21

3.4K 316 8
                                    

Bulan berganti sudah 5 bulan lebih Arnold berada di Medan perang, awalnya mereka seperti akan mengalami kekalahan namun nyatanya kini sudah jelas jika Arnold lah yang akan memenangkan perperangan ini.

"Sebentar lagi aku akan pulang.."

Arnold mengusap foto keluarga nya, dirinya begitu merindukan para istrinya, termasuk Jake walaupun hubungan mereka sudah tidak karuan lagi yang jelas dirinya merindukan sosok Jake.

"Itu pun jika kau bisa pulang hidup-hidup Arnold."

Arnold yang merasakan satu pedang menancap di perut nya, saat ia melihat ke belakang dirinya tidak bisa menahan tawa lagi.

"Kau be-benar-benar gila Andreas!".

Tubuh Arnold limbung, rasanya matanya benar-benar berat sekarang.

"Kau benar aku memang gila, setelah ini aku bisa mengambil kekasih ku lagi…. Louis hanya milik ku!"

Andreas manendang tubuh Arnold yang terkapar di tanah.

"Liam! Bereskan jasad pria ini!"

"B-baik yang mulia"

Liam dengan segera menarik jasad Arnold untuk dibuang.

"Sampaikan pada raja jika kita memenang kan perperangan dan jangan lupa sampaikan jika Arnold gugur dimedan perang."

Andreas memerintahkan bawahannya untuk memberitahukan keistana kabar mereka.

"Setelah ini Louis akan menjadi istri….Arnold kau benar-benar tamat sekarang!"

Para rombongan mulai bergegas untuk pulang yang tentu dipimpin langsung oleh Andreas.

"Liam setelah sampai ke istana aku akan menaikan jabatan mu."

"Terima kasih yang mulia".

Liam hanya menunduk semenjak tadi, mungkin rasa bersalah sudah menggerogoti tubuh nya.

Jake berjalan dengan pelan-pelan menuruni tangga karena perutnya yang sudah sangat besar.

"Tuan Jake! Ada berita dari istana ! Katanya Duke Arnold memenangkan perperangan ini!"

Pelayan pribadi Jake terlihat sangat senang saat menyampaikan berita yang ia dengar.

Jake tentu tersenyum sangat lembar mendengar bahwa Arnold akan pulang.

"Jake?"

"Ayah, Duke akan pulang...aku...aku akan bilang padanya jika aku mencintai dia,ayah"

Duke mettius terlihat sedih menatap putra nya itu, ia ingin memberitahu kan bahwa Duke Arnold tidak selamat dimedan perang namun hati nya belum siap melihat Jake bersedih lagi.

"Iya, sebaiknya kau bersiap-siap untuk kekediaman Arnold."

Jake dengan emangat mengangguk kepalanya cepat.

"Kau dengarkan ayah mu akan pulang."

Jake berlalu meninggalkan Duke mettius sambil mengelus perutnya.

Dikediaman Duke Arnold, para istri yang lain sudah siap untuk menyambut kedatangan Duke Arnold.

Bahkan cris terus dimarahi oleh Louis karena tidak mau diam.

"Hendry? Apa aku terlihat aneh?"

Cris bertanya pada Hendry yang duduk disampingnya, Hendry menggeleng kepalanya setelah menelisik tubuh cris.

"Tidak cris."

"Aku tidak sabar bertemu Duke Arnold, Hendry juga sangat merindukan Duke kan? Setiap malam aku mendengar kau menangis merindukan Duke ."

Hendry menunduk karena malu, rupanya cris sering mendengar dirinya menangis tengah malam.

"Apa Duke akan terkejut melihat perut ku yang sudah besar ini?"

"Tentu saja, perutmu sangat besar Duke pasti akan lebih terkejut saat tau kau mengandung anak kembar."

Mereka mengobrol sambil menunggu kedatangan Duke Arnold.

"Permisi tuan, ada utusan dari istana datang."

Mereka menoleh satu sama lain lalu menatap lagi pengawal itu memberi isyarat untuk membawa utusan itu masuk.

"Ada apa?"

Pengawal dari istana tadi langsung menyampaikan berita dari istana yang tentu membuat cris,Hendry serta Louis merasaka seperti dihantam batu besar.

"Dan putra mahkota mengirimkan undangan untuk tuan louis."

Pengawal dari istana itu pun memberikan sebuah surat dari Andreas untuk Louis.

Dengan ragu Louis mengambil surat itu, tangannya bergetar karena masih shock mendengar kabar arnold.

Cris dan Hendry tidak bisa menahan tangisnya bahkan Hendry sampai sulit bernafas membuat dirinya jatuh pingsan.

Para pelayan membawa tubuh Hendry kekamar nya dengan cris yang mengikuti mereka.

Louis masih diam mencoba mencerna isi surat dari Andreas.

Tangan Louis mengepal meremas kertas. Berisi tulisan itu bahkan air mata nya mengalir deras.

Dari pintu Jake masuk dengan dikawal oleh beberapa pengawal dan pelayan pribadinya.

"Louis? Dimana yang lain? LOUIS!!"

Jake berlari saat tubuh Louis limbung, Jake panik tapi pelayan nya lebih panik melihat dirinya berlari dengan perut besarnya.

"J-jake... Arnold...hiks…" Louis terisak sambil menutup wajahnya.

"Ada apa dengan Arnold? Louis?".

Mata Louis mengabur dengan air mata, Jake tidak tau kenapa namun firasat nya tidak enak.

"Arnold...tewas di Medan perang, b-bahkan jasadnya tidak ditemukan".

Jake diam dengan mata memerah wajah nya memandang bingung semua pelayan disana memintak penjelasan.

"Kau bohong kan? KAU BOHONGKAN LOUIS?".

Jake mengguncang tubuh Louis dengan sedikit kasar, dan hanya di balas gelengan kepala nya.

"Dimana cris dan Hendry?".

Jake bertanya pada para pelayan, dirinya tidak bisa hanya menangis.

"Tuan Hendry pingsan dan dibawak ke kamarnya tuan."

Jake mencoba membawa Louis kekamar hendry dirinya tidak boleh membiarkan mereka bersedih.

Saat dikamar Hendry dirinya melihat Hendry yang sudah siuman dengan pandangan kosong sedangkan cris menangis sambil mengelus perutnya.

"Kalian keluar lah dulu, aku ingin bicara dengan mereka."

Jake memerintahkan pelayan untuk keluar dan meninggalkan mereka berempat.





🐢💨

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang