23

3.4K 337 9
                                    

Louis menangis melihat tubuhnya yang penuh bercak kemerahan, saat bangun tubuhnya terasa sangat sakit entah apa yang Andreas lakukan padanya kemaren.

"Aku harus pulang…."

Suara Louis terdengar sangat lemah dengan tertatih ia memungut bajunya yang berserakan.

Klek…

Pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok yang sangat ia benci bersama dengan para pelayan.

"Kau sudah bangun? Kau sangat lelah semalam, aku minta maaf karena terlalu kasar Louis."

Andreas mendekat dengan senyum diwajahnya saat sampai di hadapan Louis tangannya terulur untuk mengusap rambut Louis Yang berantakan.

"Kau tau aku sangat suka melihat rambut mu yang panjang ini, kau terlihat semakin sexy dan cantik."

Louis menatap sengit Andreas tanganya menepis tangan Andreas yang semakin tidak tau diri.

"Aaaa...kau lapar kan? Aku menyuruh pelayan membuatkan makanan kesukaan mu dulu...kau ingat dulu saat kita sepasang kekasih kita sering makan di bawah pohon di dekat sungai?".

Andreas berceloteh dan tidak ditanggapi oleh Louis karena ia merasa jika dia mengeluarkan satu kalimat saja sudah pasti kalimat Yang keluar tidak akan enak di dengar.

"Louis… heii kau mau kemana? Kau belum sarapan."

Tangan Louis ditarik saat Louis pergi melangkah keluar dari kamar.

"BERHENTI MENYENTUH DIRIKU!! Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan kemaren, jadi aku mohon JANGAN menyentuh aku lagi!!"

Tangan Louis tidak sengaja menyenggol piring ditangan Andreas, membuat piring itu jatuh dan pecah.

Rahang Andreas mengeras merasakan emosi yang mulai tersulut.

Tangan nya terangkat ingin menampar Louis, namun ia urungkan saat melihat Louis yang ketakutan.

Dirinya sudah sangat kasar pada kekasih nya itu, harusnya ia lebih bersabar.

" Sayang...heii aku minta maaf, aku tidak akan memukul mu."

Andreas memeluk Louis dengan perlahan ia menyuntikan sesuatu.

"Apa yang kau-"

Mata Louis terpejam saat kantuk tiba-tiba menyerangnya.

"Hah… awalnya aku tidak ingin menyakiti mu lagi, tapi kau selalu ingin kabur dari ku maka ini lah akibatnya, sebentar lagi aku akan menjadi raja setelah pria tua itu mati, kita bisa menikah dan memiliki anak seperti yang kau inginkan."

Cup…

Andreas mengecup bibir Louis setelah membaringkan tubuh itu di ranjang nya.

Para pelayan masuk untuk membereskan kekacauan tadi.

"Apa dia belum juga mati?"

"Belum yang mulia, tapi sebentar lagi pasti raja akan mati dan yang mulia bisa menjadi raja."

Andreas tersenyum lebar saat mendengar ayahnya akan mati.

"Setelah raja mati langsung umumkan pernikahan ku dengan Louis."

"Baik yang mulia".

Tangan kanan Andreas pamit undur diri setelah selesai menyampaikan beritanya.

Liam terlihat masuk dengan cepat ke dalam sebuah rumah di desa dekat ibu kota.

"Duke kau sudah sadar?"

"Hmm.."

Arnold menjawab dengan deheman, saat dirinya mencoba duduk ia merasakan sakit pada perutnya yang mengeluarkan darah lagi.

allagíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang