RUMAH RUNTUH

111 12 0
                                    

HALLO SELAMAT MALAM MANTEMAN AKU KEMBALI HHI

JANGAN LUPA VOTE YA JANGAN JADI SIDERS TINGGALKAN KOMENAN JUGA.

***

Pada dasarnya hidup memang seperti roda yang berputar. Kadang di atas dan kadang juga di bawah. Begitu juga dengan hidup. Kadang ada kebahagia kadang juga ada kesedihan. Semuanya saling melengkapi satu sama lain.

Cahaya matahari masuk ke dalam indra penglihatan Arsey. Arsey yang merasa terganggu terbangun dari tidurnya bahkan jam sudah menunjukkan jam 6 pagi. Jam 6 pagi? Arsey yang baru saja bangun dari alam kesadarannya pun membelakkan matanya. Bagaimana tidak, ia bangun jam 6 pagi sedangkan jam segitu ia harusnya sudah siap untuk berangkat sekolah.

Tak tinggal lama lagi Arsey langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia ingat tadi malam dia tidur terlalu larut malam. Bukan karna apa jika dia mempunyai masalah maka yang akan ia lakukan adalah mencari ketenangan di malam hari.

Setelah bersiap siap, Arsey membuka handphone. Ada beberapa notifikasi pesan dan panggilan tidak terjawab dari Tamara. Setelah melihat nya Arsey memasukan handphone nya ke dalan saku celana. Ia buru buru turun ke bawah bahkan di meja makan sudah ada Yunita dan Noah. Niatnya Arsey akan pergi saja namun langkahnya terhenti oleh suara Noah.

"Kenapa baru berangkat?" tanya Noah sambil fokus pada makanannya. Bahkan dia sudah rapi dengan pakaian kantornya. "Sudah jam berapa sekarang tapi kamu baru bangun?" kini matanya terfokus kepada Arsey. Sorot kemarahan tergambar dari wajahnya.

Arsey yang mendapat pertanyaan seperti itu dari ayahnya hanya bisa diam saja. Yang ia pikirkan hanya lah Tamara. Yah dia memikirkan Tamara. Apakah gadis itu menunggunya? Apa dia sudah pergi ke sekolah?

Noah yang tidak mendapatkan jawab dari anaknya itu semakin marah. "Jawab Arsey!" teriak Noah kelewat kesal. "Ayah udah biayain kamu mahal, tapi apa? kamu malah malas malasan?" ucap nya geram.

Arsey memejamkan matanya. Ia malas jika harus meladeni ayahnya itu. "Arsey minta maaf, Arsey tidak akan ulangi lagi." ucap Arsey sambil menatap ayahnya. "Arsey berangkat dulu. Arsey buru buru." ucapnya lagi. Semenjak dia masuk SMA ia tidak pernah lagi makan bersama dengan ayah maupun ibu tirinya lagi. Meski Noah suka memarahi nya, namun dia tidak lupa untuk membiayai, memberi Arsey uang saku.

Sebelum membalik kan badannya, ia melihat sekilas ibu tirinya itu. Yunita hanya diam sambil menikmati makanannya. Bahkan dia tidak melihat atau menawarkan Arsey makan. Setega itukah ibu tirinya? Rasa kebencian terhadap Yunita terpancar dari wajah Arsey. Tidak tunggu lama lagi ia segera keluar dari rumah dan menaiki motornya itu. Ia pun meninggalkan pekarangan rumah.

Ma, Arsey butuh mama.

Arsey butuh kasih sayang mama lagi.

Sekarang rumah tidak menyenangkan seperti dulu lagi bagi Arsey ma.

Tak butuh waktu lama lagi, Arsey sudah sampai di rumah Tamara. "Bi Tamaranya udah berangkat?" tanya Arsey di balik helm full facenya kepada asisten rumah yang sedang menyiram tanaman setelah ia sampai di rumah Tamara.

"Eh den Arsey. Iya, den, neng Tamara udah berangkat dari tadi." jawab Bi Nina.

"Sama siapa bi?"

ARSEY ZAYDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang