Setelah satu jam tiga orang yang membuat keributan itu akhirnya keluar dari kamar.
Louis menatap sinis ketiga orang itu saat duduk dihapannya, moodnya hancur padahal tadi ia sangat senang bermain dengan putra nya itu.
"Ehemm.."
Arnold berdehem menetralkan rasa malu dan canggungnya, ia merasa sangat bodoh karena tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan.
" Enak Jake?"
Louis bertanya pada Jake tangan nya masih sibuk menimang bayi di gendongannya, Jake tentu gelagapan tidak tau harus bicara apa.
"Tidak! Arnold tidak masuk tadi!"
"Sia-sia saja kami menangisi tadi, membuang tenaga ku saja! Kau juga Arnold apa-apa kau berhubungan di depan anak mu yang baru lahir!"
Kali ini cris yang bersuara ia sudah tau dengan apa yang terjadi karena tadi Louis sudah menjelaskan, Arnold tidak berekspresi tapi bisa dilihat wajahnya memerah karena merasa malu.
"A-apa tidak ada kabar dari istana?"
Suara Arnold bergetar di awal kata, dia ingin rasa nya menghilang mendapatkan tatapan cemooh dari Louis dan cris.
"Sudah, para kesatria kita sudah sampai dan ada beberapa yang kita langsung kirim untuk membereskan kekacauan di kerajaan"
"Ah iya… aku dengar Andreas akan dihukum mati bersama pengikutnya karena terbukti ikut andil dalam pembunuhan raja… jadi jika dia mati siapa yang akan jadi pemimpin kerajaan ini?"
Hans bertanya pada Arnold, karena ia Bahakan tidak tau siapa saja anak raja, tidak mungkin cris yang akan jadi raja kan.
"Kau ini bodoh sekali padahal kau masih bersepupu dengan keluarga kerajaan! Tentu saja putri lany yang akan jadi penerus!".
Cris menjawab pertanyaan itu, ini akan jadi sejarah baru di kerajaan ini karena memiliki pemimpin seorang wanita untuk pertama kalinya.
"Ohh..Arnold kenapa pipi mu merah-merah?"
Hans tentu tidak tau apa-apa karena ia baru pulang memimpin para kesatria membereskan masalah kerajaan.
"Aku yang menampar nya tadi"
Hendry berucap datar dirinya masih kesal karena Arnold bermain kasar bahkan berucap kata-kata vulgar dan parahnya mereka melakukan threesome.
Arnold masih mempertahan wajah dinginnya walaupun sekarang ia harus merasakan malu yang tak tertahan ketika gelak tawa para istri menggelegar.
Jake ingat dia belum mengetahui nama anaknya itu, dirinya pun beralih lagi pada Arnold.
"Apa kau sudah memberi nama untuk baby?"
"Bukankah Louis ingin memberi nama untuk baby?"
Arnold tidak mungkin lupa saat dimana istrinya itu bersemangat ingin memberi nama untuk anaknya kelak.
"Hmm..apa boleh?"
Louis bertanya ragu-ragu karena ia merasa tidak enak pada Jake sebagai ibu dari bayi, Jake mengangguk cepat karena ia tidak mau pusing memikirkan nama untuk anaknya.
"Bagaimana jika Darrell ekrislanando magixion"
Jake terlihat senang mendengarnya begitu juga yang lain, Bayi di gendongan Louis pun tertawa senang mendengar nama untuknya.
"Yang mulia Duke makanannya sudah siap"
Pelayan itu menunduk sopan di hadapan para tuannya, Arnold mengangguk lalu mengajak keluarga besarnya untuk makan malam bersama.
Mereka makan dengan hikmat, bayi tadi tertidur di gendongan pelayan anak ini bisa tidur kapan pun dan dimana pun.
Setelah selesai tentu mereka melakukan aktivitas yang mereka inginkan, contohnya Louis yang kembali menimang bayi gempul itu di ikuti oleh Jake dari belakang.
Cris sedang bermanja dengan Hendry karena sejak perutnya membesar ia jadi lebih suka mengendus-endus badan Hendry.
Hendry yang awal nya menolak kini sudah pasrah di apa-apakan oleh cris.
"Arnold, bisa kita bicara sebentar?"
Arnold berbalik menatap Hans, tapi apa-apaan dengan wajah Hans yang malu-malu.
Arnold pun mengangguk lalu mereka pergi keruangan Arnold karena Arnold ingin melanjutkan pekerjaannya.
Arnold mendahului Hans masuk ke ruangannya dirinya berjalan lalu duduk, ia langsung menarik dokumen yang sudah menunggu mengabaikan Hans yang menutup pelan pintu.
"Ap-"
Arnold tidak jadi bersuara saat melihat Hans yang sudah berdiri disamping dirinya, lagi-lagi Arnold dibuat kaget karena jari-jari tangan Hans mulai menggerayangi tubuh nya.
"Arnold?"
Arnold meneguk ludah nya sendiri, Hans mulai berani duduk di pangkuan arnold.
"Aku ingin mencoba dengan laki-laki, kau mau kan?"
Hans mencium Arnold brutal, Arnold diam masih mencerna karena Hans sangat agresif.
Hans dengan sengaja menggerakkan pantatnya dan bergesekan langsung dengan kebanggan arnold.
Ia melakukan hal yang sering wanita lakukan ketika menggoda dirinya, Hans kaget sendiri dengan sensasi saat ia menggerakkan pinggulnya.
"Ahh...mhppp arnold"
Arnold memberhentikan gerakan pinggul hans, kenapa Hans malah keenakan sendiri.
"Buka celana mu".
Hans menuruti semua ucapan arnold lalu duduk lagi di pangkuan suaminyaa itu, Arnold penampar bongkahan pantat Hans yang montok.
Plak…
"Nggh..ah"
Hans benar-benar dibuat kacau dengan tangan Arnold.
Jari Arnold perlahan masuk ke lubang Hans, pertama-tama dia harus melebarkan lubang itu supaya Hans tidak kesakitan.
"Arnold...masukan yang ini~"
Hans menggenggam sesuatu yang mengeras di balik celana arnold, Geraman sexy terdengar di samping telinga Hans.
"Nanti, kita lebarkan dulu oke? "
Hans cemberut mendengar Arnold yang tidak juga mau memasukan itu, jari arnold terasa enak tapi ia ingin yang lain.
"Sayang ayo~"
Cup..
Arnold mencium wajah Hans, Hans tidak suka jika wajahnya dicium dia lebih suka bibirnya di cium dengan brutal.
Hans berdiri membuat jari yang bermain dengan lubangnya terlepas, arnolds pikir Hans akan pergi namun yang ia lihat adalah Hans yang naik ke atas meja kerjanya lalu menungging kearah arnold.
Shitt…
"Arnold gatal sekali , ayo masuk~"
"Jangan minta berhenti setelah ini oke?"
Hans mengangguk dengan mengedipkan matanya mencoba merayu Arnold, dan benar saja Arnold langsung membuka celananya dan mengeluarkan hal yang Hans inginkan.
"AKKHH! Arnold., nggh...ah!"Hans mengeluarkan air mata antara sakit dan nikmat saat Arnold dengan kasar memasukan penisnya.
"Kau keluar? Aku baru masuk Hans"
Hans lemas cairan putih itu keluar mengotori meja kerja Arnold, Arnold tidak marah dia malah terkekeh melihat Hans yang gemetar di atas mejanya.
"Ahh..sudahhh Arnold aku lelah".
Arnold menyeringai ia membalik tubuh Hans agar terlentang diatas meja.
Desahan Hans terdengar lagi bahkan ia Samapi menjerit karena Arnold bermain kasar.
Mereka pindah kekamar Arnold saat jam sudah menunjukan jam 12 malam, Hans menangis karena pantatnya tidak terasa lagi.
Arnold awalnya menenangkan tapi setelah Hans tenang ia malah memaksa Hans mengangkang lagi.
🐢💨

KAMU SEDANG MEMBACA
allagí
FantasyDuke Arnold yang sudah memiliki 4 istri terpaksa menikah lagi karena belum memiliki anak, bukan karena para istri nya mandul akan tetapi tidak satu pun dari mereka ingin disentuh. Jake istri ke 4 sang Duke mati di tangan istri ke lima Duke yaitu lad...