25

4K 312 7
                                    

  

Saat sampai di mansion miliknya Duke tidak dapat menahan amarahnya lagi kediamannya terlihat sangat memperihatinkan barang-barang berserakan dimana-mana bahkan beberapa pelayan terluka.

"Y-yang mulia Duke!"

Kepala pelayan menangis terharu saat melihat duke Arnold berdiri di hadapan nya.

"Apa yang terjadi?"

"Yang mulia tadi para prajurit istana datang dan menghancurkan mansion ini, bahkan mereka menangkap tuan Hendry dan tuan Jake...saya minta maaf karena tidak bisa menjaga kepercayaan anda Duke."

Pria itu tersedu-sedu dihadapi Duke, dirinya kecewa dengan kegagalan nya menjalankan tugas dari Duke Arnold.

"D-dimana cris?"

Arnold bertanya saat sadar kepala pelayan itu tidak menyebut nama cris.

"Tuan cris kabur bersembunyi di kamar pelayan, tapi tuan cris…"

Pelayan itu semakin menunduk Bahkan Sekarang ia bersujud di kaki arnold.

"Cris kenapa? Katakan?".

"Tuan cris mengalami pendarahan dan sekarang masih pingsan."

Arnold merasa jantungnya seperti akan berhenti, sesak dirasanya saat tau jika cris mengalami pendarahan hingga tak sadarkan diri sekarang.

Dengan lunglai kakinya berjalan kekamar pelayan, disana para pelayan wanita terlihat berjaga di depan pintu baju mereka penuh dengan darah tidak membuat mereka lengah untuk menjaga pintu.

"Y-yang mulia Duke!"

Para pelayan tadi langsung berseru saat melihat Duke Arnold mendekat kearah mereka.

"Yang mulia, tuan cris ada di dalam".

Para pelayan membukaan jalan untuk Arnold, Arnold pun masuk keruangan itu dan terlihat cris yang sedang diobati oleh dokter kepercayaan keluarga duke.

"Bagaimana keadaannya?"

Dokter tadi terkejut melihat Arnold, ia kira arwah Arnold yang datang karena melihat anak dan istrinya dalam bahaya.

"Tuan cris mengalami pendarahan tapi untungnya kandungannya tidak apa-apa yang mulia."

Arnold sangat bersyukur mendengar itu.

"Sebentar lagi mungkin tuan cris akan bangun, dia hanya sedikit shock saja."

Arnold mendekat kearah tubuh cris yang masih betah tertidur.

"Maaf cris."

Arnold mencium pucuk kepala cris dia bisa melihat wajah cris terdapat lebam.

"Aku janji akan memotong tangan orang yang melukaimu"

"Pelayan!"

Arnold memanggil kepala pelayan yang tadi menyambutnya.

"Ya yang mulia?"

"Dimana para kesatria milik ku? Kenapa mereka tidak berjaga di sini?"

Pelayan itu menunduk takut dengan aura Duke sekarang.

"Yang mulia semenjak selesai perang para kesatri tidak ada satu pun yang pulang, saya sudah bertanya pada orang utusan istana yang datang tapi dia bilang para kesatria tidak dibolehkan pulang oleh putra mahkota."

Arnold tidak percaya Andreas bahkan sampai menyekap para kesatrianya.

"Baik lah jika kau ingin aku sendiri yang membantai istana."

Arnold bemonolog sendiri, diri tidak akan takut jika harus pergi sendiri keistana.

"Arnold? Aku akan ikut, aku tidak bisa membiarkan teman ku terluka disana."

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang