5. Malaikat Penolong

1.5K 243 27
                                    

Lima hari sudah Rio di rawat di rumah sakit, ia kini tak lagi memakai selang infus, dan duduk di tepi ranjang memakan bubur yang disuapi oleh seorang perawat, hari Minggu dan Jennie mengunjungi nya bersama Sean dan Jisoo

"Selamat pagi" sapa Jennie, dengan senyum lebar nya, Rio membungkuk membalas sapaan Jennie, sang perawat telah selesai menyuapi sarapan Rio.

"Aku belum tahu siapa nama mu?"

"R-rio, noona" jawab nya lirih.

"Nah Rio, kenalkan ini adalah kekasih ku Sean, dan itu sahabat ku, Jisoo unnie" ucap Jennie.

"'Hay Rio" Sean melambaikan tangan nya pada Rio sambil tersenyum, Jisoo mendekat.

"Ini ada mainan untuk mu" Jisoo menyerahkan sebuah pesawat terbang untuk Rio, yang diterima nya dengan ragu.

"Kamu punya saudara?" Tanya Jennie, Rio menggeleng.

"Ayah atau ibu?" Rio kembali menggeleng.

"Luka ini, apa yang terjadi saat itu?" Selidik Jennie

"Dua orang pria dewasa menculik saya, dan membawa ke gang lalu menghajar saya" cerita Rio.

"Kamu mengenali mereka?" Kini Sean yang bertanya.

"Mereka adalah dua orang yang gagal merampok noona malam itu" Jennie terbelalak, ia terkejut, menyadari bahwa bantuan Rio beresiko dengan taruhan nyawa.

"Terima kasih sudah membantu ku malam itu, jika tidak, entah apa yang terjadi, karena itu menyangkut dokumen penting perusahaan" ucap Jennie tulus, ia adalah pewaris perusahaan yang menyuplay alat-alat kesehatan ke hampir seluruh rumah sakit di Korea Selatan, hingga di usia muda nya, ia tak melanjutkan kuliah dan memilih untuk menjalankan perusahaan sang kakek, ia adalah putri tunggal yang kedua orang tua nya sudah meninggal, awal nya Jennie hidup bersama sang kakek, tapi kemudian ia pun juga meninggal, itu lah kenapa Jennie memutuskan untuk tinggal bersama Sean sang kekasih di rumah peninggalan keluarga nya.

Sean, Jennie dan Jisoo pun pulang dari rumah sakit, mereka makan siang terlebih dahulu di sebuah restauran.

"Sean, aku boleh membawa Rio untuk tinggal dengan kita kan?" Ijin Jennie pada sang kekasih, padahal rumah yang mereka tempati adalah milik Jennie, bukan milik Sean.

"Rumah itu milik mu Jenn, kamu bebas mau membawa siapa pun kesana, tapi apa tidak beresiko? Kita tidak tahu pasti siapa dia? Aku khawatir, akan ada beberapa oknum yang ternyata memanfaatkan nya" cemas Sean, ia takut jika ternyata Rio nanti sengaja di korban kan oleh keluarga nya.

"Dia tidak punya keluarga Sean, kamu tahu itu"

"Tapi Jenn, dia orang asing, kenapa tidak kamu sewakan sebuah apartemen saja?"

"Anak usia sepuluh tahun kamu suruh dia tinggal sendiri di apartemen Sean? Oh ayolah" Jennie tak habis pikir dengan ide Sean.

"Kita harus waspada Jenn, jika kamu bukan keturunan Kim, aku juga tak akan seperti ini" debat Sean, Jisoo pun hanya bisa memijat pelipis nya mendengar pertengkaran Jennie sang majikan dan kekasih nya.

"Aku bisa menempatkan Rio di kamar belakang bersama yang lain nanti, dia bahkan sudah mempertaruhkan nyawanya, dan kamu masih menaruh rasa curiga pada bocah sepuluh tahun Sean?" Jennie lalu berdiri, ia meninggalkan meja yang mereka tempati, lalu pergi begitu saja, Jisoo pun ikut berdiri, ia menyusul Jennie, Sean menghela nafas, perusahaan Jennie adalah yang terbesar di Korea, ia memiliki banyak pesaing, jadi wajar jika Sean harus bersikap waspada pada orang asing disekitar sang kekasih.

Sean pun ikut pergi meninggalkan restauran tanpa menyentuh makanan yang sudah mereka pesan dan bayar, karena berselisih paham dengan Jennie, ia pun pulang ke rumah, begitu masuk, ia mendapati wanita itu tengah membuka baju nya di kamar, bersiap untuk mandi, kesempatan ini tak disia-siakan oleh Sean, ia mendekati Jennie, mengecup bahu kanan nya yang terekspose dari belakang.

Cup

"Aku minta maaf, kamu boleh membawa nya ke rumah ini, tapi sesuai janji mu, ia akan tinggal di paviliun belakang bersama yang lain" ucap Sean, ia memeluk Jennie dari belakang dan mengendus leher samping Jennie.

Ada dua paviliun yang berdampingan di bagian belakang rumah Jennie, yang satu di tempati oleh pegawai namja, dan yang satu yeoja, dibagian namja ada Minho dan Sungjae, sopir pribadi Jennie dan Sean, sementara di paviliun yeoja, di huni oleh ahjuma Shoo dan satu pegawai muda perempuan lain nya bernama Jieun.

Ada dua paviliun yang berdampingan di bagian belakang rumah Jennie, yang satu di tempati oleh pegawai namja, dan yang satu yeoja, dibagian namja ada Minho dan Sungjae, sopir pribadi Jennie dan Sean, sementara di paviliun yeoja, di huni oleh ahjuma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shoo(40)



  

"Iya" jawab Jennie lirih.

Dua hari kemudian, Rio di ijinkan untuk pulang, dan Jennie yang menjemput bersama Jisoo, karena Sean ada rapat penting di perusahaan Jennie, ia bekerja sebagai bagian pemasaran, yang melakukan negosiasi dan lain-lain, sedangkan pemimpin nya tetap Jennie, dan Jisoo adalah asisten sekaligus sekertaris nya.

Bocah itu sudah berdandan rapi duduk diujung ranjang, menunggu Jennie datang, karena perawat sudah memberitahu jika Rio akan ada yang menjemput, akhir nya yang di tunggu pun datang.

"Rio akan tinggal di rumah ku ne" ujar Jennie.

"Tapi noona. . ." Ia hendak menolak.

"Bagi anak seusia mu, tinggal di jalanan tidak lah aman Rio" paksa Jennie.

"Jika tinggal dengan ku nanti, kamu akan aku sekolahkan, dan tak perlu memungut botol minuman bekas dijalanan" rayu Jennie, Rio berpikir sejenak.

"Baiklah" akhir nya ia setuju untuk tinggal di rumah Jennie yang bagaikan malaikat penolong untuk Rio, ia menerima tawaran Jennie karena Rio berfikir mungkin dari sini, impian nya bakal terwujud.

#TBC



Only Love CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang