48. Ketahuan Sean

1.6K 245 24
                                    

Keesokan hari nya, karena sudah terbiasa ke kantor Rio, Irene pun datang lagi dan tanpa canggung langsung menuju ke ruangan sang kekasih, pintu nya sedikit terbuka, Irene mengintip nya, terlihat Rio sedang membaca beberapa kertas yang berada di atas meja sofa tamu nya, wajah nya nampak serius, awal nya sang gadis tersenyum lucu menatap kesibukan Rio, tapi beberapa saat kemudian, senyum nya memudar, menyadari kesibukan Rio.

"Dia pasti lelah tak hanya fisik, tapi juga pikiran nya" batin Irene sendu, tanpa mengetuk, ia pun masuk dengan mengendap-endap, dan meletakan bawaan nya, lalu tiba-tiba .emeluk Rio dari belakang.

Sret

"Astaga" kaget Rio, Irene terkikik lucu, tapi Rio juga tak bisa marah pada kejahilan sang kekasih.

"Serius sekali, ini sudah jam nya makan siang, letakan dulu pekerjaan mu" ujar Irene tepat di telinga kanan Rio, ia lalu mengambil alih kertas ditangan pemuda itu, lalu meletakan nya diatas meja.

"Aku lupa, untung kamu datang" balas Rio

"Makan dulu ya, aku siapkan" bujuk Irene

"Iya" Rio mengangguk, ia lalu menggulung lengan kemeja nya, sementara Irene menyiapkan makan siang untuk Rio yang dia bawa, gadis itu terus tersenyum menatap Rio yang tengah lahap menyantap makanan nya, sesekali ia mengusap sudut bibir Rio dengan tangan nya, membersihkan nya dari noda kuah sayur atau kimchi.

"Apa yang sedang kamu kerjakan?" Irene menatap satu per satu kertas diatas meja tadi.

"Mengechek proposal sebelum aku melakukan presentasi dan negosiasi dengan calon klien" jawab Rio

"Pasti melelah kan?" Tebak Irene.

"Lumayan"

"Sini aku pijit" ucap Irene setelah Rio selesai makan, ia meminta sang kekasih duduk selonjor membelakangi nya, Irene pun mulai memijat kedua bahu Rio.

"Enak?"

"Uhum" Rio memejamkan kedua matanya menikmati pijatan Irene, lama-lama tubuh nya mulai melemah dan bersandar di bagian tubuh depan Irene, rupanya Rio tertidur, perut kenyang, lalu dipijat siapa yang akhirnya tidak mengantuk? Bayi pun juga pasti akan langsung pulas.

Tok. . . Tok. . .

Pintu ruangan Rio di ketok dari luar, Irene kebingungan karena posisinya badan dia di sandari oleh Rio, jadi tak bisa membuka nya, ditengah kebingungan nya, tiba-tiba pintu pun terbuka, Irene terbelalak menatap Sean yang berdiri di sana.

"Irene"

"Oppa" ia salah tingkah dan kikuk, karena posisi Rio yang begitu intim pada nya, padahal Sean biasa saja.

"Dia sudah makan siang ruapanya" ujar Sean melihat peralatan bekas makan Rio yang belum di beresi.

"Sudah oppa, dia kelelahan dan kekenyangan sampai tertidur" kata Irene.

"Baiklah, aku mengkhawatirkan nya karena dia tidak datang ke restauran noona nya tadi, baguslah kalau dia sudah makan, beberapa hari ini dia tidak pernah makan siang jika tidak dipaksa" beritahu Sean, Irene pun jadi merasa bersalah.

"Jadi yang ia katakan kemarin benar" batin nya.

"Aku pergi dulu Irene-ahh" pamit Sean.

"Ne oppa" Irene menatap wajah damai Rio, lalu mengusap-usap pipi nya dengan punggung jari, sampai ia ikut tertidur dengan menyandarkan kepalanya di bahu kanan Rio.

Diluar, Sean langsung menghubungi sang istri lewat telpon.

"Hallo"

"Hallo oppa, ada apa?"

"Sebentar lagi kamu akan memiliki dongsaeng ipar"

"Maksud oppa?"

"Rio dan Irene, mereka sudah resmi berkencan"

"Dari mana oppa tahu?"

"Irene kembali mengirimi Rio makanan, dan melihat sikap manja dongsaeng kita pada nya, itu sudah cukup jadi bukti" Jennie terkikik lucu dan senang mendengar cerita sang suami.

"Aku senang mendengar Rio telah punya pasangan sekarang" suara Jennie terdengar sedikit gemetar menahan tangis karena terharu.

"Sebagai yang tertua, tugas kita harus menyiapkan yang terbaik untuk Rio nanti"

"Ne oppa, kita lakukan sama-sama ne"

"Tentu wifey"

Sambungan telpon pasangan suami istri itu pun terputus, di ruangan nya, Rio terbangun lebih dahulu, ia merasakan hembusan nafas Irene menerpa leher nya, tak mungkin dia membangunkan sang kekasih, karena Irene juga pasti kelelahan.

"Noona" Rio akhir nya tak tahan, rasa merinding karena nafas Irene membuat ia menahan hasrat ingin buang air kecil, ia mengusap-usap rambut Irene agar terjaga.

"Eengh. . ." Irene terkesiap, ia langsung menarik kepala nya dari bahu Rio, pemuda itu langsung beranjak ke kamar mandi dengan terburu-buru, kepala Irene rasanya berdenyut, karena ia kaget dan langsung terbangun tadi.

Rio kembali dari toilet, dan melihat kekasih nya itu menyandarakan kepalanya di bantalan punggung sofa, ia pun mendekat.

"Kenapa? Pusing?" Tanya Rio, ia menangkup pipi kiri Irene dengan tangan tangan kanan, gadis itu menatap penuh cinta sambil mengangguk.

"Maafkan aku, mungkin karena noona terkejut saat aku membangunkan mu tadi" sesal Rio.

"Tidak, bukan salah mu" Irene malah membaringkan kepalanya dipangkuan Rio.

"Masih mengantuk?"

"Tidak, hanya aku merasa dingin dengan udara nya" Rio kemudian merubah posisi Irene jadi berbaring lurus di atas sofa, ia pun ikut berbaring di samping nya, gadis itu langsung beringsut dipelukan Rio.

Dreeettt. . .

Rio meraih ponsel nya yang bergetar, sebuah pesan baru masuk.

From Sean hyung:
Kapan mau bercerita pada hyung?

To Sean hyung:
Cerita soal apa hyung?

From Sean hyung:
Soal gadis yang tidur dengan mu di sofa

Rio langsung menunduk menatap Irene yang kembali memejamkan kedua mata nya sambil menghirup nafas dalam-dalam, mencium aroma tubuh sang kekasih.

"Noona, Sean hyung tadi kesini?" Tanya Rio.

"Iya, saat kamu tertidur tadi" jawab Irene tanpa membuka kedua mata nya.

To Sean hyung:
Hyung dimana sekarang?

From Sean hyung:
Masih di luar, ada klien baru yang mengajak meeting mendadak.

Rio melirik jam di ponsel nya, ternyata sudah hampir jam empat sore, masih ada waktu sebelum jam pulang kantor.

"Aku bereskan pekerjaan ku dulu" ujar Rio, ia lalu berdiri dan beranjak dari sisi Irene, mengambil jas nya yang tergantung di sandaran kursi kebesaran nya, untuk ia selimutkan pada sang kekasih, kemudian mulai merapikan kertas-kertas nya, Irene masih meringkuk memperhatikan setiap gerakan Rio, sambil tersenyum bahagia, karena akhir nya, perasaan nya berbalas, padahal selama ini, ia selalu merasa sakit setiap menatap dan memikirkan Rio, karena ia lah yang pertama jatuh cinta pada pemuda itu.


#TBC

Only Love CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang