35

3.4K 275 3
                                    

Paginya Louis sakit perut membuat Arnold gelagapan, dirinya dibuat mengamuk karena dokter terlalu lama datang bagaimana jika Louis kenapa-kenapa.

Louis sudah mengatakan jika dirinya baik-baik saja namun Arnold tidak percaya.

"Aku sakit perut karena masakanmu semalam, tidak apa-apa".

Arnold merasa buruk setelah tau penyebab istrinya sakit perut padahal menurutnya masakan nya semalam sudah yang paling enak.

Setelah dokter tiba Louis segera diperiksa dan benar saja penyebab Louis sakit perut adalah makan-makan buatan Arnold.

"Apa masih sakit?"

"Sudah mendingan"

Louis tersenyum membuat Arnold lega karena Louis sudah merasa mendingan.

"Maaf ya."

Louis mengangguk pagi harinya dihibur dengan kepanikan sang suami, ia meringis melihat serpihan gelas yang berserakan karena murka Arnold.

Para pelayan segera membersihkan beling-beling dan mengganti karpet di ruangan itu, yang mana pemilik kamar sedang mengumbar kemesraan.

"Ayo mandi, kita harus sarapan dengan yang lain".

Louis merentangkan tangannya meminta gendong oleh Arnold, dan dengan enteng Arnold mengangkat tubuh Louis ke kamar mandi.

"Hei..sutsss.."

pelayan wanita yang membersihkan beling-beling tadi mencolek lengan temannya, dengan menaikan alis teman menjawab.

"Kau tau tidak, katanya tuan Louis hamil tapi… itu bukan anak yang mulia Duke."

Suaranya memelan di ujung kalimat takut jika ada yang mendengar perkataan nya, bisa-bisa itu menjadi perkataan terakhir dirinya.

Pelayan lainnya menutup mulut karena hampir berteriak, ia tidak yakin dengan itu.

"Benarkah!!?"

Pelayan itu mengangguk mengiyakan pertanyaan temannya itu.

Dan akhirnya gosip itu menjadi menyebar dan menjadi perbincangan hangat di kalangan pelayan.

Louis sekarang tengah duduk di taman sambil melihat Hendry yang merawat bunga-bunga disana.

Sedangkan anak cris tengah bersama ibu mereka, Hendry memaksa cris untuk belajar merawat anaknya sendiri.

"Apa berita itu benar jika tuan Louis mengandung anak dari-"

Pelayan itu diam saat matanya melihat sosok Louis duduk di hadapannya, kepala mereka menunduk takut dengan ekspresi datar wajah Louis.

"Apa yang kalian bicarakan?".

Louis meremas bajunya, apa dirinya salah mempertahankan bayi ini ia hanya tidak ingin kehilangan anak lagi.

"T-tuan...kami minta maaf!"

Kedua pelayan itu berlutut dihadapan Louis, Hendry yang mendengar keributan datang dan melihat pelayan yang berlutut itu.

Louis pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia tidak bisa menyalakan pelayan itu karena yang mereka katakan adalah benar adanya.

Air matanya mengalir, pelayan pribadi Louis turut sedih dengan tuannya dirinya terlalu sering melihat Louis bersedih sendiri dikamarnya.

"Apa aku salah Anne?"

Pelayan itu menggeleng karena tidak tau apakah itu salah atau benar, peyan yang sudah Louis anggap sebagai ibu itu memberikan sapu tangannya untuk mengelap air mata Louis.

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang