Btw, ini keknya masih masuk kategori aman. Juga ada bbrp part penting.
.
.
Walaupun mendapat pertentangan dari berbagai pihak, termasuk Pernaisuri, Jeno berhasil menempatkan Jaemin ke sisinya. Jeno menjaminnya dengan mengawasinya secara langsung dan menempatkannya di dekat kamar pribadinya. Jaemin dilarang keluar dari istana Jeno dan dia akan dikawal setiap pergi keluar dari ruangannya. Jeno juga menyuruh beberapa penyihir kuat untuk membuat segel di istana dan sekitarnya agar Jaemin tidak bisa mengeluarkan kekuatannya. Itu cukup untuk membungkam ptotes yang dilayangkan oleh para bangsawan.
Selain itu, sesuai dengan janji Jeno pada Jaemin, ia memberikan beberapa pelayan untuk melayani kebutuhan Jaemin. Ruangan tempat Jaemin tinggal sedikit direnovasi agar lebih luas dan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali. Ruangan itu berfungsi sebagai kamar tidur, ruang kerja, perpustakaan, ruang pertemuan dan ruang makan. Di balkon, Jeno menyediakan tempat minum teh yang mengarah langsung ke taman utama. Jeno memyediakan seluruh fasilitas terbaik yang bisa ia berikan.
Setelah keluar dari penjara, Jaemin meminta untuk berendam di air hangat. Jeno memerintahkan kepada pelayan yang melayaninya untuk melakukan apa saja perintah Jaemin. Ia juga menekankan agar mereka bersikap baik pada Jaemin. Walau ada beberapa yang tidak menyukai pemberontak seperti Jaemin, tapi mereka terlalu takut dengan ancaman Jeno. Jadi tak ada satupun yang berani memperlakukan Jaemin sembarangan. Jeno juga menyediakan pakaian-pakaian berkualitas, tempat tidur yang empuk dan perabot terbaik. Ia memastikan Jaemin tak akan kekurangan apapun meski harus tetap berada di istananya.
Sebagai penasihat pribadi, tentu saja Jeno akan sering menemui Jaemin untuk mendapatkan saran dan solusi. Jeno tahu Jaemin tak akan memberikan saran yang buruk. Mulai dari saat kekaisaran menengahi dua negara dibawah kekuasaannya untuk berdamai, sampai permasalahan kekeringan yang melanda beberapa wilayah. Jaemin berhasil mencari akar permasalahan dua negara berselisih tersebut dan mengatasi solusi di permasalahan kedua dengan mengirimkan produk makanan yang berhasil diawetkan dengan teknologi sihir temuannya. Tak hanya masalah berat, Jeno juga sering datang menemuinya untuk meminta pendapatnya terhadap persoalan remeh temeh.
"Saya tidak percaya bahwa anda harus menemui saya lebih dulu untuk persoalan semacam ini," sindir Jaemin saat Jeno datang dan meminta pendapatnya untuk masalah penyediaan penjaga di perbatasan saat festival.
"Aku hanya penasaran dengan pendapatmu," gumam Jeno, mengangkat bahu. Walaupun ia tak mau mengakui bahwa sebenarnya itu sekedar alasannya agar bisa bicara dengan Jaemin. Semakin mereka dekat, Jeno merasa sangat nyaman karena Jaemin mengerti dirinya dengan baik. Jaemin juga membantunya menyelesaikan permasalahan yang membuat kepalanya nyut-nyutan.
Jeno teringat saat sebelum dieksekusi, Mark beberapa kali menanyakan keadaan Jaemin. Sorot matanya saat itu membuat Jeno sedikit heran. Sorot rasa bersalah, kecemasan dan rindu yang bercampur aduk. Padahal nyawanya sendiri sedang diujung tanduk. Mark juga memohon sampai bersujud padanya agat tidak melakukan hal buruk pada Jaemin. Dulu ia merasa muak pada Mark yang seperti itu. Tapi sekarang ia merasa kesal dan tak nyaman. Benar-benar aneh. Jeno memperhatikan Jaemin yang sedang memberi saran sekaligus mengomel padanya. Sulit dipercaya bahwa orang disampingnya ini adalah seorang dominan. Jaemin terlalu cantik dengan bulu matanya yang lentik dan senyumnya yang sangat manis.
"Ah, mataku kemasukan debu," gumam Jaemin refleks sambil mengucek matanya. Sepertinya ia terkena debu dari buku daftar penjaga yang dibawa Jeno.
Jeno menghentikan tangan Jaemin. "Jangan. Biar kutiup."
Jeno menyingkirkan tangan Jaemin dan meniup mata sebelah kiri Jaemin. Jaemin mengerjap beberapa kali hingga matanya sedikit basah saat debunya berhasil keluar. Jeno mengusap mata kiri Jaemin dengan jarinya. Matanya terpaku pada mata kiri Jaemin yang masih tertutup. Lalu tanpa sadar ia memajukan wajahnya dan bibirnya mendarat tepat ke mata kiri Jaemin. Jeno bisa merasakan Jaemin membeku di tempat. Jeno menjauhkan wajahnya dengan tangan yang masih menangkup wajah Jaemin. Entah dorongan darimana, ia kembali mendekatkan wajahnya dan menipiskan jarak antar bibir mereka. Bibir mereka menempel sempurna untuk beberapa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin)
FanfictionPangeran kedua yang sedang patah hati mengajak Jaemin bertunangan Baca aja udah, gak bakal di unpub kalo blm ending. Pas udah ending baru unpub sebagian