2. Melanggar Janji

1.7K 248 34
                                    

"Tolong letakan beras nya di sudut dapur" ujar Irene, Rio pun menurut, ia tak berani menatap gadis itu dan hanya terus menunduk.

"Upah mu sudah ku titipkan pada ahjuma pemilik toko beras tadi" beri tahu nya, Rio tak menjawab, ia hanya membungkuk sebelum meninggalkan kedai.

Sesampai di pasar lagi, Rio pun menghampiri pemilik toko beras tadi.

"Ahjuma, nona itu berkata jika upah ku dititpkan pada mu?" Tanya Rio


"Iya, ini, ambil lah" Rio menerima dua ribu ₩on, padahal Irene memberi nya lima ribu ₩on tapi ahjuma itu tak memberikan nya semua, Rio tak protes, karena ia tak tahu berapa uang yang seharus nya ia terima, Rio pikir Irene memang memberi nya sekian.

Setiap hari Rio akan ke pasar untuk sekedar membantu orang-orang yang butuh tenaga atau mengambil sisa sayur dan beras, yang penting ia dan ibu nya bisa makan setiap hari nya, karena penghasilan nya tak sanggup untuk membelikan nya obat, ia tak mau mencuri meski punya banyak kesempatan, karena ia sudah berjanji pada sang ibu, yang batuk nya kian parah setiap hari nya.

Rio hendak menyuapi sang ibu, ia mengambilkan bubur yang hanya dimasak dengan daun sawi putih sebagai lauk sekaligus pengganjal agar terlihat banyak dan mengenyangkan untuk mengisi perut.

"Ayo ibu, makan dulu, biar Rio suapi" pria kecil itu membantu sang ibu untuk bersandar pada dinding kamar nya agar lebih mudah untuk makan.

Deg

Rio terkejut mendapati ujung selimut sang ibu bernoda darah, pasti batuk nya kambuh, bahkan sampai mengeluarkan darah, Rio tak berani bertanya, karena sang ibu pasti akan berbohong nanti, ia pun murung, ke pasar pun lebih banyak melamun, memikirkan nasib sang ibu, Rio berjalan dengan gontai, menyusuri ruko depan pasar, melewati kedai makan milik Kwon Yuri, Irene yang sedang menunggu pelanggan datang pun memperhatikan pria kecil yang melewati nya dengan wajah sendu itu, tapi ia tak merasa dekat dengan Rio, jadi tak menyapa nya.

Rio berdiri di depan sebuah toko obat yang ramai pengunjung, cukup lama ia hanya mematung memperhatikan dari luar, pikiran nya berkecamuk, janji nya pada sang ibu terus terlintas dipikiran nya, tapi hati nya juga ingin menangis, mengingat keadaan sang ibu sekarang, pikiran seorang anak adalah, bagaimana pun cara nya, ia ingin sang ibu sembuh tentu nya.

Rio pun memberanikan diri untuk memasuki toko obat itu, dengan langkah ragu, ia pun menghampiri seorang pria dewasa yang sedang melayani pembeli.

"H-hyung"

"Yaa, ada yang bisa hyung bantu?" Balas sang pegawai ramah pada Rio.

"A-aku ingin membeli obat batuk, dua botol" jawab Rio, tangan kanan nya nampak meremas ujung bawah celana pendek nya dengan gelisah, karena sebenarnya  ia tak punya uang.

"Tunggu sebentar" pria tadi mengambilkan obat yang Rio mau.

"Ini, total 12500 ₩on" pria itu meletakan kantong berisi dua botol ibat tadi dihadapan Rio, yang masih diam, sambil menunggu Rio membayar, pelayan tadi berbincang dengan pelanggan lain, dan kesemaptan ini Rio gunakan untuk melarikan diri.

Sret

Rio menyahut plastik tadi dan membawanya kabur tanpa membayar nya lebih dulu, pelayan tadi pun terkejut.

"PENCURI!" teriak nya sambil menunjuk ke arah Rio yang lari sekuat tenaga, pelayan itu pun mengejar nya, sambil terus berteriak.

"PERCURI!" Tapi apalah daya, langkah kaki Rio kalah lebar, jadi ia tertangkap tepat di depan kedai makan Kwon Yuri.

"PENCURI!" Semua orang pun menatap ke arah Rio dan pria yang mengejar nya itu bergantian.

Set

Kerah baju Rio ditarik dari belakang oleh si pengejar tadi, Yuri dan Irene pun melihat adegan itu, kedua nya menatap dengan cemas.

Plak

"DASAR PENCURI, KEMBALIKAN OBAT NYA!" Hardik pegawai tadi sampil menampar wajah Rio, Yuri yang tak tega pun menghampiri nya, dan pria itu menarik paksa kantong celana Rio untuk mengambil obat yang ia curi tadi.

"Hey hey" Yuri berusaha menengahi, menegur cara pemuda itu dalam menangani Rio

"Dia mencuri obat batuk dari toko saya tuan" jelas pria itu, Yuri menatap Rio yang menunduk sambil meneteskan air matanya, antara takut dan malu, badan nya gemetar.

"Berapa harga obat nya?" Tanya Yuri.

"12500 ₩on tuan"

"Ini, aku bayar, dan berikan obat nya" Yuri memberikan uang nya pada pegawai toko obat tadi dan mengambil kantong berisi botol obat tadi, setelah pegawai itu pergi, Yuri memberi kode pada Irene agar membungkuskan nasi dan sayur untuk Rio, gadis itu pun menghampiri sang ayah dan menyerahkan bungkusan nasi pada Yuri.

"Ini, berikan pada keluarga mu yang sakit" ucap Yuri mengulurkan kantong berisi obat dan makan tadi pada Rio, yang terus menunduk.

Set


Rio langsung merebutnya tanpa mengatakan apa-apa saking malu nya, dan khawatir akan keadaan sang ibu yang sudah setengah hari ia tinggal di rumah sendirian, Yuri tersenyum iba menatap punggung kecil itu berlari menjauhi nya, begitu juga dengan Irene.

"Maafkan Rio, ibu, ini yang pertama dan terakhir kali nya Rio melanggar janji pada ibu" gumam Rio sambil berlari pulang ke rumah nya yang berada di belakang pasar.

"Ibu! Rio pulang, membawa obat dan makanan untuk ibu!" Seru nya begitu memasuki rumah, ia segera belari menuju ke kamar sang ibu.

"IBU!" Teriak Rio melihat sang ibu terbaring dengan mata terpejam dan darah kental diatas bantal nya, jiwa Rio terasa tercabut melihat pemandangan di hadapan nya.



#TBC

Only Love CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang