Mereka pun tiba di rumah sakit, Irene langsung mengambil nomor antrian dan mendaftar untuk chek up sang ayah, sementara Rio menemani Yuri menunggu dengan duduk di bangku berdua.
"Tuan haus?" Yuri menggeleng.
"Lapar?" Yuri menggeleng lagi.
"Saat dokter memeriksa tuan nanti, apa pun yang tuan rasakan, katakan yang sejujur nya pada dokter ne, jangan di sembunyikan" pesan Rio.
"Iya, aku mengerti" Yuri mengangguk paham, Irene kembali menghampiri sang ayah, dan melihat nya tengah berbincang serius dengan Rio.
"Kenapa kamu baik sekali pada keluarga ku?" Batin Irene bertanya.
"Noona, aku tinggal sebentar ya, nanti aku jemput lagi" pamit Rio, karena ini hari dan jam kerja, dia tidak bisa meninggalkan tanggung jawab nya di perusahaan, Rio melangkah menuju halte untuk ke apotik Han Farma, yang memiliki banyak cabang di seluruh Korea, dan berpusat di Seoul.
Di rumah sakit, Suho tengah mengemasi tas nya di ruang loker khusus pegawai, shift malam nya telah berakhir, jadi hari ini ia bersiap untuk pulang, saat hendak menuju lobby, ia melihat Irene dan Yuri tengah duduk menunggu antrian untuk di periksa.
"Irene-ahh"
"Oppa"
"Kenapa kamu disini?"
"Mengantar appa chek up oppa" Suho menoleh ke arah Yuri dan baru menyapa nya.
"Tuan Kwon" Yuri mengangguk.
"Dapat nomor antrian berapa?"
"Dua belas"
"Kamu dengan siapa?"
"Rio"
"Kemana dia sekarang?"
"Sedang ada urusan sebentar katanya"
"Ah sial, pemuda itu lagi" batin Suho kesal.
"Bagaimana bisa dia pergi meninggal kalian begitu saja"
"Dia akan menjemput kami lagi nanti"
"Ini tak bisa di biarkan, aku akan menemani dan mengantar kalian nanti"
"Jangan, oppa kerja saja"
"Shift ku sudah selesai, aku tak bisa membiarkan kalian pulang berdua dengan kendaraan umum" alasan Suho, Irene pun menatap sang ayah ragu, ia ingin sekali menunggu Rio, tapi Suho terus memaksa untuk mengantar nya.
"Tuan Kwon tentu sudah lelah, kalian dari pagi sudah di sini bukan?" Masuk akal, apalagi Yuri baru seminggu yang lalu selesai operasi pemasangan ring di jantung nya, pasti fisik nya belum sepenuh nya pulih.
Sementara Rio nampak gelisah, sang pemilik apotek tak kunjung memberi kepastian, dengan alasan masih mempelajari proposal yang Rio ajukan, padahal proposal itu sudah di kirim jauh-jauh hari untuk di pelajari lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love Can
FanfictionRio, pria miskin yatim piatu yang jatuh cinta pada putri pemilik kedai makan sederhana di sebuah pasar