Pengawal pribadi yang ditugaskan oleh Jeno mengikuti langkah kakinya. Nama pengawal itu adalah Jongho. Dan Jaemin baru mengetahui bahwa ia adalah seorang ansent. Selain demi pengawalan, Jaemin tak terlalu banyak mengajaknya bicara. Bukan tanpa alasan, hanya saja Jaemin tak mau meletakkan buah di banyak keranjang. Terlalu dekat dengan banyak orang bukan hal yang bagus bagi Jaemin. Apalagi ia juga merasakan bahwa Jeno diam-diam mengawasinya.
Saat Dante menanyakan tujuannya, Jaemin menjawab sekenanya seperti anak bangsawan manja yang sangat suka berleha-leha. Ia ingin berjalan-jalan, berbelanja dan menghabiskan uang saku. Toh Yeonjun juga mengusirnya secara halus dengan cara menyuruhnya berjalan-jalan. Dan Jaemin hanya mau ditemani oleh pengawal pribadinya. Jadi Dante hanya menyiapkan kereta kuda untuk mengantar Jaemin ke pasar.
Sebagai pusat perdagangan, pasar adalah tempat vital yang paling penting menurut Jaemin. Selain pertukaran barang dan jasa, juga ada informasi-informasi tertentu yang mungkin hanya ada disana. Jaemin lalu menyuruh Jongho untuk keluar danbmembeli pakaian rakyat biasa karena ia yakin pakaian bangsawannya akan sangat mencolok di mata orang-orang. Ia dan Jongho berganti di kereta. Barulah ia bisa berjalan-jalan dengan nyaman di jalanan pasar. Akan lebih baik jika ia bisa pergi sendiri, tapi Jongho pasti tak mau meninggalkannya sendiri.
"Mulai sekarang panggil aku dengan nama Jaemin, bukan Tuan Muda," kata Jaemin, setengah berbisik.
"Eh, tapi..."
"Tidak apa. Penyamaranku akan terbongkar jika tidak begitu," sela Jaemin, memaksa.
"Baik, Tu- eh, Jaemin," angguk Jongho dengan berat hati.
Area pasar yang tadi Jaemin lihat, jika dilihat lebih dekat ternyata sedikit berbeda. Pasar ini nampak sangat teratur, tapi entah kenapa terasa kaku. Mungkin karena ada beberapa penjaga yang kadang berkeliling untuk mengawasi mereka. Dengan penjaga sebanyak ini, rasanya aneh jika masih ada orang nekat yang melakukan tindak kriminal. Tapi ya bisa saja itu memang terjadi. Untuk itulah Jaemin kemari dengan niat menyelidiki sampai ke akar.
"Kita akan pergi kemana, eh, Jaemin?" tanya Jongho, sedikit cemas karena mereka baru pertama kali kemari dan Jaemin juga hanya melangkah ke sembarang arah.
"Sepertinya tidak ada salahnya kita mencoba makanan daerah sini," kata Jaemin dengan ceria. Ia menarik tangan Jongho untuk menghampiri salah satu stan makanan. Ia memesan enam tusuk potongan ayam dan acar yang ada disana. Makanan ini adalah makanan yang juga ada di ibukota. Sepertinya tak terlalu ada makanan yang benar-benar khas daerah sini.
Jika di ibukota ada pertunjukkan drama jalanan dan pemusik jalanan, maka disini cukup sepi. Sepertinya orang-orang hanya melakukan kegiatan jual beli saja di pasar. Beberapa orang berpakaian rapih dan bagus nampak berjalan dengan dagu terangkat. Sementara orang-orang berpakaian biasa nampak beberapa kali menyingkir untuk memberi jalan. Jaemin memperhatikan baik-baik tingkah laku orang-orang disini sambil memakan makanannya. Para penjaga yang berwajah seram juga beberapa kali mengawasi orang-orang.
"Eum Jaemin, apa tidak sebaiknya kita kembali saja jika memang tidak ada yang ingin dibeli?" tanya Jongho. Sebenarnya ia mencemaskan Jaemin karena bagaimanapun Jaemin adalah tunangan Pangeran.
Jaemin tersenyum simpul. "Sejak dulu aku selalu menyukai tempat-tempat baru. Biasanya aku selalu menemukan hal menarik yang mungkin akan berguna nantinya."
"Tapi bisa saja ini berbahaya, Jaemin," bantah Jongho.
"Ada seorang kesatria pilihan Pangeran bersamaku, jadi tidak apa-apa. Mana berani aku meremehkan pilihan Pangeran sendiri," cengir Jaemin dengan wajah tanpa dosa.
Jongho menghela nafas. Jika Jaemin sekeras kepala ini maka ia tak punya pilihan selain melindunginya sebisa mungkin. Kalau hanya berbelanja di pasar mungkin tak akan masalah, tapi entah kenapa Jongho memiliki firasat bahwa tujuan Jaemin lebih rumit daripada itu. Apalagi ia mendengar bahwa tingkat kriminalitas di wilayah ini sangat tinggi. Ia menyembunyikan pedang di balik pakaiannya, dan ia bersiap jikalau harus memakai itu unttuk melindungi Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin)
FanfictionPangeran kedua yang sedang patah hati mengajak Jaemin bertunangan Baca aja udah, gak bakal di unpub kalo blm ending. Pas udah ending baru unpub sebagian