17

3.5K 335 6
                                    

Louis geram dengan Jake yang mondar-mandir didepan pintu kerja Duke awalnya Louis berniat untuk mengajak Duke makan siang bersama namun malah melihat Jake yang prustasi wajah Jake terlihat sangat buruk dengan kantong mata menghiasi matanya.

"Ada apa?"

Jake langsung berhenti mondar-mandir saat mendengar suara Louis, dirinya benar-benar takut sekarang bukan hanya takut namun rasa cemas, gugup,kesal,dan rasa putus asa.

Ia awalnya akan mengabaikan Arnold karena biasanya Arnold akan datang dan mintak maaf namun malah kecewa yang ia rasa saat tau bahwa Arnold tidak menemuinya semalam.

"Louis tolong aku Arnold..dia salah paham dengan ku."

Jake memohon kepada Louis agar mau membantu dirinya berbaikan dengan Arnold.

Louis menghembuskan nafas nya, ternyata ini sebab kenapa mansion ini terasa seperti kuburan rupanya pasang muda ini sedang bertengkar.

"Bukan kah kau tidak perduli pada Arnold?"

Louis akan mencoba memancing Jake agar mau mengatakan perasaannya ia sangat malas melihat drama cinta monyet keluarga nya ini jadi dia akan membuat Jake dengan ego tinggi nya berkata jujur.

"Aku takut Arnold menceraikan aku Louis, nanti jika dia menceraikan aku...aku harus jadi apa duda atau janda? Aku takut dia meragukan anak ini juga padahal anak ini benar-benar hasil genjotannya."

Jake menjelaskan dengan air mata berlinang sedangkan Louis tidak dapat berkata-kata lagi.

"Hanya karena itu? Kalau hanya karena itu aku tidak akan membantu mu,lebih baik kau cari bantuan pada yang lain."

Louis meninggalkan Jake dengan wajah bodohnya,dirinya tidak berniat lagidengan misi menyatukan dua monyet yang sedang jatuh cinta itu.

"Louis! Tolong aku!"

Jake berteriak saat Louis meninggalkan nya masuk keruangan Arnold.

"Aku harus minta tolong siapa?"

Jake kembali lesu memikirkan nasib hubungan nya kini, ia benar-benar tidak yakin dengan perasaan saat ini.

"Tuan Jake, bagaimana jika minta tolong pada tuan Hendry saja."

Pelayan pribadi Jake mencoba membantu dengan memberi saran dan sepertinya berhasil karena wajah lesu Jake langsung berganti senyum cerah.

"Iya, kau benar harus nya minta tolong Hendry saja"

Jake langsung berlari dengan riang ke taman dimana Hendry menghabiskan waktunya.

"Hendry?"

Hendry langsung berdiri saat Jake memanggil dirinya, wajah terlihat kotor dengan tanah bahkan rambut silvernya terlihat berubah warna.

"Ada apa?"

"Aku ingin minta tolong, kau mau kan menolong aku?"

Jake bicara dengan nada imut mencoba merayu Hendry walaupun tanpa merayupun Hendry pasti akan menolong.

"Tentang apa?"

"Begini….."

Jake menjelaskan masalah dirinya dan Arnold, Hendry terlihat marah saat tau apa permasalah Jake dan Arnold.

"Kau harusnya tidak dekat dengan nya, kenapa kau sangat bodoh Jake ini salah mu kau membuat Arnold sakit hati!".

"Aku tidak salah Hendry."

Hendry berdiri dari kursinya menatap marah pada Jake yang belum juga mau mengaku salah padahal jika Jake tidak memberikan harapan mungkin pengawal itu tidak akan nekat mendekatinya.

"Kau terlalu egios Jake, jangan hanya mementingkan diri sendiri kau sangat egois."

"Kau mau kemana? Kau bilang mau membantu aku"

Hendry sangat kesal dengan Jake yang tidak merasa bersalah sama sekali.

"Aku tidak akan membatu dirimu jika ego mu Masih sangat tinggi!"

Jake terkejut karena baru kali ini dia dimarahi oleh Hendry, biasanya pria dengan mata ungu cantik itu selalu takut dengannya.

"Minta tolong dengan yang lain saja aku sibuk!"

Hendry kembali melanjutkan kegiatan menanam nya dengan emosi, bahkan tanaman yang ditanam oleh Hendry terlihat mengerikan sekarang.

Jake berjalan lesu menuju harapan terakhirnya yaitu cris.

Saat sampai Jake melihat cris tertidur dengan sangat nyaman, Jake tau harusnya ia tidak menggangu cris yang mungkin baru tertidur tapi ini sangat darurat jadi dia akan minta maaf nanti.

"Cris?....cris bangun.."

Jake menggoyang tubuh cris dengan pelan, dan tak berapa lama mata cantik pria itu terbuka.

"Kenapa?"

"Aku ingin minta tolong, aku mohon!"

Cris duduk bersandar pada kasurnya, ia baru tidur karena semalam merasa mual.

"Masalah mu dengan Arnold?"

Jake langsung menatap cris dengan bingung.

"Aku Akan menolongmu tapi kau harus memberi imbalan"

"Baiklah aku akan memberikan apapun ".

Cris menyeringai saat Jake menyetujui untuk memberi dirinya imbalan.

"Begini cara nya…."

Cris langsung membisikan sesuatu pada Jake dan dengan polosnya Jake menganggukkan kepalanya.

" Apa akan berhasil?"

"Itu tergantung dirimu Jake jika kau pintar dan menggoda kau pasti berhasil, jika tidak berarti…"

Cris memandang Jake dari atas kebawah dengan senyum mengejek.

"Perut mu terlihat mulai membesar Jake, apa tidak menyakitkan."

"Heii bodoh! Ini belum besar perutku baru sedikit membengkak, ini baru dua bulan ."

Cris berdiri dari duduk nya lalu menuju ke lemari pakaian miliknya, tak lama cris kembali lagi ke kasur dengan kotak berwarna silver.

"Ini hadiah pernikahanku dulu dari negara timur, aku tak pernah memakainya karena merasa malu…"

Cris membuka kotak itu dan langsung disambut ekspresi bingung Jake.

"....tapi jika kau ingin rencana ini berhasil maka pakai ini."

Cris melanjutkan perkataannya.

"Baik lah, aku akan memakai."

Jake langsung menerima kotak itu, karena melihat cris menguap Jake langsung pamit membiarkan cris kembali tidur.

"Hahahaha pasti mereka akan berbaikan lagi."

Cris tertawa terbahak-bahak saat Jake keluar dari kamarnya.

"Semoga kau selamat setelah ini jake~"

Cris langsung kicep saat perutnya terasa mual lagi, ayolah dirinya ingin istirahat dari rasa mual ini.

Hueekkkk....




🐢💨

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang