Rio tumbuh menjadi remaja tanggung lima belas tahun yang sudah duduk di bangku sekolah menengah atas, ia masih tinggal dengan Jennie, meski lugu dan polos, Rio tahu cara menempatkan diri.
Perusahaan Jennie juga semakin pesat berkembang, menjadi penguasa hampir enam puluh persen import alat kesehatan yang di salurkan ke berbagai rumah sakit baik umum maupun swasta, dan ini tentu membuat para pesaing tidak senang, Rio masih rutin di bawa Sean ke tempat ia presentasi atau meeting, dan karena dia sudah dewasa, jadi di ijinkan ikut masuk ke ruangan.
"Aku akan memberi mu tantangan" kata Sean.
"Tantangan apa hyung?" Tanya Rio bingung.
"Hari ini akan datang satu kontainer alat suntik dari Jerman, alat ini di produksi dari anak perusahaan Gweetch, yang sudah terkenal, jadi mereka baru mulai membuka pasar untuk perusahaan baru ini, jika kamu bisa menjual nya, hyung akan membelikan mu ponsel" tantang Sean, Rio memang belum memiliki ponsel, tapi dia punya laptop pemberian Jennie sebagai hadiah kelulusan saat junior high school dulu karena Rio lulus dengan nilai tertinggi umum.
"Hyung memberiku waktu berapa lama?" Tanya Rio.
"Dua Minggu"
"Dan jika mereka bertanya aku dari mana, Rio harus jawab apa?"
"Dari perusahaan Kim tentu nya, ini kartu identitas mu, dan ini proposal nya" Sean menyerahkan ID atas nama perusahaan nya pada Rio.
"Kamu bisa meminta tolong pada Minho hyung untuk mengantarmu ke rumah sakit" lanjut Sean.
"Baik hyung"
Sean memberi Rio tantangan untuk mengisi waktu liburan nya, dan Rio rupanya tak main-main, ia mulai mencari nama-nama rumah sakit di seluruh Seoul, kota tempat ia tinggal sekarang, dan mendatangi nya satu per satu, sudah seminggu lebih, tapi tak kunjung ada yang berminat, semua menolak nya, sampai akhir nya, Rio tiba di sebuah rumah sakit central yang kata Sean bukan lah klien Kim, mereka memakai perusahaan Jongin, Rio tak paham akan hal itu, setahu nya, jika Sean belum mendatangi rumah sakit itu, berarti dia boleh mendatangi nya, dengan percaya diri, Rio pun masuk menemui bagian managemen kantor, dia meniru gaya Sean dengan baju resmi nya, meski wajah tak bisa berbohong bahwa ia masih lah sangat muda, masih belasan tahun.
"Saya berani menjamin bahwa produk dari kami ini berkwalitas bagus, meski berharga murah, kami tak main-main demi kepuasan klien kami" ujar Rio.
"Dimana-mana, yang nama nya harga murah belum tentu kwalitas nya juga bagus"
"Perusahaan Kim tak pernah bekerja sama dengan pabrik murahan"
"Perusahaan Kim?" Kaget mereka, dan saling bertatapan, lalu berbisik satu sama lain.
"Baik, kami setuju, kerja sama bisa di perpanjang jika kami puas dengan barang dari anda"
Di keesokan hari nya, rumah sakit pusat memutus hubungan kerja sama dengan perusahaan Jongin, hal ini tentu membuat sang CEO murka.
Dan Rio, kurang dari dua minggu dia telah berhasil menjual satu kontainer alat kesehatan, guna menjawab tantangan dari Sean, kekasih Jennie itu terbahak senang, dengan kerja keras Rio, ia pun menepati janji nya dengan membelikan ponsel pintar untuk Rio.
"Apa ini tidak beresiko Sean, merebut rumah sakit pusat dari perusahaan Jongin?" Cemas Jisoo.
"Ini bisnis noona, kamu tahu itu kan?" Balas Sean santai, ia pun pulang lebih cepat dari kantor, karena akan keluar dengan Rio untuk membeli ponsel.
Dengan wajah kesal, Jongin mendatangi perusahaan milik Jennie, untuk komplain tidak mungkin, tapi untuk membalas dendam tentu nya.
"Saya ingin bertemu dengan Kim Jennie"
"Baik, silakan tuan" ujar pegawai Jennie yang berada di lobby tanpa bertanya lebih dahulu.
Tok. . . Tok. . .
Jisoo membuka pintu ruangan Jennie, ia terkejut melihat tamu yang datang, Jongin, pria yang semasa kuliah dulu adalah kekasih Jennie.
"O-oppa" kaget Jennie
"Aku hanya berkunjung sebentar, kebetulan lewat di daerah sini tadi" ucap Jongin, ia enggan duduk.
"Aku rasa kamu pasti tahu siapa Jaehyun kan? Seorang mantan anggota polisi yang dipecat dengan tidak hormat karena kasus penyalahgunaan jabatan, dia kini bekerja sebagai detektif independen, Sean menemui nya di sungai Han waktu itu" Jongin meletakan selembar foto pertemuan Sean dan Jaehyun waktu itu, diatas meja Jennie, yang tentu saja terkejut bukan main.
"Dan kamu tahu apa yang Sean sembunyikan dari mu?" Jennie menggeleng lirih.
"Rio, dia adalah anak haram ayah mu dengan Sandara" Jongin tersenyum licik.
"Orang yang selama ini kamu cari, justru berada di dalam rumah mu sendiri, ini sangat lucu" bahak Jongin puas, Jennie meremas foto Jaehyun dan Sean tadi, kepala nya mendidih, hati nya memanas, Sean sangat pandai menutupi rahasia ini selama lima tahun dari nya, sandiwara nya begitu sempurna, pura-pura tidak menyukai Rio, dan berlahan mulai luluh untuk melindungi bocah itu rupanya, kini, Jennie diliputi amarah yang membara, pada Sean dan Rio, keinginan nya untuk membalas dendam belum sepenuh nya mati, mengingat kematian tragis Taeyeon dan Jessica yang terjadi karena Sandara, ibu kandung Rio.
Jennie langsung menyahut tas nya, dan keluar dari ruangan nya, Jongin tersenyum puas.
"Selamat tinggal Kim" gumam nya, ia tahu, jika selama ini, perusahaan Jennie bisa solid karena tak lepas dari campur tangan Sean yang pandai bernegosiasi, dan jika hubungan mereka putus, perusahaan ini pasti akan limbung, kehilangan salah satu pegawai handal nya, yang cukup di segani oleh lawan bisnis mereka, Jisoo mengejar Jennie.
"Jennie, tunggu, jangan gegabah, tanyakan dulu baik-baik pada Sean, dia pasti punya alasan yang tepat" bujuk Jisoo, Jennie yang sudah di kuasai amarah pun tak menggubris nya.
Sementara di rumah, Rio tengah belajar menggunakan ponsel baru nya bersama Sean di ruang tamu, mereka bahkan mengambil foto berdua juga sambil tertawa bahagia.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love Can
Fiksi PenggemarRio, pria miskin yatim piatu yang jatuh cinta pada putri pemilik kedai makan sederhana di sebuah pasar