DIA PERGI DENGAN JANJI YANG TAK DI TEPATI

38 6 0
                                    

Malam.

Gimana sama harinya?

Jaga kesehatan, ya!!

Sebelum baca jangan lupa tekan bintang nya!!

Happy reading...

***

Hari sudah mulai menggelap. Cahaya matahari berganti dengan cahaya rembulan. Hujan rintik terus menurun tak henti-henti. Semilir angin berhembusan menusuk kulit seorang laki-laki yang sedari tadi menikmatinya enggan beranjak dari sana. Tangan nya terulur untuk menggapai hujan. Meski sedarhana namun membuat dia merasa bahagia. Menurutnya hujan adalah obat penenang bagi pikiran nya yang selalu kacau.

Senyuman nya tak luntur sedari tadi. Entah kenapa ia merasa sangat senang kala hujan turun. Ingin sekali rasanya ia mengguyur tubuh nya dengan air hujan namun ia tak akan bisa jika malam seperti ini. Katakan saja ia seperti anak kecil yang selalu senang akan bermain hujan.

Beberapa menit setelah nya, hujan pun mulai mereda. Arsey yang tak terima pun lantas masuk ke dalam kamarnya. Menumpahkan tubuhnya di atas ranjang menjadikan tangan nya bantalan lalu matanya mentap langit-langit kamar. Entah apa yang sekarang sedang ia pikirkan.

Detik berikutnya, ia bangkit dari rebahan nya lalu pandangan nya beralih menatap sebuah foto yang terletak di atas nakas. Kemudian ia mengambil foto tersebut dengan wajah nya yang menampilakan senyuman. Terlihat seorang wanita paruh baya dan seorang balita di dalam foto tersebut. Yang pastinya itu adalah Damia dan Arsey.

Arsey mengusap-usap foto tersebut. Senyuman yang tergambar dari wajah sang Mama tidak menunjukkan betapa beratnya hidup dia.

"Ma... " lirih Arsey.

"Mama tau? Arsey pengen banget liat senyuman mama lagi. Arsey pengen liat mama ketawa lagi tapi itu hanya angan-angan Arsey saja ya, ma,"

"Ma... meski mama udah pergi lama tapi Arsey masih belum sepenuhnya ikhlasin mama. Kalo di kasih permintaan sama Tuhan, Arsey bakalan milih buat mama hidup lagi."

"Mama tau? Arsey sangat menderita saat mama ninggalin Arsey untuk selamanya. Mama tega ninggalin Arsey yang masih kecil bahkan masih nembutuhkan kasih sayang mama."

Detik berikutnya mata Arsey menjadi buram oleh air mata yang sudah mengumpul. Hati nya sangat sakit jika mengingat Damia. Meski sudah meninggalkan nya cukup lama namun tetap saja Arsey masih belum mengikhlaskan sepenuhnya.

"Mama disana pasti enak, ya? Maka nya gak mau kembali lagi ke rumah. Arsey nyusahin mama, ya? Maka nya mama ninggalin Arsey. Arsey minta maaf ya, ma, kalo selama ngurus Arsey mama terbebani."

"Atau Arsey harus usir wanita licik itu biar mama mau balik lagi ke rumah? Atau mau Arsey bunuh aja?" tanya Arsey antusias pada foto yang sedari tadi ia genggam.

"Atau Arsey laporin ke polisi? Mama mau Arsey apain wanita itu?"

Setetes cairan bening keluar dari pelupuk mata Arsey mengenai foto yang di genggam. Bahu nya bergetar, pun dengan bibirnya. Ia tahu bahwa Damia tidak akan menjawab nya bahkan berbicara pada nya. Ia melakukan itu supaya bisa menyenangkan dirinya saja namun, ini malah menyiksa dirinya. Rasa sakit yang sering Noah berikan pada nya tidak sebanding dengan rasa sakit di tinggal oleh Damia. Arsey begitu tersiksa. Sangat.

ARSEY ZAYDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang