26

7K 1.2K 168
                                    


Masih berada di lingkungan istana, Jaemin dibuat kembali sibuk dengan perencanaan pendidikan untuk akademi. Permaisuri mencari sendiri kepala sekolah dan beberapa staff penting yang akan mengatur jalannya akademi. Mereka adalah bangsawan lulusan teratas akademi pendidikan ibukota yang memiliki pengalaman mengajar nona dan ansent bangsawan atas. Salah satunya adalah orang yang pernah mengajar Permaisuri sendiri, yaitu Boa. Boa adalah bangsawan elit yang memiliki kebanggaan tersendiri terhadap statusnya sebagai bangsawan berpendidikan tinggi.

Hari ini, rapat diadakan oleh Permaisuri untuk membahas masalah internal sekolah. Dana dari donatur terkumpul banyak sekali. Cukup untuk membeli gedung dan merenovasinya, lalu digunakan untuk membeli peralatan yang tidak disponsori. Dana itu juga sudah disisihkan untuk menggaji staff akademi, staff pengajar dan pekerja lainnya. Sisanya disimpan sebagai kas untuk keperluan jangka panjang. Rapat itu bertujuan untuk mengatur jumlah kelas, murid dan staff pengajar yang diperlukan untuk operasional akademi. Selain itu, mereka juga perlu menyusun materi pembelajaran yang akan dipakai di akademi.

Permaisuri mengumpulkan staff penting, beberapa bangsawan penting dan para calon reve di aula rapat istananya. Ibu Haechan juga berada disana, bersama dua orang bangsawan lainnya yang sepertinya satu kubu dengannya. Mereka adalah orang-orang yang akrab dengan Permaisuri, sekaligus orang-orang kepercayaannya selain para dayang. Jaemin masih belum melupakan penghinaan Ten pada ibunya kemarin.

"Pelajaran-pelajaran dasar seperti baca tulis, berhitung, dan etika. Itu hal yang harus mereka kuasai lebih dulu," gumam Boa.

"Itu pengetahuan dasar yang penting," angguk Permaisuri. "Tahun awal ajaran, sebaiknya kita memberikan pelajaran dasar saja. Sampai mereka menguasai dasar, baru kita bisa mengajarkan bidang ilmu lainnya."

"Untuk tahun selanjutnya kita bisa mengatur pembelajaran yang baru untuk mereka," gumam Ten, lalu menoleh pada anaknya. "Menurut Haechan bagaimana?"

"Eh, menurut saya tahun selanjutnya mereka sudah bisa mempelajari sejarah, hukum, politik, geografi dan filsafat. Itu ilmu yang sangat penting di Kekaisaran. Di akademi dulu kita juga sudah mempelajari itu sejak tahun pertama," gumam Haechan, sedikit terkejut karena tiba-tiba sang ibu memberikan kesempatan bicara.

"Menyamakan kurikulum dengan akademi pendidikan kita juga bagus. Kita bisa mulai mencari staff pengajar lulusan akademi yang memiliki pengalaman mengajar. Itu tidak terlalu sulit," gumam Boa, menyetujui pendapat Haechan. Jadi mereka tak harus menyusun ulang kurikulum akademi. Apalagi memang pelajaran-pelajaran seperti itu yang diajarkan di akademi. "Tapi karena ini rakyat biasa, mungkin kita tidak langsung mengajarkannya di tahun kedua. Kita akan menyusun kurikulumnya untuk tiga tahun ke depan. Juga apa saja yang akan mereka pelajari di pelajaran itu."

"T-tunggu," sela Renjun tiba-tiba. Ia agak gugup ketika semua mata kini tertuju padanya. "E-eh, maksud saya maaf menyela."

"Tidak apa. Katakan apa yang kau pikirkan Renjun," sahut Permaisuri.

"Maafkan saya sebelumnya. Tapi bukankah akan sulit bagi rakyat biasa yang belum pernah belajar baca tulis sama sekali untuk langsung mempelajari pelajaran seperti akademi kita dulu? Maksud saya, sebelumnya kita sudah diajar baca tulis sejak kecil dan dibekali berbagai macam pengetahuan. Sementara rakyat biasa kebanyakan belum bisa baca tulis sama sekali. Walaupun sudah belajar satu tahun, tapi menurut saya pelajaran itu tetap terasa berat untuk langsung mereka pelajari," jelas Renjun, menyatakan ketidaksetujuannya.

"Bukankah Profesor Boa sudah mengatakan bahwa mereka tidak akan langsung mempelajarinya sekaligus?" sela Haechan. "Lagipula semua pelajaran itu sangat penting untuk dipelajari."

Renjun menggigit bibir sebentar, ia sedikit melirik Permaisuri yang hanya diam memperhatikan mereka. Tetap saja ia merasa itu tak sepenuhnya benar. Ia berdilema. Padahal sebelumnya Jaemin mengatakan bahwa kunci untuk berhubungan dengan Mark adalah Permaisuri. Jika Renjun berhasil menarik perhatiannya dan meyakinkan Permaisuri bahwa ia akan menjadi kekuatan bagi Mark, maka itu bisa membantu hubungannya dengan Mark. Tapi bagaimanapun, Renjun tidak menyukai sesuatu yang ia anggap salah walau mungkin Permaisuri jadi tambah tidak menyukainya.

{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang