ARSEY ZAYDEN [END]

MIMPI YANG TERULANG KEMBALI

Haii haii, malam semua!!

Gimana kabarnya?

Jangan lupa jaga kesehatan!!

VOTE nya jangan lupa, oke!!

Happy reading...

***

Setelah pulang sekolah, Arsey mengajak Tamara makan nasi goreng di tempat yang dulu ia sering datangi. Belajar seharian tanpa makan begitu menyiksa dirinya. Tadi saat istirahat ia tak sempat membeli makanan. Jadi ia berinisiatif mengajak sahabatnya untuk mengisi perut nya sebelum pulang.

"Sey, gue mau nanya," Tamara memulai pembicaraan.

"Nanya apa?" tanya Arsey yang masih fokus dengan makanan nya.

"Si Zerdam tuh satu kelas sama lo?" tanya Tamara gugup.

"Kenapa?" Arsey menaikkan satu alisnya.

"Gapapa,"

"Lo suka?"

Refleks Tamara memukuk tangan Arsey. "Gila lo, suka sama dia." ketus Tamara. Namun jauh dari lubuk hati paling dalam, Tamara merasa senang ketika Arsey mengucapkan itu. Entah kenapa ia jadi seperti ini.

"Terus kenapa lo nanyain dia?"

"Gue cuma pengen tau aja," beritahu Tamara.

"Bilang aja kalo lo suka. Iya kan?" Arsey terus memojokkan Tamara.

Ia penasaran mengapa Sahabatnya itu menanyakan Zerdam? Pasalnya ia baru pertama kali mendengar Tamara ingin tahu tentang seorang cowok.

"Gak. Ogah gue sama dia."

"Jangan kaya gitu, nanti lama-lama lo suka." Arsey melanjutkan lagi makan nya.

Tamara melakukan hal yang sama. Namun pikiran nya sangat campur aduk. Ia tak mengerti dengan pikiran nya. Mengapa ia jadi menanyakan Zerdam? Tapi entah kenapa jantung nya kini berpacu lebih kencang.

Drtt...

Handphone Tamara berdering menandakan ada yang menelpon nya. Ia segera mengambil dari dalam tas nya. Dan tertera nama AbangSad. Itu nomor Saddam.

"Hallo?"

"Kamu dimana?" tanya Saddam di sebrang sana.

"Kenapa?" tanya Tamara terdengar ketus.

"Biasa aja kali,"

"Kenapa, kakak," suara Tamara melembut.

"Nanti kalo kamu pulang kakak nitip beliin kebab, ya," kata Saddam.

"Ga ah, Tamara males. Uang nya mana coba,"

"Ayo lah kakak pengen banget kebab, ya," Saddam memelas.

"Tamara gak ada uang kakak," bohong nya. Ia ada saja uang tapi takit jika tidak di bayar oleh kakak nya. Bukan nya pelit, hanya saja ia sedang mengirit.