34

6.6K 1K 69
                                    

Sepertinya Haechan memang sangat totalitas dalam mengadakan sebuah acara. Pestanya diadakan di rumah kaca keluarganya dengan hiasan rangkaian bunga warna-warni yang mengelilingi mereka. Ada juga air mancur kecil di tengah ruangan yang berhiaskan lampu-lampu kecil. Untuk dikatakan pesta minum teh, ini terlalu meriah. Jaemin sampai takjub karena tak menyangka Haechan dan keluarganya sangat berdedikasi. Apa ini karena Renjun berhasil membuat pesta amal kemarin terlihat sangat indah?

"Hari ini aku menyediakan tiga jenis teh yang berbeda. Kalian bisa memilih teh mana yang cocok dengan selera kalian. Oh ya, kue-kue kecil ini adalah kue yang belum diedarkan di pasaran. Aku sengaja memesannya lebih dulu agar kita bisa menjadi yang pertama untuk mencicipinya," sambut Haechan dengan ceria.

Jaemin tertegun. Seingatnya ia sudah mengirimkan oleh-oleh kemarin pada Haechan, pasti itu sudah sampai. Melihat gelagat anak ini, sepertinya ia berusaha keras sekali untuk tak tampak terpengaruh. Atau, sebenarnya Haechan percaya diri karena memiliki rencana lain?

"Ini pesta minum teh terbaik setelah pesta teh bersama permaisuri. Terimakasih, Haechan," sahut Felix, memuji Haechan.

"Itu terlalu berlebihan, Felix. Tapi terimakasih, aku merasa usaha kerasku tidak sia-sia," gumam Haechan dengan wajah tersipu. "Walaupun tetap saja ini tidak bisa dibandingkan dengan pesta amal di Kekaisaran kemarin."

Oh, rupanya benar perkiraan Jaemin. Haechan sedikit merasa tersaingi dengan pesta Renjun. Jaemin tersenyum kecil dan menghirup teh madunya. "Rasa tehnya juga enak. Kue-kuenya sangat menggugah selera, Haechan."

"Aku senang kau menyukainya, Jaemin. Ngomong-ngomong terimakasih banyak atas oleh-oleh yang kau kirimkan padaku kemarin," kata Haechan dengan ekspresi tenang. "Sepertinya itu mahal dan memiliki proses pembuatan yang rumit."

Jaemin tertawa. "Tidak juga, sebenarnya itu cukup sederhana walaupun terlihat rumit. Karena kita akan menjadi saudara ipar di masa depan, aku memilihkannya dengan hati-hati," kata Jaemin. "Ah, aku juga membawakan oleh-oleh untuk yang lain. Semoga kita bisa lebih akrab."

Para pelayan membantu membagikan bingkisan kecil berisi hiasan rambut kecil untuk para nona dan ansent yang hadir di pesta Haechan. Jaemin tahu Haechan akan menyinggung oleh-oleh pemberiannya, maka akan sangat tidak sopan jika ia tak membawakan oleh-oleh lainnya untuk para undangan yang hadir. Meskipun itu sekedar souvenir kecil, tapi itu cukup untuk membungkam mulut mereka agar tak terlalu nyinyir padanya. Jaemin membuat mereka mengerti bahwa oleh-oleh Haechan berbeda karena Haechan adalah calon pasangan Mark.

"Terimakasih banyak, Tuan Muda Jaemin. Ini indah sekali, sungguh," sahut seorang nona bernama Chaeryeong Hazel dengan suara lembut.

"Aku senang kau menyukainya, Nona Chaeryeong Hazel. Tolong panggil aku Jaemin saja," kata Jaemin, tersenyum ramah. Yang satu ini mengucapkan terimakasih dengan tulus. Apa dia anak yang polos? Cukup sulit menemukan anak bangsawan yang tidak memiliki tendensi apapun di Kekaisaran ini. Entahlah. Mungkin nanti mereka bisa berteman baik.

"Baik, Tu- eh, Jaemin," cicit Chaeryeong dengan wajah tersipu. Ia sejujurnya ia senang karena Jaemin mengingat namanya. Biasanya bangsawan lain akan berpura-pura lupa karena menganggapnya tak penting. Keluarganya yang bergelar Viscount hanya mampu hidup pas-pasan selama beberapa tahun. Itu karena hutang kakeknya yang menumpuk dan ayahnya harus bekerja keras untuk membayarnya. Hari ini entah keberuntungan atau apa. Ia diundang ke pesta teh bangsawan yang diadakan calon Reve.

"Rupanya Tuan Muda masih sempat memikirkan kami saat liburan bersama Pangeran. Terimakasih banyak," sahut Felix.

Jaemin hanya mengangguk kecil sambil tersenyum manis.

"Ngomong-ngomong, kalian berlibur kemana? Ayo ceritakan liburan kalian," kata Arin, menatap Jaemin dengan penuh semangat.

"Benar, aku juga penasaran. Kalian berdua sangat romantis di hadapan publik. Pasti lebih romantis lagi jika hanya berdua saja," imbuh Yujin.

{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang