Sorry lama, soalnya aku harus lanjutin chapter Nomin berhubungan kmrn biar bisa dpt gambaran kedepannya walopun yg itu ga bakal di publish. Ternyata dpt sktr 8-9 lbr, pdhl cuma hubungan intim aja 😅. Intinya di book ini Jeno yg itu emang dibikin cabul sih karakternya...
.
.
.
.
"Aku senang kau menyempatkan diri untuk datang menemuiku sebelum pertunanganmu, Jaemin," kata Permaisuri, tersenyum kecil sambil menatap Jaemin penuh arti. Hari ini ia sengaja mengajak Jaemin minum teh di rumah kaca miliknya.
"Sepertinya suasana hati Baginda sedang sangat baik, atau memang Baginda Permaisuri semakin bertambah cantik setiap harinya," puji Jaemin.
"Kau sangat pintar membuat orang lain senang," ujar Permaisuri. "Kudengar kau berhasil mengumpulkan banyak sponsor untuk rencana kita nanti. Aku sangat bangga padamu."
"Pujian anda terlalu berlebihan, Permaisuri. Berkat nama besar anda-lah orang-orang itu bersedia memberikan dukungan. Mereka sangat menghormati dan mempercayai anda, Yang Mulia. Mereka bilang, membantu anda mewujudkan cita-cita adalah kebanggaan tersendiri," kata Jaemin.
"Hahaha, aku sangat tersanjung, Jaemin. Tapi bagiku, kau juga sudah bekerja dengan sangat baik. Kau melakukan negosiasi yang tepat kepada mereka satu persatu hingga membuatku kagum pada kemampuanmu. Kau seperti seorang profesional," balas Taeyong.
"Saya bersyukur karena Permaisuri tidak menganggap ada kesalahan," kata Jaemin. Sepertinya sedikit banyak Permaisuri mulai mencurigai kemampuannya.
"Kau adalah perencana jangka panjang yang baik. Aku sama sekali tidak meragukan kemampuanmu," gumam Taeyong.
"Terimakasih atas pujian anda, Yang Mulia," kata Jaemin sambil tersenyum kecil. Ia berusaha membaca raut wajah sang Permaisuri untuk melihat sejauh mana Taeyong mengetahui tentang dirinya. Kecuali Jeno, selama ini belum ada seorangpun yang bisa melacak dirinya jika ia tak membiarkannya. Jaemin hanya memberikan identitasnya kepada orang yang memang ia inginkan saja. Tapi sepertinya Taeyong masih dalam tahap menebak-nebak.
"Sebentar lagi hubungan kita akan menjadi lebih dekat karena pertunanganmu bersama Jeno," gumam Taeyong. "Sejujurnya aku sangat menyukaimu, Jaemin. Kau cakap dan tidak canggung, juga mampu menyesuaikan diri dengan baik. Walaupun aku juga tidak menduga bahwa Jeno akan memilih seseorang yang belum aku kenal dengan baik."
Sejauh ini Taeyong memang tak terlalu banyak memiliki informasi mengenai Jaemin, selain ia adalah putra ansent Duke yang hilang. Ibu kandungnya adalah Baekhyun Levianta, yang dikatakan diceraikan oleh Duke karena bersikap buruk. Tapi melihat kemampuan Jaemin dan kecerdasannya dalam berbagai situasi, Taeyong mulai sedikit mewaspadainya. Anehnya, Jaemin tak terlihat seperti seseorang yang serakah akan tahta layaknya Haechan. Jaemin cenderung berusaha agar tak terlihat menonjol tapi tetap bisa memanfaatkan situasi sebaik mungkin. Bahkan ia bisa membalik situasi tanpa terlihat menonjol. Jaemin hanya akan melawan saat situasi tak terlalu menguntungkan atau ada seseorang yang menantangnya. Itupun sepertinya hanya untuk memprovokasi musuhnya.
Taeyong tak membencinya. Hanya saja, Jaemin terlalu sulit dibaca. Entah karena dia memang mencintai Jeno atau karena ada hal lain yang ia incar. Tujuan Jaemin terlalu abu-abu. Itu membuatnya harus lebih mewaspadai Jaemin. Tidak seperti Haechan dan Renjun yang mampu ia baca dengan baik. Sudah jelas Haechan berambisi menjadi Permaisuri seperti dirinya dan rela berbuat banyak demi hal itu. Ia tahu Haechan yang terus berusaha menonjolkan diri di pergaulan atas, ataupun di hadapannya. Berbeda lagi dengan Renjun yang tampak sangat kikuk dan canggung. Anak itu tak terlalu menginginkan tahta, tapi ia terlihat menyayangi Mark dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin)
FanfictionPangeran kedua yang sedang patah hati mengajak Jaemin bertunangan Baca aja udah, gak bakal di unpub kalo blm ending. Pas udah ending baru unpub sebagian