13

7.5K 1.3K 68
                                    

Flashback

"Pemberontak Mark Aguero dan kaki tangannya telah tertangkap, Baginda Kaisar!"

Pagi ini adalah pagi yang indah bagi Jeno. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menangkap pemberontak licik yang sukses mengobrak-abrik kekaisarannya. Dia berhasil membalik opini publik dan diam-diam mendapatkan dukungan dari rakyat kekaisaran. Mereka juga mengendalikan harga bahan baku di kekaisaran dan merepotkan para bangsawan. Mereka menahan persediaan bahan baku pokok hingga harganya melambung tinggi. Para bangsawan terpaksa membelinya dengan harga mahal hingga harta mereka harus terkuras habis. Harusnya setelah itu mereka bisa menjual dengan harga murah, tapi tiba-tiba saja persediaan di pasaran malah meningkat dan membuat harganya menjadi murah lagi. Jeno sampai bertengkar dengan Haechan karena Haechan adalah salah seorang yang mengalami kerugian besar akibat kejadian itu.

"Matahari Kekaisaran akan memasuki ruangan!"

Para pengawal membungkukkan tubuh sedalam-dalamnya saat Jeno masuk. Ia menduduki singgasananya dengan wajah puas yang dingin. Di hadapannya ada Mark dan beberapa orang penting yang membantunya melakukan pemberontakan. Mereka dipaksa berlutut dengan pedang di leher mereka. Jeno menatap Mark penuh dendam. Mark sukses membuatnya menahan amarah untuk waktu yang lama. Seharusnya ia membunuhnya sejak awal. Tapi Mark tidak mungkin melakukan segalanya sendirian. Sosok yang ia duga menjadi otak segala kekacauan adalah pemimpin kelompok dagang yang dikenal berbakat dan licik.

Putra lain dari Duke Chanyeol Xavier, Jaemin Levianta. Orang disamping Mark itu, apa dia orangnya?

"Para bangsawan yang terlibat juga telah ditangkap pagi ini, Yang Mulia," kata ajudan Jeno, mengisyaratkan ke arah kumpulan yang berada di belakang Mark. "Lalu, yang disamping tuan Mark adalah orang yang selama ini kita buru, Jaemin Levianta."

Benar. Dia orangnya. Jeno menatap sosok mungil yang memakai jubah hitam kebesaran. Kepalanya masih tertutup tudung hingga ia tak bisa melihat wajahnya. "Buka tudung jubahnya."

"Saya bisa membukanya sendiri," sela Jaemin. Tangannya yang terpasang gembok khusus masih cukup leluasa membuka tudungnya sendiri.

Untuk pertama kalinya Jeno melihat sosok yang berhasil mengalahkannya dan membuatnya mati langkah beberapa kali. Jeno tertegun. Ini tidak seperti yang ia bayangkan. Orang itu hanya memasang ekspresi tenang seolah tak pernah terjadi apapun. Sorot matanya penuh rasa percaya diri, tak terlihat sedikitpun kegoyahan disana. Jeno mengepalkan tangan. Padahal ia bersusah payah menangkapnya.

"Kita kehilangan banyak prajurit, Yang Mulia. Itu karena Jaemin Levianta melakukan perlawanan sengit. Beberapa orang tewas dan lainnya mengalami cacat," lapor sang ajudan.

Jeno tahu bahwa mereka membutuhkan prajurit terkuat dan penyihir terhebat agar bisa menangkap Jaemin. Bahkan Jaemin berhasil mengabisi setengah pasukan khusus yang ia siapkan untuk menangkapnya. Jeno juga harus membuat alat khusus yang bisa digunakan untuk menahan kekuatan Jaemin. Banyak sekali kerugian yang alami gara-gara Jaemin. Ia tak bisa membiarkan Jaemin mati begitu saja.

"Masukan yang lain ke penjara bawah tanah dan bawa Jaemin Levianta ke ruang interogasi. Aku akan menginterogasinya secara langsung," titah Jeno.

Diantara rasa amarah dan kekesalannya, rasa penasaran Jeno-lah yang paling mendominasi. Awal-awal, sangat sulit mencari informasi mengenai Jaemin. Satu-satunya petunjuk adalah ucapan Duchess Wendy sebelum ia merenggang nyawa. Ia kesulitan mengorek informasi lebih lanjut mengenai keluarga ibu Jaemin. Semuanya berawal dari sana. Pada akhirnya ia berhasil mengumpulkan keping demi keping puzzle kehidupan mereka dan menemukan hal-hal yang bisa melemahkan Jaemin.

{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang