebenar nya Rio sangat ingin bermain ke paviliun, tapi takut Jennie akan memarahi nya saat pulang dan tak menemukan Rio di rumah, lama-lama...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir nya, Sean dan Jennie pun pulang, wanita dewasa itu langsung menuju ke dapur untuk mengambil air minum.

"Rio di mana ahjuma?" Tanya Jennie, sambil meminum air putih nya.

"Rio tertidur di depan tv nona, mungkin dia kelelahan setelah membantu Luna membersihkan rumah, dia juga membantu Minho dan Sungjae mencuci mobil" beritahu ahjuma, Jennie pun kemudian beranjak menuju ruang tv, dan melihat Sean tengah mengusap pelipis Rio yang berkeringat, Jennie tersenyum senang melihat kekasih nya itu mulai memperlihatkan perhatian nya pada Rio.

"Dia kelelahan setelah membantu Luna unnie dan Minho oppa mencuci mobil" beritahu Jennie sambil memeluk Sean dari belakang.

"Pantas dia berkeringat" balas Sean.

"Jangan terlalu keras pada nya ne, dia hanyalah seorang anak kecil yang belum tahu apa-apa" pinta Jennie lembut pada Sean.

"Iya" Sean mengangguk.

"Gumawo oppa"

Cup

Jennie mengecup pipi kanan Sean dari belakang, sang pria tentu saja senang, mereka pun berjalan ke kamar masih dengan posisi yang tak berubah sambil bercanda.

"Aku ingin bukan hanya suara Rio yang memenuhi rumah ini, tapi juga anak kita" ucap Sean, Jennie tak membalas.

Tak hanya sekali dua kali Rio di bawa Sean untuk menghadiri rapat atau lelang tender, dan itu membuat Rio semakin termotivasi untuk menjadi sosok seperti Sean, yang cakap, tangguh, dan berkharisma, karena dengan kharisma nya, orang jadi memperhatikan dan bersedia mendengar ucapan nya.

Tak hanya sekali dua kali Rio di bawa Sean untuk menghadiri rapat atau lelang tender, dan itu membuat Rio semakin termotivasi untuk menjadi sosok seperti Sean, yang cakap, tangguh, dan berkharisma, karena dengan kharisma nya, orang jadi memperhati...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rio" Jennie menyusul bocah itu ke sebuah rumah sakit bersama Minho, di mana Rio sedang duduk tepat di seberang pintu ruang meeting yang menampakan sosok Sean tengah berbicara untuk meyakinkan calon klien nya

"Noona" kaget Rio.

"Kenapa senyum-senyum sendiri, hm?" Tanya Jennie, ia ikut duduk di samping sang bocah.

"Noona, apa Rio bisa jadi seperti Sean hyung saat besar nanti?" Tanya Rio mendongak menatap Jennie.

"Tentu, asal Rio rajin belajar di sekolah" jawab Jennie, meski Rio takut dan segan pada Sean, tapi diam-diam dia mengidolakan pria dewasa itu.

"Jenn" sapa Sean yang telah menyelesaikan meeting nya.

"Oppa"

"Sudah lama?"

"Belum, ayo kita pulang sekarang, aku sudah lelah" ajak Jennie.

"Ayo, aku juga sudah selesai" Sean meraih tangan kanan Jennie dan menggandeng nya, Rio berjalan di depan bersama Minho.

"Hyung, besok di sekolah Rio terima raport, mau kah hyung menolong Rio untuk mengambil nya?" Pinta Rio, Minho menggandeng tangan mungil Rio keluar dari kantor sebuah rumah sakit.

"Kenapa tidak meminta nya pada nona Jennie?"

"Rio takut hyung"

Rupanya obrolan Rio dan Minho di perhatikan oleh Sean, dan dia penasaran.

Setiba di rumah, Rio masuk bersama Jennie lebih dulu, dan Sean pun menghentikan langkah Minho.

"Rio tadi bicara apa?" Tanya nya.

"Besok dia minta tolong untuk diambilkan rapot nya tuan" jawab Minho jujur.

"Kenapa tidak meminta nya pada Jennie?"

"Dia tidak berani"

"Besok biar aku saja yang mengambil nya, jangan beritahu Rio" ujar Sean.

"Baik tuan" Minho tersenyum senang, karena Sean seperti nya mulai menunjukan perhatian nya pada Rio, seperti membawanya meeting dan besok akan mengambilkan rapot nya.

"Oppa, besok Rio terima raport, wali kelas nya memberitahu ku tadi" kata Jennie pada Sean saat mereka sedang di kamar untuk bersiap membersihkan diri.

"Iya, biar aku yang ke sekolah besok" jawab Sean.

Dan keesokan hari nya, Rio duduk di luar kelas bersama Jenno, sang sahabat membagi nya sebuah permen lolipop karena melihat Rio yang nampak gelisah.

"Raport mu siapa yang mengambilkan nya?" Tanya Jenno.

"Minho hyung, tapi dia lama sekali datang nya" keluh Rio, akhir nya dia melihat mobil yang biasa Minho kemudikan memasuki pintu gerbang gedung sekolah nya

"Itu dia" seru Rio, semua wali murid sudah di dalam, wajar jika dia gelisah, takut Minho tak datang.

Deg

"Sean hyung" batin Rio kaget melihat Sean turun dari mobil.

"Bukan kah itu Sean hyung?" Tanya Jenno, Rio mengangguk.

"Rio, dimana kelas mu?" Tanya Sean yang menghampiri bocah itu.

"Disini hyung" tunjuk Rio, wajah nya nampak ketakutan, padahal Sean sudah tersenyum manis meski tipis.

"Baiklah, hyung masuk dulu" pamit Sean, ia melambaikan tangan nya menyapa Jenno.

"Wah, hyung mu keren sekali" kagum Jenno.

Sean menjadi pusat perhatian karena ia yang datang paling akhir, dan rupa nya, Rio menjadi murid yang menempati ranking pertama di kelas nya.

"Selamat" Sean tersenyum bangga menerim ucapan selamat dari wali kelas Rio dan wali murid lain nya.

Rio tahu cara membalas kebaikan Jennie dan Sean adalah dengan membuat nya bangga, ia rajin di kelas dan tak banyak tingkah, mungkin karena cita-citanya yang tinggi tak bisa diraih tanpa usaha.

"Selamat Rio" Sean mengajak nya berhigh five, Rio pun membalas nya dengan kaku karena belum terbiasa

"Noona pasti akan senang mendengar kabar ini" lanjut Sean, dari sini lah Rio mulai berani berbicara dengan Sean, dan berinteraksi.

#TBC

Only Love CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang