Malam semua.
Gimana nih sama harinya? Apakah semua baik?
Makasih buat yang udah nunggu cerita ini update!
Wajib voye sebelum baca!
Happy reading...
***
Hembusan angin menusuk ke dalam kulit dua manusia yang kini sedang terduduk di atas pasir putih. Air laut yang begitu tenang membuat mereka terlelap akan sensasinya. Setelah pulang sekolah, Arsey mengajak Anala ke pantai yang tak jauh dari kota tersebut. Tadinya, ia berniat mengajak Anala di hari minggu tapi di karenakan sekolah mereka pulang lebih cepat jadinya cowok itu mengajak Anala sepulang sekolah.
Dengan senyumannya, Anala melirik pada Arsey yang memandang lurus pada hamparan air laut lalu gadis itu mengalihkan lagi pandangannya, melakukan hal yang sama. Rasa senang yang ia rasakan tak pernah reda dalam dirinya. Ia senang Arsey mengajak Anala pergi ke pantai. Ia senang melihat indahnya senja yang sebentar lagi akan menghilang dari peradabannya. Itu sangat indah.
"Kenapa senyum-senyum?" pertanyaan itu membuat Anala menolehkan pandangannya pada Arsey.
"Nggak papa,"
Arsey memfokuskan lagi pandangannya pada senja yang kian tenggelam sedikit demi sedikit. Begitu pun dengan Anala, ia terlalu fokus dengan pikirannya kini. Ia teringat akan janji yang pernah Barma katakan padanya. Dimana laki-laki itu akan membawanya ke pantai dan bermain air bersama. Tapi ternyata, Tuhan lebih dulu membawanya sebelum menepati janjinya. Itu sangat menyedihkan jika di ingat. Meski dengan begitu, ia merasa senang karena janji itu tergantikan oleh Arsey yang membawanya kemari. Tapi tetap saja rasanya akan berbeda jika dengan orang yang berbeda juga.
"Kenapa kamu mau nerima aku? Padahal jika di bandingkan dengan cowok lainnya, aku lebih buruk dari mereka."
Mendengar penuturan seperti itu, sontak Anala mengalihkan pandangannya pada Arsey.
Anala tersenyum hangat. "Kakak tau? Aku tidak nerima kakak dengan cuma-cuma, aku tidak nerima kakak karena fisik atau apapun itu," ujar Anala. "Saat kakak menyatakan perasaan kakak waktu dulu, aku pikir itu hanya candaan dan aku nggak percaya begitu saja. Tapi setelah beberapa hari kita jalani hubungan itu, aku semakin yakin bahwa kakak serius dengan ucapan kakak dan aku juga melihat ketulusan dalam diri kakak."
Arsey menolehkan pandangannya pada Anala. Hembusan angin menerbangkan rambut Anala yang di gerai begitu saja.
"Kita sama-sama membutuhkan. Saat kakak mengatakan bahwa kakak selalu merasa tenang saat berada deket dengan aku dan saat beberapa hari aku datang ke rumah kakak dengan kondisi kakak yang begitu rapuh lalu kakak keluar dari kamar, berbicara, bahkan makan, aku sangat yakin bahwa kakak membutuhkan aku karena setelahnya kakak memulai lagi aktivitas seperti biasa."
Bukannya terlalu percaya diri, namun Anala memang benar mengatakan itu. Entah benar atau salah, ia yakin Arsey menjadikannya pacar bukan karena perasaan datang lalu pergi begitu saja, ia yakin Arsey memang membutuhkan dirinya dalam hidupnya.
"Entah benar atau salah, aku yakin kakak memang membutuhkanku dalam hidup kakak."
"Iya, aku memang membutuhkan kamu. Kita sama-sama membutuhkan." Arsey membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEY ZAYDEN [END]
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM BACA!!] - - - Sederhana, menceritakan Arsey Zayden anak broken home yang di pertemukan dengan gadis yatim piatu dan bersahabat dengan gadis yang memiliki keluarga cemara. "Kebahagiaan memang nyata tapi belum tentu untuk kita."-Arsey...