8

6.3K 535 5
                                    

Arnold meregangkan otot-otot tubuh nya setelah berdebat dengan Jake diri nya malah diusir oleh Louis.

Matahari sudah terbenam berganti malam yang diterangi bulan. Arnold berdiri melangkah keluar ruangan kerjanya menujuh kamar miliknya.

Saat di depan kamar Jake dirinya menyempatkan untuk masuk mengecek keadaan Jake.

Jake terlihat sedang duduk bersandar di kasurnya, tangan kanan nya mengelusi perut yang masih rata.

Jake melirik dengan ekor matanya.

"Kenapa?"

"Tidak ada hanya sedang memikirkan sesuatu."

Arnold mendekat lalu duduk di tepi kasur milik Jake.

Lama dengan keterdiaman akhirnya Jake membuka obrolan.

"Aku mengidam … ingin kau mengelus perutku."

Tidak ada jawaban tapi Arnold langsung mendekat duduk disamping Jake, Jake pun langsung nenyaman kan diri nya.

"Baby… jangan nakal ya jika ingin sesuatu langsung bilang sama Daddy."

Arnold berceloteh dengan tangan yang mulai mengelus perut Jake.

"Mana bisa! Apa kau bodoh, baby bahkan belum lahir."

Jake kesal dengan Arnold dia ingat di kehidupannya yang dulu Arnold tidak lah bodoh, tapi lihat lah Arnold terlihat bodoh hanya karna dirinya sedang mengandung.

"Tadi Duke mettius mengirimkan surat kalau besok dia akan berkunjung kesini untuk bertemu dengan mu."

'ayah,ahh.. dikehidupan dulu ayah meninggal karena wanita itu. Aku sangat merindukan ayah,"

Jake merasa bersyukur bisa bertemu dengan ayah nya lagi, bahkan Tampa di sadari air matanya mengalir.

Jari Arnold mengusap pelan pipi Jake yang basah, wajah nya terlihat sangat datar tapi jika di lihat dengan lebih teliti wajah Arnold terlihat khawatir.

"Kenapa? Apa ada yang sakit?"

Jake memeluk Arnold erat, dia membenci Arnold yang sering melihat dirinya dalam keadaan lemah.

Arnold membalas pelukan Jake menenangkan istrinya, beberapa hari ini Jake lebih sering menangis Arnold berpikir mungkin ini karena Jake tengah hamil.

"Aku membenci mu"

Pelukan Jake semakin mengerat membuat Arnold sedikit sesak.

"Y-ya aku tau, Jake kau terlalu erat memelukku."

Jake melonggarkan pelukannya lalu menatap sengit kearah Arnold yang mengacaukan mood nya.

"Jake, mau kemana?"

Arnold menggapai tangan Jake yang mencoba pergi darinya namun langsung ditepis oleh Jake, ia pun pergi dari kamarnya meninggalkan Arnold yang diam memperhatikan tangan nya yang di tepis oleh Jake tadi.

"Dasar pria bodoh! Arnold bodoh!"

Jake misuh-misuh sepanjang jalan, pelayan pribadi Jake hanya bisa pasrah mendengarkan perkataan tuan nya yang dari tadi mengata-ngatai Duke Arnold.

Saat sampai di ruang makan Jake langsung duduk di samping Louis padahal kursi yang biasa dia gunakan ada di dekat kursi Duke tapi karena masih kesal Jake malah duduk di samping Louis.

"Louis?"

Jake mencoba memanggil Louis di samping nya  namun tidak di balas.

"Louis...louuuiissss….Louis..Louis..louu-"

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang