Sebagai uncle dari keponakan perempuan, Rio kerap kali membelikan mainan untuk Gaeul, entah boneka atau apa pun itu.
"Rio, bisa bantu hyung?" Tanya Sean saat ia mengunjungi Rio di kampus nya untuk diajak makan siang bersama.
"Soal apa hyung?" Tanya Rio.
"Presentasi ke rumah sakit Cheongdam"
"Jika berhasil, bonus nya untuk mu semua, hari ini Gaeul akan menjalani imunisasi, dia pasti rewel nanti, dan noona mu tak bisa menangani nya sendirian, jadi hyung harus menemani mereka" alasan Sean kenapa ia meminta Rio untuk datang ke rumah sakit Cheongdam.
"Baiklah hyung" Rio sudah merasa nyaman dengan Sean dan Gaeul sekarang, jadi tak terkejut lagi saat tiba-tiba Sean menemui nya, meski masih tanpa Jennie, sang keponakan sendiri sudah berusia empat tahun sekarang, dan sang uncle juga sebentar lagi akan lulus dari kuliah nya.
Di tempat lain, Yuri sedang memasak mie untuk pelanggan nya, dan Irene pun membantu sang ayah membereskan meja yang baru saja dipakai oleh pelanggan mereka, Yuri nampak mengerjabkan mata beberapa kali, sambil menggeleng untuk mengusir rasa sakit kepala nya, ia berusaha menarik nafas dalam-dalam karena merasakan sesak dan nyeri di dada kiri nya, dan. . .
Bruk
"APPA!" Teriak Irene melihat tubuh sang ayah limbung, Yuri jatuh pingsan, Irene pun panik, ia histeris sambil berusaha membangunkan sang ayah.
Dan kembali ke Rio, ia tengah menyiapkan baju toga nya untuk wisuda minggu depan, di temani Sean yang memesankan nya di sebuah butik ternama, ia akan melakukan apa pun untuk dongsaeng ipar nya itu, karena hanya Rio lah keluarga satu-satu nya yang Jennie miliki sekarang.
"Bagaimana?" Tanya Sean pada Rio yang tengah mencoba baju wisuda nya.
"Sudah pas hyung" jawab nya tersenyum lebar, Gaeul yang ikut serta pun memuji sang paman.
"Wah, uncle tampan sekali" puji nya yang kini telah berusia empat tahun, Rio pun tertawa gemas, ia mengacak rambut si kecil.
"Gaeul nanti datang ya, di wisuda uncle?" Ujar Rio pada sang keponakan.
"Tentu uncle, Gaeul akan datang dengan daddy dan mommy nanti"
Deg
Rio langsung terdiam, menatap sendu sang keponakan yang mendongak menatap nya polos, Rio hanya tersenyum tipis tak membalas ucapan Gaeul, Sean pun mendekati kedua nya, untuk mencairkan suasana.
"Jangan lupa, ke rumah sakit Cheodam dulu setelah wisuda" Sean mengingatkan, karena jadwa mereka di minggu yang sama, hanya beda hari saja.
"Ya hyung"
Kembali ke Irene, ia membawa sang ayah ke rumah sakit, dan bertemu dengan dokter langsung.
"Tuan Kwon mengalami serangan jantung, ada penyumbatan di pembuluh darah nya, ini yang dinamakan dengan penyakit jantung koroner" jelas sang dokter, Irene meremas rok nya sendiri, menahan tangis mendengar ucapan sang dokter.
"Lalu tindakan apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa appa saya dokter?" Tanya Irene.
"Satu-satu nya cara adalah dengan memasang cincin atau stend untuk membuka saluran darah yang tersumbat oleh plak" jawab sang dokter.
"Dan biaya nya dok?" Tanya Irene serius.
"Dua puluh lima juta ₩on, itu untuk operasi nya saja, belum biaya obat, rawat inap, ruang ICU dan yang lain nya" papar dokter yang menangani Yuri.
"'Lakukan saja dok, saya akan mencari biaya nya" ucap Irene yakin, ia belum siap kehilangan sang ayah, jadi apa pun akan Irene lakukan demi kesembuhan Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love Can
FanfictionRio, pria miskin yatim piatu yang jatuh cinta pada putri pemilik kedai makan sederhana di sebuah pasar