51. First Sex🔞

3.6K 245 28
                                    

Irene hanya bisa pasrah saat Rio mulai melucuti baju nya, tak ada ucapan, hanya deru nafas yang memanas dan tersengal saling beradu, mereka mencoba melakukan apa yang mereka lihat di film tadi, di tambah, baju yang Irene pakai semakin memancing nafsu Rio, begitu juga dengan tubuh tanpa baju sang pemuda, membuat Irene penasaran.

"Aku boleh melakukan apa pun kan?" Tanya Rio, Irene mengangguk cepat, tanpa banyak bicara, Rio pun mulai membuka seluruh baju Irene, ia lalu mulai menjamah bagian-bagian sensiti sang kekasih, di mulai dari kaki, Rio tengkurap di antara kedua kaki ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku boleh melakukan apa pun kan?" Tanya Rio, Irene mengangguk cepat, tanpa banyak bicara, Rio pun mulai membuka seluruh baju Irene, ia lalu mulai menjamah bagian-bagian sensiti sang kekasih, di mulai dari kaki, Rio tengkurap di antara kedua kaki Irene dan mengecupi paha nya, kanan kiri bergantian, sang perawan pun mulai merasakan sensasi geli yang menimbulkan desiran di hati nya, canggung dan malu, tapi ingin Rio tetap melanjutkan nya, mulut dan lidah bergantian mencumbu paha dalam, sementara kedua tangan panjang Rio meraih kedua payudara Irene dari bawah, dan meremas nya lembut.

"Aaakkkhhh. . ." Desahan Irene tertahan, spontan kedua paha nya pun terbuka lebar, karena merasakan sensasi geli yang nikmat.

Cup

Pinggul Irene terangkat, saat bibir Rio menyapa vagina nya dengan kecupan.

"Oppaa. . ." Desahan manja nya membuat Rio kian terangsang.

Set

"Aaaakkhhh. . ." Pekik Irene lirih saat lidah Rio mulai menyapu dan membelah bibir vagina nya, dan sang pria semakin nakal, dengan memainkan ujung lidah nya di dalam lubang senggama Irene, sampai gadis itu kelimpungan merasakan sensasi nikmat yang baru kali ini ia rasakan, Rio memainkan kedua puting Irene dengan ujung jari telunjuk nya, dan sang gadis yang kebingungan mencari pegangan akhir nya menemukan sesuatu, yaitu rambut kepala Rio.

"Aaakkkhhh. . . Rio. . . Rio. . . " Irene menarik pinggul nya menjauh dari wajah Rio, tapi kedua tangan nya menekan kepala Rio akan semakin dalam memasukan lidah nya.

"Aaaaakkkhhh. . . " tubuh Irene menggelincang, kala Rio menghisap klitoris nya, vagina nya menyemburkan cairan hangat dan rasa nikmat yang tak terkatakan membuat tubuh nya menegang untuk beberapa saat, nafas Irene terengah-engah, dada nya kembang kempis, Rio pun segera melucuti celana nya sendiri, lalu duduk tepat di selangkangan sang kekasih, wajah Irene antara merona malu, tapi juga ingin menyentuh penis Rio yang begitu besar dan sudah menegang, ia tak berani melirik lagi, dan Rio mencoba memasukan ujung penis nya, tapi gagal, ia menekan pinggul nya.

"Sakit" aduh Irene sambil meringis menahan sakit.

"Baiklah, kita coba lagi" Rio merapatkan kedua kaki Irene, lalu menindih nya, ia memasukan lagi penis nya ke dalam vagina Irene dengan posisi kaki sang gadis di rapatkan, untuk mengurangi rasa sakit.

Sret

Rio menghentakan pinggul nya, sampai membuat Irene memekik nyeri.

"Akh" pekik nya kesakitan, Rio lun menatap nya khawatir, karena Irene menangis.

"Tidak apa-apa" Irene mengangguk menandakan jika ia baik-baik saja, Rio lalu meletakan kedua lengan nya di bawah leher Irene, mereka saling bertatapan, Rio sambil menggerakan pinggul nya maju mundur dengan sangat pelan, meski lubrikasi nya sempurna, rasa nyeri yang Irene terima adalah karena robek nya selaput dara milik nya, oleh penis Rio yang besar sesuai dengan tubuh nya yang tinggi tegap, sedangkan Irene bertubuh mungil.

"Aaakkkhh. . ." Irene mulai mendesah dengan mulut sedikit terbuka.

"Sangat sexy" gumam Rio memuji sang kekasih, ia sangat ingin segera menuntaskan permainan tapi ini terlalu nikmat untuk buru-buru di selesaikan.

Rio menekan pinggul nya dalam-dalam, sambil menatap wajah Irene yang langsung meremas seprei sebagai pelampiasan nya.

"Aaakhhh. . . Aaakkkhhh. . ." Desahan Rio membuat Irene juga mulai menikmati persetubuhan mereka dan lupa dengan rasa nyeri nya yang kini berubah menjadi rasa nikmat, mereka tidak melakukan nya dengan terburu-buru karena ingin menikmati nya.

"Aaakkhhh. . . Oppaaaa. . . " Irene memeluk punggung Rio dengan erat.

"Aku tak ingin mengakhiri nya" rancau Rio sesekali ia mengerang

"Aarrggghh. . . " Rio menjatuhkan wajah nya di bahu Irene, kedua tangan gadis itu pun turun ke bawah meremas bongkahan pantat berotot milik Rio dan menekan nya, agar penis sang pria semakin dalam memasuki vagina nya, gerakan pinggul Rio sedikit lebih cepat.

"Irena-ah, aku ingin keluar" bisik Rio dengan suara putus-putus.

"Keluarkan saja, aku siap menerima nya oppa" balas Irene, Rio lalu menegakan tubuh nya, bertumpu dengan kedua tangan nya, sepasang kekasih itu bertatapan dengan sorot mata yang sayu karena nafsu, Rio lalu mempercepat tempo permainan nya, tangan Irene masih meremas dan menekan pantat berotot Rio.

"'Irene-ahh. . . Aaakkhhh. . ." Desah Rio, wajah nya berpeluh, memerah dengan urat yang menonjol di kening nya.

"Oppaaaa. . . Aaaakkkhhh. . ." Irene mendesah manja, Rio lun jadi semakin terangsang.

"Irene. . . . Sayang. . ."

"Aaaaakkkkhhhhhh. . . "

"Oppaaaaa. . . Aaaaakkkhhh. . ." Kedua nya saling meneriakan nama sang tercinta saat mencapai puncak dari kenikmatan sebuah hubungan intim, yaitu orgasme, Rio menghentak-hentakan pinggul nya menyemburkan sperma hangat nya ke dalam rahim Irene yang menegang nikmat sambil mendongak.

Rio tak langsung mencabut penis nya, begitu Irene mulai rilek, ia lalu mencium bibir sang kekasih.

Cup

Ciuman panas pun kembali terjadi, .asih dengan posisi saling menindih dan penis nya berada di dalam vagina Irene.

Ciuman pun berakhir.

"Aku mencintai mu" ucap Rio tersenyum bahagia.

"Aku juga mencintai mu" balas Irene dengan wajah merona, Rio kemudian mencabut penis nya dengan berlahan, milik nya masih menegang, dan bernoda darah perawan milik Irene, ia lalu berdiri dengan acuh nya, mengambil tisu untuk mengelap penis nya, lalu menghampiri sang kekasih yang masih terkulai diatas ranjang, Rio membuka kedua paha Irene lalu mengusap vagina nya dengan tisu baru, membersihkan sisa cairan cinta mereka yang bercampur darah.

Rio kembali merangkak ke atas tubuh Irene, lalu mengecup bibir wanita itu.

Cup

Kemudian ia berbaring disamping sang kekasih yang terus menatap nya sambil tersenyum simpul.

"Maaf jika aku menyakiti mu" ucap Rio, Irene lalu merubah posisi nya menjadi menghadap ke arah Rio dan menangkup pipi sang pemuda tercinta.

"Aku tidak menyesal memberikan ini pada mu, karena aku percaya kamu adalah pria yang bertanggung jawab" balas Irene.


#TBC

Only Love CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang