Hallo, malam semua.
Sebelum lanjut baca, vote terlebih dahulu dan ramaikan komenan!
Happy reading...
***
"Lo percaya dengan jatuh cinta pandangan pertama?" tanya seorang cowok.
Hembusan angin menerpa kulit dua manusia yang kini hanya diam dengan pandangan lurus pada hamparan air laut yang begitu tenang.
"Hm, gue percaya," jawabnya.
"Lo pernah ngalamin, Nura?"
Orang yang di panggil Nura itu mengangguk kecil sebagai jawaban. "Lo?"
"Entahlah, gue terlambat ngungkapin isi hati gue,"
"Terlambat?" gadis dengan rambut pendek itu tertawa kecil. "Lo tau? Gak ada kata terlambat jika dia masih sendiri. Lo bisa ngungkapin isi hati lo dan lo bisa tenang, Zerdam. Gak enakkan kalo di pendem terus? Maka dari itu, lo harus berani ngungkapinnya. Cowok harus gantleman."
Zerdam melirik sekilas pada Nura yang menertawakannya. Tiga tahun berteman dengannya bukanlah waktu yang sedikit. Ia sangat tahu akan sifat gadis itu. Ia masih ingat saat dirinya bertemu dengan gadis itu. Gadis yang begitu kuat dan sifatnya seperti seorang cowok. Bisa di katakan Nura adalah gadis tomboy. Lihat saja, dengan pakaiannya yang seperti cowok dan rambutnya yang pendek itu persis sekali seperti cowok. Namun paras cantiknya itu tak memudar pada wajahnya.
Pertama kali Zerdam bertemu dengan gadis itu adalah saat dirinya tak sengaja melihat Nura yang sepertinya sedang mabuk dan beberapa preman mencoba mengusiknya. Namun untung saja Zerdam tepat waktu menyelamatkan gadis itu sebelum para preman itu melakukan perlakuan lebih. Hal itu lah yang Zerdam tak suka dari gadis itu. Sering minum minuman yang tak seharusnya ia minum. Namun dengan begitu, Nura tak meminumnya dengan cuma-cuma. Ia memiliki alasan kenapa ia melakukannya. Tentu saja ia depresi dan pelariannya pada minuman keras. Kurang lebih seperti itu. Tapi saat dulu Zerdam masih tak menyangka Nura peminum. Bagaimana tidak, mereka masih di bangku SMP tapi gadis itu sudah melakukan hal itu?
Dan disanalah awal mula dirinya dan Nura berteman. Sebelum menjadi teman, ia hanya tahu Nura namanya saja karena satu sekolah. Tapi setelah kejadian tak terduga itu, Zerdam menjadikannya teman dan sedikit demi sedikit ia mulai mengenal Nura dari dalam.
"Dia udah pergi," lirih Zerdam.
Nura menghentikan tawanya. "Pergi kemana? Ke luar negeri? Atau pergi ke pelaminan?" tanya Nura penasaran.
Mendengar hal itu, Zerdan tertawa pelan dengan menggelengkan kepalanya. Nura senang sekali jika sudah bercanda seperti ini. Dan tak dapat ia pungkiri, bahwa Nura sangat asik jika di bawa bercerita meski sering bercanda.
"Dia udah pergi ke sisi Tuhan." Zerdam membenarkan.
Nura melunturkan senyumannya seperti baru saja mendapatkan hal yang mengejutkan. "Sorry, gue gak tau," ucapnya gelagapan.
"Sans," Zerdam mengacak-acak rambut Nura lalu merangkulnya. "Lo pasti tau siapa,"
"Siapa?"
"Masih anak SMA Bhakti Kencana."
Nura menutup mulutnya yang menganga tak percaya. "Tamara?" tanyanya yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEY ZAYDEN [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] - - - Sederhana, menceritakan Arsey Zayden anak broken home yang di pertemukan dengan gadis yatim piatu dan bersahabat dengan gadis yang memiliki keluarga cemara. "Kebahagiaan memang nyata tapi belum tentu untuk kita."-Arsey...