01

15.4K 1.7K 140
                                    

"Daripada membalasnya dengan cara itu, bukankah lebih menantang jika kau menghadapinya secara langsung?"

Dan disinilah Jaemin. Memakai salah satu pakaian terbaik yang memang ia pinta secara khusus pada salah satu desainer berbakat kekaisaran ini. Pangeran brengsek itu memberikan penawaran yang tak bisa Jaemin  tolak. Entah bagaimana caranya, tapi sang pangeran memang memiliki banyak informasi mengenai dirinya. Pangeran Jeno. Dia orang yang cukup cakap dan mengerikan. Tapi alasannya melakukan ini semua sangat menggelikan. Cinta? Rasanya Jaemin ingin menertawakannya keras-keras.

Tapi ia tak bisa. Pangeran ini sudah duduk di kereta kuda bersamanya. Mereka menghadiri pesta perayaan debut ansent, anak duke, yang notabene merupakan saudara tiri dari Jaemin. Yah, setidaknya mereka terlahir dari rahim yang berbeda. Sudah bisa dipastikan kedatangannya ke pesta itu akan membuat heboh. Biasanya Jaemin tak terlalu suka kehebohan. Tapi kali ini ia malah akan menambahkan beberapa hal untuk membuatnya semakin meriah. Ia jadi tak sabar.

"Kau terlihat bersemangat," komentar sang pangeran (mulai sekarang akan ditulis Jeno).

Jaemin tersenyum tipis. " Saya akan bertemu dengan keluarga saya. Tentu saja saya sangat bersemangat."

Sudut bibir Jeno sedikit tertarik. "Aku sangat menantikannya. Sepertinya kau akan membuat pertunjukkan yang menarik."

"Saya harap anda tak berekspektasi terlalu tinggi pada saya, yang mulia pangeran," gumam Jaemin.

"Bisakah kau berhenti bicara formal padaku? Panggil namaku, bukan gelarku. Bukankah kita adalah sepasang kekasih?" tanya Jeno.

"Oh, benar. Maafkan aku. Mungkin aku masih terlalu terkejut dengan hal ini," gumam Jaemin, tersenyum manis.

"Kalau begitu, biasakanlah," kata Jeno, melirik ke arah Jaemin.

Jaemin hanya tersenyum sembari mengangguk kecil. Perjalanan menuju kediaman duke tak memakan waktu lama. Begitu kereta berhenti dan pintu dibuka, Jeno turun terlebih dulu dan mengulurkan tangannya untuk membantu Jaemin turun. Pengawal duke yang bertugas mengawal tamu agak terkejut melihat kemunculan pangeran kedua disana. Jaemin hanya meleparkan senyum kecil seraya bergandengan tangan dengan pangeran.

"Pangeran Jeno Aguero dan Tuan muda Jaemin Levianta!" teriak seseorang yang bertugas mengumumkan nama tamu yang datang.

Nama Jeno yang sangat populer sontak saja membuat sesisi aula itu menatap mereka. Semua orang menatap heran pada Jaemin yang menjadi pasangan Jeno di pesta itu. Sebelum ini mereka belum pernah melihat Jaemin. Baik di pesta bangsawan lain ataupun di acara-acara kerajaan. Bisik-bisik mulai terdengar di sepenjuru ruangan. Bahkan duke sampai terkejut dan tergopoh-gopoh untuk menghampiri Jeno dan memberi penghormatan.

"Selamat datang di pesta kecil kami ini, yang mulia pangeran."

Jeno menatapnya datar. "Anda terlalu rendah hati, tuan duke."

"Tetap saja pesta ini tak bisa dibandingkan dengan pesta kerajaan yang meriah," balas sang duke. "Ah, lalu siapa ansent beruntung yang anda bawa hari ini?" tanyanya melirik ke arah Jaemin.

"Salam kepada Tuan Duke Xavier. Nama saya Jaemin Levianta, tuan duke. Saya putra dari Baekhyun Levianta," kata Jaemin, memperkenalkan diri. Diam-diam ia melirik ke arah duke untuk melihat reaksinya.

Refleks sang duke menoleh cepat ke arah Jaemin. Bola matanya bergetar. Tubuhnya sampai membeku di tempat. Suara terkesiap juga terdengar di sepenjuru ruangan. Nama Baekhyun Levianta bukanlah nama asing di telinga mereka. Baekhyun Levianta adalah nama istri terdahulu sang duke yang telah ia ceraikan.

"K-kau anak Baekhyun?" tanya sang Duke dengan suara bergetar. Ia menatap Jaemin dengan raut tak terbaca. Sebuah ingatan terlintas di kepalanya.

"Kalau kita punya anak nanti, aku akan menamainya dengan nama Jaemin jika dia laki-laki. Ansent atau dominan, aku akan mencintai mereka sepenuh hati..."

{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang