Haii.
Gimana nih harinya?
Sebelum lanjut baca jangan lupa tekan bintangnya biar gak lupa.
Ramaikan komenannya.
Happy reading...
***
"Dia udah gak ada."
"Apa maksud lo?"
Nura mendekati Zerdam lalu menatap pria itu dengan sedikit mendongak karena cowok itu terlalu tinggi.
"Dia...
Flash back on.
Beberapa jam yang lalu, setelah Zerdam pergi meninggalkan dirinya sendiri disna, Nura memutuskan untuk masuk lagi ke dalam. Ia benar-benar geram pada cowok itu. Ingin sekali Nura menghentikan hal gila yang Zerdam lakukan namun apa daya ia tak punya hak untuk melarang. Ia takut jika suatu saat nanti Anala mengetahui hal gila yang kakak-nya lakukan. Apa yang akan terjadi pada gadis itu? Apa dia akan menerimanya atau bahkan tak ingin lagi menatap sang kakak?
Dengan pikiran yang terus bergulat, Nura terus berjalan ke arah yang di tuju. Dan setelah sampai, bertepatan pula dengan Arsey yang baru saja keluar dari ruangan Anala. Ia menatap wajah Arsey yang menunduk sedikit setelah melakukan kontak mata hanya tiga detik. Nura menghentikan Arsey yang berjalan melewatinya.
"Dia udah siuman?" tanya Nura.
Arsey mengangkat pandangannya lalu menatap Nura. Dan Nura sedikit terkejut melihat mata Arsey sepertinya sudah menangis? Mungkin saja. Lihatlah matanya yang sembab dan hidungnya yang memerah itu persis sekali seperti orang yang menangis. Dan lebih mengejutkan lagi, tatapan cowok itu seperti kosong dan hampa. Cowok itu seperti baru kehilangan sesuatu dalam dirinya.
"Dia lebih senang tidur daripada bangun." jawabnya.
Nura tau pasti Arsey sangat takut Anala kenapa-napa apalagi gadis itu membutuhkan donor jantung. Itu bukanlah hal yang mudah. Akan sulit untuk mendapatkannya dan mungkin akan lama.
"Lo mau kemana?" tanya Nura lagi saat Arsey melangkah.
"Membantu dia bangun."
Setelah mengatakan itu, Arsey kembali berjalan meninggalkan Nura yang melihatnya kebingungan.
Nura menatap punggung Arsey dengan gelagat yang mencurigakan. Dan entah kenapa, rasa untuk mengikuti cowok itu tumbuh dalam dirinya. Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ia takut jika cowok itu melakukan bunuh diri? Atau apalah. Tapi, Nura menuruti perasaan itu. Ia mengikuti Arsey secara diam-diam dengan berjalan sedikit pelan agar tidak di ketahui oleh sang empu.
Ia terus berjalan mengikuti Arsey yang berjalan entah kemana. Ia terhenti saat Arsey berhenti di tempat resepsionis dan sepertinya sedang menanyakan sesuatu. Ia tak dapat mendengar apa pun karena jarak dirinya lumayan jauh dari cowok itu. Setelah selesai dengan urusannya cowok itu berjalan lagi ke arah kanan dan lagi-lagi Nura mengikutinya. Entah kenapa ia merasakan gemuruh di dadanya saat mengikuti cowok itu. Bukan gemuruh seperti sepasang kekasih yang akan bertemu tapi gemuruh yang tak bisa di gambarkan oleh kata-kata. Ia kira Arsey akan pergi keluar atau pulang ke rumah. Tapi ternyata Arsey pergi memasuki ruangan dokter dan itu membuatnya terkejut. Apa yang cowok itu lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEY ZAYDEN [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] - - - Sederhana, menceritakan Arsey Zayden anak broken home yang di pertemukan dengan gadis yatim piatu dan bersahabat dengan gadis yang memiliki keluarga cemara. "Kebahagiaan memang nyata tapi belum tentu untuk kita."-Arsey...