29

3.6K 336 10
                                    

Jake membuka mata pelan wajahnya banjir keringat, mata nya berair ketika paru-paru terisi oksigen lagi.

Jake panik ketika sekeliling nya gelap saat tanganya meraba-raba ia bisa merasakan bunga-bunga mengelilingi samping tubuh nya.

Dengan pelan Jake mendorong kayu di hapannya itu dan saat terbuka ia baru tau jika dirinya ada di dalam peti mati.

Mata Jake menilisik tubuhnya melihat dirinya Yang sudah rapi ia menduga jika ia akan dimakamkan.

"Aku akan bertobat!"

Jake bangun dengan tubuh lemah ia melangkah tergesa-gesa kearah patung yang berada di atas kepala peti matinya.

Ia merapatkan tangannya berdoa pada Tuhan berucap terimakasih atas kemurahan hati Tuhan yang membiarkan ia untuk menebus dosa.

Setelah berdoa ia jalan keluar semua orang sibuk dengan pekerjaannya hingga mengabaikan Jake yang berjalan kearah kamar lamanya.

"Wahh… ini pemakaman untuk ku? "

Jake terkagum-kagum melihat persiapan upacara pemakaman untuk dirinya, ia menonton dari lantai atas.

"Baju ku basah? "

Jake kaget merasakan baju bagian dada depannya basah.

"T-tunggu dulu , apa ini!?"

Ia kaget untuk kesekian kalinya karena itu bukan basah keringat melainkan asi, ASI!

Krukkk….

Dirinya mengabaikan asi yang keluar sekarang ada masalah yang lebih penting yaitu perutnya yang sudah kelaparan.

"Nanti saja mencari Arnold, kita makan dulu!"

Jake bersemangat mengingat ia akan makan, sesuatu hal yang ia tidak akan rasakan jika sudah mati.

Dapur pun terlihat begitu ramai, Jake melangkah dengan pelan masih belum ada yang sadar dengan kehadiran Jake.

"Apa tuan ingin makan?"

"Ah...iya, kau pelayan baru? Aku tidak pernah melihat mu".

Jake berucap saat wanita muda di hadapannya itu menyiapkan makan untuk dirinya, pelayan itu mengangguk sambil tersenyum.

"Kakak ku pelayan di sini tapi ia sedang sakit, jadi aku menggantikannya untuk membantu acara pemakaman tuan Jake."

"Apa kau pernah melihat Jake?"

Pelayan wanita itu melotot mendengar pria dihadapannya itu tidak menyebut Jake dengan sebutan tuan.

"Heh..tidak sopan! Kau bisa dihukum jika lancang, aku tidak tau kau sedekat apa dengan keluarga Duke Arnold tapi itu tidak baik!".

Jake tidak jadi memasukan sedok kedalam mulutnya saat mendengar pelayan wanita itu marah.

"Apa aku harus memanggil diri ku sendiri dengan sebutan tuan?"

Jake berucap namun sepertinya tidak didengarkan oleh pelayan di hadapannya ini terlihat dari wanita itu yang biasa-biasa saja.

'aku ingin menemui putra kecil ku.'

Rasanya ia tidak sabar ingin bertemu putra nya itu, ia baru sekali menggendong bayi kecil itu.

Jake meninggalkan pelayan itu begitu saja dengan langkah pelan ia berjalan menuju kamar Hendry orang terakhir yang menggendong putranya.

Di dekat tangga dirinya bertemu dengan pelayan pribadi miliknya, Jake melihat wanita itu menangis dengan rasa kasihan Jake mendekat.

"T-tuan Jake...hiks…"

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang