"Ayo masuk dulu" ajak Yuri pada Rio yang mengantarnya pulang dari rumah sakit.
"Ne tuan" Rio pun menurut, setelah membayar taksi nya, ia pun mengambil tas pakaian milik Yuri, sementara Irene memapah sang ayah memasuki rumah mereka, setelah memutar kunci, Irene pun membuka pintu rumah nya lebar-lebar.
"Masuk lah Rio" ujar Yuri, Rio pun melangkah masuk, Irene langsung mengambil bawaan sang tamu setelah mendudukan sang ayah di ruang tamu.
"Tidak, biar Rio bawakan ke dalam noona"
"Ne, terima kasih" sungkan Irene malu-malu, Yuri boleh senang sekarang, karena sakit nya sudah diobati meski minggu depan ia masih harus kontrol ke rumah sakit lagi.
Rio kembali menemani Yuri di ruang tamu, duduk tepat di hadapan pria paruh baya itu, yang menatap teduh pada nya.
"Kamu memiliki kesibukan apa sekarang?" Tanya Yuri.
"Saya hanya seorang salesman door to door tuan" jawab Rio, ia tak ingin Yuri mengetahui pekerjaan asli nya, ia hanya ingin berusaha untuk hidup sederhana dan apa ada nya, tapi apa yang Rio katakan benar adanya bukan? Ia mempromosikan barang-barang dari perusaan Kim dan Kang dari rumah sakit ke rumah sakit atau dari apotik ke apotik, bahkan ke yayasan kesehatan juga.
"Tidak masalah, yang penting bukan hasil dari mencuri"
"Ne tuan" Irene datang membawakan minuman yang hanya air putih karena rumah ditinggal lama untuk menjaga sang ayah di rumah sakit.
"Maaf tuan, hanya ada air putih" ujar nya.
"Jangan panggil tuan, noona, Rio saja"
"Ah ya ya" Yuri tersenyum lucu menatap sang putri yang tersenyum merona beradu tatapan dengan Rio
Hari sudah hampir malam, tak terasa dua jam lebih Rio berada di rumah Irene.
"Irene-ahh"
"Ya appa?"
"Kita punya apa untuk makan malam, biar Rio makan malam dengan kita?" Tanya Yuri pada sang putri.
"T-tidak ada appa, Irene belum sempat belanja" jawab nya ragu dan malu, tapi Rio makhlum.
"Beli lah kalau begitu, masih ada uang kan?" Irene tak menjawab.
"Biar Rio saja yang beli tuan"
"Tapi Rio, kamu sudah. . ."
"Tidak apa-apa tuan" Rio pun segera berdiri.
"Biar Irene temani" ujar Yuri, sang putri terbelalak, dan Rio tersenyum mengangguk setuju.
Mereka berdua pun berjalan menuju restauran terdekat untuk membeli makanan, Irene nampak grogi, padahal saat Rio mengantarkan beras belasan tahun yang lalu, rasanya tak begini, mungkin karena Rio masih anak-anak waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Love Can
FanfictionRio, pria miskin yatim piatu yang jatuh cinta pada putri pemilik kedai makan sederhana di sebuah pasar