Rio selesai makan siang, menyantap nasi bebek sambil di suapi sang gadis.
"Jangan pulang dulu, ayo kita menemui noona" ajak Rio, ia membereskan bekas makan nya untuk di buang ke tempat sampah.
"Unnie dimana?"
"Di tempat nya bekerja, nanti aku jemput lagi setelah pulang kantor, dia minta kamu ke sana" jelas Rio sambil berjalan keluar bersama Irene, mereka menaiki mobil milik Rio.
"Jauh tidak tempat nya?"
"Tidak, lima menit lagi kita sampai" jawab Rio, tangan Irene terulur untuk merapikan kerah kemeja yang Rio pakai, dan pemuda melirik Irene sambil tersenyum manis.
Wajah Irene langsung merona, ia menahan senyum malu dan membuang tatapan nya dari Rio.
"Kita sudah sampai" ujar Rio untuk mencairkan suasana yang canggung.
Rio membuka kan pintu mobil untuk Irene, yang ternyata Sean, dan Jisoo masih di sana, kedua sejoli itu pun masuk.
"Noona, hyung" sapa Rio pada Jennie, Jisoo dan Sean.
"Irene-ahh" sambut Jennie, yang langsung menghampiri sang tamu dan memeluk nya sambil berciuman pipi, Irene lalu tersenyum menyapa Jisoo dan Sean.
"Noona, aku titipkan noona Irene di sini, kami mau pergi dulu" pamit Rio.
"Tenang, calon ipar ku aman di sini" goda Jennie, merasa malu, Rio langsung pergi lebih dulu, Irene hanya tersenyum malu-malu.
Rio, Jisoo dan Sean pergi ke rumah sakit Cheongdam untuk membicarakan kerja sama lebih lanjut, karena mereka juga ingin di bantu mengimport obat-obat tertentu yang tidak ada di Korea, mereka pun tiba, tepat setelah beberapa staff rumah sakit selesai melakukan meeting singkat.
"Tuan Sean" sapa Lee Dong Wook yang melihat rombongan Sean tiba, para pegawai nya juga membungkuk menyapa Sean, Rio dan Jisoo.
"Hey, Rio" sapa Suho, karena ada Sean, dia langsung merangkul bahu Rio dan terlihat sok akrab, Jisoo mengerutkan kening nya, Sean menatap heran.
"Kalian saling mengenal?" Tanya Sean sedikit tak suka pada Suho.
"Tidak/iya" jawab Rio dan Suho serentak, tapi tak kompak.
"Tidak hyung, kami hanya beberapa kali sempat bertemu, saat appa di rawat di rumah sakit ini" jawab Rio sambil melepaskan rangkulan Suho di bahu nya, sang perawat tersenyum kecut, wajah nya langsung memucat, melihat reaksi Sean, Dong Wook pun segera meminta mereka masuk, karena tak ingin ada keributan lagi antara Suho dan Sean.
"Mari tuan, nona, kita masuk ke dalam" Dong Wook mempersilakan tamu-tamu nya masuk, Rio pun mengacuhkan dan mengabaikan Suho lalu masuk mengikuti sang hyung, dalam hati Suho tentu kesal, tak di akui jika mereka saling mengenal, tapi juga malu karena sempat meremehkan Rio dulu.
Sementara di Seannie
Gaeul baru datang dari sekolah setelah di jemput Minho, ia menemukan Irene sedang memakan pai labu bersama sang mommy.
"Aunty!" Seru Gaeul, Irene pun menoleh.
"Hey sayang, baru pulang sekolah hm?" Sambut nya, Gaeul mendekat sambil menenteng manisan jeruk.
"Iya, ternyata aunty disini? Pantas Gaeul tadi hanya bertemu harabeoji, kedai sudah tutup lebih cepat aunty, semua habis, jadi harabeoji nembelikan ini untuk Gaeul" cerita nya sambil menunjukan manisan jeruk ditangan nya pada Irene.
"Jadi Gaeul belum makan?" Tanya Irene, yang ditanya menggeleng.
"Aunty buatkan sup ayam mau?"
"Mau mau" antusias Gaeul
"Unnie, bolehkah?" Ijin Irene.
"Tentu, ayo aku temani" ajak Jennie ke dapur khusus milik nya.
Beberapa saat kemudian, Gaeul sibuk melahap sup ayam buatan Irene, Jennie memasak nasi goreng kimchi andalan nya, Sean dan Rio pun datang dari kantor, sang paman langsung duduk di hadapan sang keponakan.
"Wah seperti nya enak sekali" ujar Rio mengintip makanan Gaeul.
"Suapi uncle ya, aaa. . ." Pinta Rio membuka mulut nya minta di suapi sang keponakan.
"Aunty, uncle minta di suapi" teriak Gaeul memanggil Irene, Jennie dan Sean langsung menoleh ke arah Rio dan Irene bergantian, yang di toleh langsung pura-pura bodoh, sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, sementara Irene hanya terkejut, takut Sean dan Jennie akan berpikir macam-macam.
"Ayo noona, aku antar pulang" Rio langsung berdiri tanpa berani menatap Irene, Sean dan Jennie.
"Iya" jawab Irene lirih.
"Tunggu Irene-ahh, ini nasi goreng andalan ku, untuk mu dan appa nanti" beritahu Jennie, mengemas dua porsi nasi goreng buatan nya dalam kemasan mewah khas restauran milik nya.
"Ne unnie, terima kasih" jawab Irene.
"Oppa, Irene pulang dulu" pamit nya pada Sean.
"Hati-hati ne, salam untuk appa" balas Sean.
"Gaeul, aunty pulang dulu" pamit nya mencium kepala gadis kecil yang masih asyik makan itu.
"Bye aunty"
Dan seminggu penuh, Irene selalu mengantar nasi bebek ke kantor Rio, kadang dimakan sendiri, kadang di suapi oleh Irene, tapi tetap, gadis itu yang menyiapkan dan melayani nya, Rio serasa punya pasangan saja, dan tentu saja ia sangat senang setiap kali ada yang mengetuk pintu ruangan nya dan ternyata itu adalah Irene.
Sampai suatu hari, Yuri berhenti menyuruh sang putri mengantar makanan untuk Rio.
"Appa tidak menyuruhku untuk mengirim makanan lagi?" Tanya sang putri heran.
"Tidak, dia tidak memesan nya" jawab Yuri, wajah Irene pun berubah sendu, kecewa karena tak bisa melakukan hal yang paling ia sukai lagi.
"Mungkin dia bosan dengan nasi bebek di kedai appa" batin Irene, ia lalu mencuci bekas makan pelanggan Yuri, sambil melamun.
Rio gelisah, sudah dua hari Irene tak datang membawakan makan siang untuk nya, dan dia tak tahu apa alasan nya, mau menelpon sungkan, tidak di telpon dia terlanjur suka dan senang dengan perlakuan Irene pada nya akhir-akhir ini.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love Can
FanfictionRio, pria miskin yatim piatu yang jatuh cinta pada putri pemilik kedai makan sederhana di sebuah pasar