KEMBALI RAPUH

18 6 0
                                    

Malam semua.

Ketemu lagi nih.

Gimana kabarnya?

Semoga selalu sehat.

Sebelum lanjut baca, VOTE terlebih dahulu! Wajib!

Happy reading...

***

Setelah menghabiskan waktunya dengan Anala dan mengantarkan gadis itu ke rumahnya, Arsey pulang ke rumahnya dengan bajunya yang basah oleh guyuran air hujan. Ia berjalan memasuki rumahnya dan seperti biasanya rumah itu masih sepi. Harusnya Noah dan Yunita sudah pulang kini namun acara mendadak mengharuskan mereka pulang lebih lama. Mereka juga sempat memberikan pesan pada Arsey beberapa hari lalu.

Arsey melihat Bi Yani yang sedang berkutat di dapur. Tak tunggu lama lagi, ia segera menghampirinya.

"Bi," panggil Arsey membuat sang empu menoleh padanya.

"Den Arsey? Aduh kenapa bajunya basah gini?" Bi Yani terlihat khawatir saat melihat baju seragam Arsey yang basah.

"Ini tadi kehujanan."

"Yaudah ganti dulu den bajunya nanti sakit." titahnya.

Arsey mengangguk. "Mereka belum pulang?" tanyanya. Ia merasa bingung mengapa orangtuanya itu belum pulang juga. Padahal saat Noah memberikannya pesan, mereka akan pulang kemarin atau sekarang. Tapi mereka tak kunjung datang.

"Katanya besok, den," beritahunya. "Tadi nyonya bilang kalau sekarang masih ada urusan jadi mereka akan pulang besok."

"Oh, gitu ya. Yaudah bi, Arsey ke atas dulu." pamit Arsey.

Ia segera melangkahkan kakinya menuju arah kamarnya. Setelah sampai, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya yang basah. Entah kenapa kini rasa gelisah menyelimuti dirinya dan pikirannya tertuju pada Noah dan Yunita. Apakah mereka baik-baik saja? Mereka sudah hampir satu minggu meninggalkan rumah dan belum kembali juga. Pikiran-pikiran buruk kini menggerogoti pikirannya. Ah, bukankah ia senang jika tidak ada mereka? Untuk apa memikirkan mereka? Tapi ia tak berbohong bahwa ia sangat gelisah dan takut.

Setelah selesai ritual mandinya dan berkutat dengan pikirannya, ia segera merebahkan tubuh lemasnnya di atas kasur. Kini rasa gelisahnya di ganti oleh rasa senang kala ia mengingat kejadiannya bersama Anala beberapa jam lalu. Senyuman dari wajahnya terukir begitu saja. Ia sangat senang bisa menghabiskan waktunya, bermain hujan dengan Anala. Itu moment paling indah dalam hidupnya. Ia tak akan pernah melupakannya sama sekali. Tak dapat di pungkiri bahwa dirinya sangat bahagia saat mereka berdua bisa tertawa lepas dengan pikirannya yang bebas.

Terlalu sibuk dengan kajadian tadi, sampai-sampai dirinya tak bisa lagi menahan kantuk yang menyerang dan kegelapan telah merenggut kesadarannya.

Dan tak terasa, kini pagi telah menyapanya. Sinar matahari menyinari matanya dari sela-sela tirai yang tertutup. Merasa terganggu, ia segera bangkit dari tidurnya dan beranjak dari ranjang untuk membersihkan badannya. Setelah siap dengan seragamnya, ia berjalan ke arah pintu kamarnya. Namun sebelun itu terjadi, suara ketukan pintu terdengar dari arah luar.

Tok tok tok

Dengan langkah jenjangnnya, ia segera membuka pintu dan terlihat Bi Yani disana. Dengan matanya yang berkaca-kaca. Sebentar lagi akan menangis.

ARSEY ZAYDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang