12

5.1K 430 4
                                    

Mata Hendry terbuka disambut dengan rasa pusing di kepalanya, mencoba mefokuskan pengelihatan nya dan hal pertama yang tampak adalah Duke yang duduk di sofa kamarnya.

Dokumen berserakan dimana-mana bahkan wajah Duke terlihat sangat lelah namun masih terlihat tampan.

Hendry duduk dan bersandar pada kepala kasur masih menatap diam kearah Duke.

"Apa kau ingin sesuatu?"

Tanya Arnold Tampa melepaskan fokusnya pada dokumen, Arnold sadar bahwa Hendry sudah bangun tapi karena ia sedang sibuk jadi dia biarkan saja.

Hendry masih sama seperti tadi, Arnold pun menoleh kearah Hendry,melihat Hendry yang tidak menjawab pertanyaan membuat Arnold yakin bahwa Hendry masih marah.

"Kenapa hanya diam, apa kau sakit? Ada yang tidak enak?"

Arnold bertanya sambil menghampiri Hendry masih dengan memegang dokumen ditangannya.

Tangan Arnold yang bebas terulur untuk mengusap wajah istrinya itu.

Saat tangan Arnold memegang pipi Hendry dengan spontan Hendry memejamkan matanya menikmati usapan di wajahnya.

"Maaf.."

Arnold meminta maaf dengan perasaan tulus, sepertinya dirinya sangat mengabaikan istrinya ini hingga Hendry yang patuh pada nya bisa berteriak seperti itu.

"Usap lagi Duke."

Hendry menggenggam tangan Arnold yang berhenti mengusap wajahnya, dapat Arnold lihat wajah cantik milik Hendry dengan ekspresi memohon miliknya.

Arnold duduk di hadapan Hendry dengan tangan yang kembali mengusap wajah Hendry, usapan yang awalnya hanya di pipi kini turun ke leher dengan sangat pelan.

"Kau mau aku hukum? Berhenti memanggilku Duke."

Suara serak Arnold terdengar sexy di telinga Hendry, Hendry memejamkan kedua matanya saat dirasa helusan Arnold yang semakin sensual.

Tok...tok..tok..

Arnold berhenti menggrepe-grepe tubuh Hendry saat bunyi ketokan pada pintu kamar Hendry.

Pelayan yang tadi diperintahkan Arnold untuk menyiapkan makanan sudah datang dengan mendorong kereta makanan.

Hendry menatap kearah Arnold, dan dibalas senyum oleh Arnold.

"Ayo..kau belum makan malam."

Hendry pun mengagguk, perasaan takutnya pada Duke masih ada namun karena adegan grepe barusan membuat Hendry sedikit lebih baik.

Para pelayan menyiapkan meja makan kecil di atas kasur Hendry lalu mulai menata makanan yang mereka siapkan tadi.

Arnold kembali fokus pada dokumennya, dia harus menyelesaikan pekerjaan nya karena dokumen ini akan diantar ke istana besok pagi.

Hendry makan dengan pelan terlihat sangat anggunly.

Saat ingin menyuapkan sendok nya tangan Hendry di hadang oleh Duke, raut bertanya dengan sedikit terkejut terpampang di wajah Hendry terlihat sangat menggemaskan untuk Duke.

"Jangan makan yang ini, yang ini ada kacang nya Hendry."

Arnold memanggil pelayan yang menghidangkan makanan ini.

"Aku sudah pernah bilang jangan memberi Hendry kacang! Apa kalian pikun!"

Pelayan yang tadi menyajikan makanan terlihat menunduk takut, Duke Arnold terkenal sangat tempramental membuat para pelayan sang takut jika mereka membuat masalah.

"Arnold, sudah lah aku juga belum memakan nya jadi tidak masalah."

Hendry mencoba menyelamat kan pelayan tersebut dari amukan Arnold.

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang