STUPID GIRL

24 5 0
                                    

Selamat malam.

Gimana sama harinya? Semoga selalu baik.

Tinggalkan jejak sebelum baca. Seperti Vote and Comet!

Happy reading...

***

Hari yang sangat membosankan bagi murid kini kembali menyapa. Tentu itu adalah hari senin. Setelah selesai melaksanakan upacara, semua murid berbondong-bondong untuk memasuki kelasnya masing-masing. Begitu pun dengan Anala. Namun baru saja beberapa langkah, ia merasakan ingin ke toilet dan tak ingin membuang-buang waktu, ia segera berjalan cepat ke arah toilet.

Dan setelah menyelesaikan hajatnya, ia kembali lagi berjalan menuju kelasnya. Namun tanpa di duga, langkahnya terhenti saat seseorang menghalangi jalannya. Ia mendongak sedikit guna melihat siapa pelaku yang menghalanginya. Dan seketika napasnya tercekat begitu mengetahui siapa gerangan orang di depannya.

"Santai, gue gak akan apa-apain lo." ucap Seva. "Lo nanti pulang sekolah punya waktu?"

Anala terdiam tak tahu harus mengatakan apa. Karena ia terlalu fokus bersiap kalau-kalau Seva menyakitinya. Keringat dingin kini sudah membasahi telapak tangan dan dahinya.

Melihat keterdiaman Anala, Seva tahu bahwa gadis itu merasa takut. Lalu ia tersenyum ramah pada Anala membuat sang empu merasa aneh.

"Gue mau ngelurusin semuanya dan semoga lo ada waktu nanti pulang sekolah. Gue tunggu di kantin. Lo mau, kan? Akhir-akhir ini gue selalu di hantui oleh rasa bersalah jadi gue ingin meminta maaf sama lo." ucapnya dengan raut wajah yang terlihat sedih.

Anala di buat bingung oleh perkataan Seva. Apakah gadis itu bersungguh-sungguh mengatakannya? Jika benar, kenapa hanya Seva saja yang mengatakan itu. Kemana ketiga temannya? Tapi ia tidak peduli. Ia akan menyetujui perkataan Seva. Ia ingin hidup damai tanpa ada lagi pengganggu dalam hidupnya. Pikirnya. Dan semoga ini berjalan lancar. Jika ia berdamai, bukankah hidupnya akan tenang dan tak akan merasa takut lagi?

"Mungkin jika sekarang waktunya gak akan cukup."

Anala tersenyum. "Iya, aku mau."

"Really?" Seva melebarkan senyumannya bahkan nada bicaranya terdengar senang.

Dan itu membuat Anala yakin bahwa gadis itu benar-benar dengan ucapannya. Ia bernapas lega karena dugaannya salah. Ia kira Seva akan menyakitinya. Tapi ternyata gadis itu mengajak meluruskan hubungannya.

"Oke! Gue tunggu lo di kantin. Gue harus masuk sekarang. Sampai jumpa!"

Setelah Seva tak terlihat lagi oleh di matanya, Anala melanjutkan lagi langkahnya. Ia masih tak menyangka bahwa Seva akan melakukan ini dan itu membuat hatinya merasa lega. Dan sebentar lagi ia akan bebas dari masalah dan tak akan lagi ada yang menyakitinya.

Dan disinilah Anala berada. Di kantin yang mulai sepi karena ini adalah jam waktunya pulang. Setelah bel berbunyi, Anala langsung pergi ke kantin namun sebelum kesini, ia sempat bertemu dengan Arsey dan mengajak pulang bersama. Tapi ia menolaknya dengan alasan ia akan pulang dengan Zerdam.

Hampir sepuluh menit Anala terduduk di bangku yang tersedia disana, menunggu Seva. Namun ia belum melihat batang hidung gadis itu. Ia melirik jam di handphonenya lalu menghembuskan napasnya. Kenapa Seva belum datang juga? Padahal gadis itu yang mengajaknya bertemu di kantin tapi gadis itu juga yang terlambat. Ia kira Seva sudah berada disini ternyata tidak ada.

ARSEY ZAYDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang