28

3.7K 329 13
                                    

Jake membuka mata nya hal pertama yang ia lihat adalah kobaran api besar yang hanya di batas oleh satu garis.

Bulu kuduk nya meremang melihat api besar itu, mata nya mengedar ke seluruh arah namun hanya ada api.

"TIIDAKKK!! Aku masuk neraka! Tuhan aku minta maaf tolong jangan masukan aku keneraka."

Jake berlutut frustasi dengan keadaannya kini, apa ini balasan karena ia tak mempercayai Tuhan, atau karena durhaka terhadap suami.

Hanya Tuhan yang tau karena Jake tidak akan sadar akan kesalahannya.

"Tuhan maaf kan aku, aku akan tobat aku janji...aku akan sering beribadah dan akan menjadi istri yang penurut~"

Walaupun ia tau ia tidak akan bisa menebus kesalahannya setidaknya ia ada inisiatif untuk merayu tuhan.

Jake terkejut saat api dihadapannya semakin besar, apa ia salah bicara? Apa hukumannya akan semakin berat?.

"Hikss....ampun aku mohon...ayah Jake masuk neraka, harus nya Jake menurut saat di suruh beribadah".

Dari dalam api dirinya bisa melihat satu sosok yang berjalan mendekat kearahnya.

Mata Jake menyipit dirinya merasa sangat panas padahal belum masuk keapi.

"Kau!?"

Jake kaget saat sosok itu berdiri dihapannya, sosok yang tak lain adalah suaminya.

"Kau juga masuk neraka?"

Jake menelisik Arnold dari atas kebawah dengan pandangan mencemooh.

"Kau pantas mendapatkan neraka karena tidak becus menjadi suami, kau pria sialan membohongi kami dengan pura-pura mati! Tempat ini memang cocok dengan mu!"

Jake merotasikan matanya dengan tangan bersedekap didadanya.

Sosok Arnold itu hanya diam memandangi Jake membuat Jake menjadi salah tingkah.

Sosok Arnold dengan pakaian lusuh bahkan separuh badanya terbakar.

"K-kau benar-benar Arnold kan? Atau kau....malaikat yang akan menyiksa ku?"

Suara Jake memelan di ujung kalimatnya.

Di lain tempat Arnold masih beta menangisi sosok pria yang terbaring diranjang.

Hendry tidak bisa menahan air matanya saat bayi yang ia gendong menangis, ia sudah mencoba segala hal untuk membuat tangis mahkluk kecil itu berhenti namun hasilnya nihil.

"Arnold tenangkan diri mu..."

Louis mengelus rambut suaminya itu, mencoba menenangkan suami nya yang terlihat rapuh.

"Dia tidak akan mati jika tidak menyelamatkan aku! Ini salah ku!"

"Ini bukan salah mu, ia mengorbankan nyawa nya karena mencintai mu...tolong jangan seperti ini."

Louis membawa Arnold dalam pelukannya ia menempatkan kepala Arnold pada dekapan di perutnya karena posisi Louis yang berdiri di samping Arnold.

"Ini...ini salah ku... aku tidak becus menjaga kalian semua, aku minta maaf Louis karena aku tidak becus kau harus mengalami hal buruk, aku minta maaf Hendry karena aku kau jadi merasa tidak adil, aku minta maaf cris kau hampir kehilangan anak kita karena aku, maaf Hans aku tidak bisa menjadi sosok yang kau inginkan... karena aku kau memilih mati...maaf Jake".

Arnold berucap dengan sangat lirih membuat orang-orang yang mendengarnya tidak tahan menahan tangis.

"Padahal aku di berikan kesempatan kedua untuk membahagiakan kalian tapi aku tidak bisa.... Aku gagal untuk kedua kalinya....a-aku suami bodoh! Tidak becus!".

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang