HALLO SEMUAAAA!!!
GIMANA KABARNYA NIH? SEHAT SEHATKAN?
SEBELUM BACA JANGAN LUPA TEKAN BINTANG NYA YA!!
TERIMA KASIH
***
"Nanti malam akan ada acara makan malam di rumah. Jadi...." Noah menjeda ucapan nya. "Kamu jangan berani berani muncul di hadapan mereka, ayah tidak ingin acara makan malam ini terganggu, karna ini acara makan malam bersama perusahaan yang akan berinvestasi besar dengan kantor ayah." ucap Noah dengan santai.
Arsey yang mendengarkan ucapan ayahnya seperti itu terasa sesak di dadanya. Ia tak menyangka ayah nya bakalan berbicara seperti itu. Sepenting itukah kantor baginya?
"Tanpa ayah minta, Arsey tidak akan pernah muncul. Tenang aja, Arsey tidak akan mengganggu urusan ayah, jadi nikamati saja selagi ayah masih hidup, habiskan waktu ayah untuk kantor bukan untuk mengurus Arsey." jawab nya sembari tertawa hambar.
Noah yang mendapati respons seperti itu di buat emosi oleh ucapan anaknya.
"Jaga bicara mu Arsey! Ini juga buat kebaikan kamu buat masa depan kamu!!" teriaknya kelewat emosi. "Dari kecil sampai sekarang ayah urus kamu!!"
"Sampai sekarang?" tanya Arsey sembari menaikkan satu alisnya. "Lalu apa buktinya? Mengurus dengan cara kekerasan? Semenjak mama pergi, Arsey tidak lagi merasakan kehidupan seperti dulu saat mama masih ada. Dan semenjak ayah menikah lagi dengan wanita licik itu Arsey tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari ayah, yang Arsey dapatkan hanya kekerasan. Lalu dimana letak cara ayah mengurus Arsey?" ucap Arsey. Bahkan tangan nya sudah terkepal matanya sudah memanas.
"Jaga bicara kamu Arsey!!" bangun dari tempat duduknya, Noah mencekal kerah baju seragam Arsey. Satu tonjokkan keras lolos Arsey dapatkan di rahangnya. Bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. "Seharusnya kamu bersyukur masih bisa ayah kasih uang! Lalu kenapa balasan kamu seperti ini pada ayah?!"
"Yang Arsey harapkan bukan uang, tapi kasih sayang!" teriaknya.
Setelah mengatakan itu, ia segera menaiki tangga berjalan ke dalam kamar.
"DASAR ANAK TAK TAU DIRI!" teriak Noah menggelegar di seisi rumah.
Tanpa menggubris perkataan ayah nya itu, Arsey terus berjalan menuju kamar. Sesampai nya di kamar, ia menaruh tas nya ke sembarang tempat lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Rasa sakit di rahang nya tidak seberapa dengan rasa sakit di hatinya. Karna ia terlalu sering mendapatkan kekerasan. Bagi nya itu tidak ada artinya sama sekali.
Setelah selesai ritual mandinya, Arsey bergegas mengambil kunci motornya yang ia simpan di atas nakas. Dengan langkahnya ia keluar dari kamarnya menuju halaman depan. Untung saja di ruang tadi sudah tidak ada Noah karna ia males jika harus meladeni ayah nya itu.
Motor melaju meninggalkan pekarangan rumah. Ia tak tau akan pergi kemana. Namun yang terpenting ia butuh ketenangan sekarang. Namun ia berniat untuk ke rumah sahabatnya itu, Tamara.
Drrrttt..
Handphone yang yersimpan dalam saku jaket nya itu berbunyi menandakan bahwa seseorang menelpon nya. Tak tinggal lama ia segera menepikan motornya di pinggir jalan untuk mengangkat panggilan dari orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEY ZAYDEN [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] - - - Sederhana, menceritakan Arsey Zayden anak broken home yang di pertemukan dengan gadis yatim piatu dan bersahabat dengan gadis yang memiliki keluarga cemara. "Kebahagiaan memang nyata tapi belum tentu untuk kita."-Arsey...