22

3.8K 360 5
                                    

Jake duduk dengan sangat pelan karena perut nya yang besar membuat ia sulit bergerak.

"Aku tau ini berat untuk kita, tapi aku mohon cris jangan terlalu dipikirkan ingat kau sedang mengandung anak Duke."

Jake mengelus punggung cris yang masih menangis, cris menoleh kearah Jake tangis nya makin menjadi saat melihat Jake yang sebenarnya juga menangis dalam diam.

Cris memeluk erat Jake, dulu ia sangat membenci bersentuhan dengan Jake namun kini ia sangat membutuhkan pelukan dari nya.

Louis sedikit lega karena Jake bisa membujuk cris walaupun tangisan cris tidak berhenti, ia pun memalingkan wajahnya kearah Hendry, ia tau pasti ini sangat berat karena bagaimana pun ia tau Hendry orang yang paling mencintai Duke Arnold.

"Hendry?"

Louis menepuk bahu Hendry tidak ada jawaban dari Hendry, Louis pun mencoba membuat Hendry mau melihatnya.

"Hendry lihat aku, kita semua merasa sedih tapi jangan seperti ini...Aku mohon".

Louis menggenggam tangan Hendry mencoba memberikan semangat ke Hendry yang sudah seperti mayat hidup.

"Kenapa?..k-kenapa Duke Arnold tidak kembali? Di-a bilang akan pulang...hiks...dia berjanji pada ku akan pulang...hiks.."

Tangis Hendry pecah bahkan lebih parah dari tangis cris, ia bahkan kesulitan bernafas karena menangis.

"Heiii….tenang sedikit Hendry!"

Tangan Louis menepuk-nepuk pipi hendry mencoba menenangkannya.

"Arnold berbohong pada ku Louis!"

Hendry benar-benar terpuruk dengan kabar itu, pria yang ia cintai dari dulu kini tidak bisa ia lihat lagi.

"Aku tau, tapi tolong jangan membuat keadaan ini semakin buruk dengan kalian bertingkah seperti ini!".

Louis sedikit menaikan nada bicaranya membuat ketiga orang disana berhenti menangis.

"Haah…. Aku akan pergi ke istana karena aku di undang kesana oleh putra mahkota, aku mohon Jake tolong jaga dua orang ini mereka benar-benar membuat aku khawatir."

Jake mengangguk masih memeluk cris.

"Aku akan pergi sekarang jika terjadi apa-apa tolong beri tau aku."

"Hmm...pergi lah, kau juga beritahu kami jika ada sesuatu yang terjadi."

Louis tersenyum kearah Jake, lalu dirinya melangkah keluar untuk menuju istana.

"Firasat ku tidak enak."

Louis bergumam pelan seraya masuk kedalam kereta miliknya.

Saat sampai dirinya langsung disambut oleh para pelayan milik putra mahkota.

Selama di perjalanan ia melihat istana sangat sepi.

"Yang mulia, tuan Louis sudah tiba."

Pelayan yang mengiring Louis tadi mengetuk pintu kayu besar dihadapannya, pintu kayu yang sangat Louis ingat.

Pintu itu terbuka dari dalam menampakan ruangan yang gelap.

"Masuk saja."

Suara Andreas menginterupsi dari dalam dengan langkah mantap Louis masuk kedalam dan saat dirinya masuk pintu ditutup.

"Ada apa yang mulia memanggil saya kemari?"

Louis mencoba agar tak terbawah emosi ketika bicara dihadapan Andreas.

Andreas menatap Louis lalu berdiri dari duduknya, Louis sedikit kaget ketika melihat Andreas hanya menggunakan juba tidur.

Otot Andreas terlihat sangat jelas, dengan cepat Louis memalingkan wajahnya.

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang