03

11.4K 1.7K 175
                                    


Sebelumnya aku minta maaf karena lama ga up, soalnya aku ga enak badan kemaren. Kurang vitamin keknya haha...


Taeyong menggelinjang kegelian saat Kaisar masih berusaha menciumi bahu telanjangnya. Hampir setiap malam Kaisar tidur di kamarnya. Ia melenguh, kali ini ciuman itu naik ke lehernya. Itu bagian paling sensitif untuk Taeyong. Ia menyentuh kepala sang suami agar menghentikan aksinya. Kaisar lalu mengecup bibirnya.

"Aku dengar kau mengundang beberapa orang untuk minum teh bersama," ujar sang Kaisar, setelah puas mengecupi bibir istrinya.

Taeyong mendesah kecil dan mengangguk. Ia menatap wajah tampan suaminya yang berusia lebih muda darinya itu. Jaehyun Aguero, anak dari selir kesayangan Kaisar terdahulu. Ia tahu betul betapa sukanya Jaehyun padanya dulu. Padahal saat itu Taeyong adalah milik Kai, putra mahkota yang seharusnya menjadi Kaisar. Jaehyun sama sekali tak menyembunyikan perasaannya saat itu. Bahkan Jaehyun langsung memutuskan perjodohan dengan anak bangsawan lain demi menikahinya yang kala itu sudah menjadi janda.

"Bagaimana menurutmu anak itu?" tanya Jaehyun lagi.

"Dia sangat manis, tapi aku belum bisa mengetahui kepribadiannya dengan jelas. Yang aku lihat, dia cukup pandai bicara dan tidak canggung," gumam Taeyong.

"Hanya itu?"

Taeyong mengangguk. "Cuma latar belakangnya saja yang cukup mengganggu. Bagaimanapun dia adalah anak dari seseorang yang telah diceraikan. Terlebih penyebab perceraiannya bukanlah hal yang bagus. Mungkin akan berbeda jika dia dibesarkan oleh Duke Xavier."

Jaehyun berpikir sejenak. Dikatakan bahwa Duke menceraikan istrinya terdahulu dikarenakan istrinya memiliki sifat yang buruk. Jaehyun tak tahu sebab pastinya, tapi itulah yang ia dengar. Tentu saja reputasi mantan istrinya menjadi sangat buruk di mata masyarakat dan bangsawan lain. Tapi tanpa diduga saat itu mantan istri Duke tersebut tengah mengandung.

"Apa kau tahu bagaimana putra kita bertemu dengannya?" gumam Jaehyun.

"Mungkin kau bisa bertanya pada Jeno langsung," kata Taeyong.

"Jadi apa kau menyukainya?" tanya Jaehyun, kali ini nada suaranya terdengar serius.

Taeyong menghela nafas, ia membuang muka. "Aku tidak bisa memutuskan, Jaehyun. Kau tahu kita berada di kubu yang berbeda."

"Aku tahu kau sangat menyayangi Mark, tapi Jeno juga terlahir dari rahimmu," kata Jaehyun.

"Justru karena itulah, aku memilih sisi Mark. Aku tahu kau akan berada di sisi Jeno. Pada akhirnya perpecahan diantara kita memang tak dapat terhindarkan," kata Taeyong.

"Jadi itu sebabnya kau memilih Haechan sebagai pendampingnya? Karena dia tak akan menjadi penghalang untuk Mark jika dia berhasil menjadi putra mahkota?" tanya Jaehyun.

"Itu keputusan Mark sendiri," jawab Taeyong dengan tenang. Awalnya ia memilih mendekati Duke Xavier karena pengaruh politiknya lebih kuat dibandingkan Marquis Armeny. Duke Xavier berada di posisi netral, tapi itu sangat bagus untuk Mark nantinya jika berhasil mendapatkan sang Duke ke pihaknya. Tapi karena anaknya memiliki tubuh yang lemah, Taeyong menjadi ragu akan keputusannya. Lalu tiba-tiba saja Mark malah dekat dengan Haechan.

"Walaupun Marquis Armeny sudah berada di sisi Mark, sekarang Jeno memiliki keluarga Duke sebagai pendukungnya. Jeno tetap lebih unggul. Reputasi anak itu tak akan berpengaruh banyak selama ia bisa melepaskan diri dari rumor buruk mengenai ibunya," kata Jaehyun, tersenyum miring.

"Aku tahu," gumam Taeyong, balas tersenyum. "Tapi kita belum mengetahui hasilnya dengan pasti, bukan?"

"Tentu saja," angguk Jaehyun. Kemiliteran dulunya berada di sisi Jeno, cukup untuk mengimbangi pengaruh politik yang dimiliki oleh bangsawan yang memilih sisi Mark. Tapi kini semuanya terbalik. Karena kemiliteran banyak dipengaruhi oleh keluarga Marquis, maka mereka pasti akan beralih pada Mark yang memiliki hubungan khusus dengan Haechan.

{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang