HUJAN, PENYAKSINYA, DAN DO'ANYA

41 6 0
                                    

Yeyyy ketemu lagiii.

Malam semua nya.

Oke, sebelum baca wajib vote terlebih dahulu, WAJIB.

Makasihhh.

Happy reading.

***

Angin malam terus berhembusan menusuk ke dalam kulit dua insan yang saling diam sejak tadi yang berada di antara banyak nya manusia di pasar malam. Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka masing masing. Hanya hembusan nafas yang terdengar. Seperti janjinya tadi, Zerdam menempati janjinya untuk menunggu Tamara di pasar malam.

Sepulang sekolah, Tamara menjumpai Zerdam untuk mengatakan bahwa ia setuju dengan penawaran cowok tersebut. Di dalam kelas saja ia tak fokus dengan pelajaran nya hanya untuk memikirkan penawaran Zerdam. Sungguh ia ingin menolak nya tapi ia juga tak ingin berlama lama berurusan dengan Zerdam.

"Woyy cowok sialan!" teriak Tamara ketika melihat Zerdam yang baru saja keluar dari kelasnya berjalan menuju lapangan. Beberapa menit lalu, Tamara menunggu Zerdam di tempat parkiran. Bahkan ia juga menyuruh Arsey pulang terlebih dahulu. Untung saja Arsey tak mencurigainya.

Merasa panggilan itu tertuju pada dirinya, Zerdam langsung mengalihkan pandangan nya pada asal suara. "Gimana?" tanya Zerdam menaikkan satu alis nya setelah ia berada di hadapan Tamara.

"Oke, gue setuju dengan tawaran lo." ucap Tamara pasrah. "Dan setelah ini urusan kita selesai, oke?"

Zerdam tersenyum menang. "Oke, gue tunggu lo di pasar malam."

Lalu setelah itu mereka pergi untuk pulang ke rumah nya masing masing. Dan terpaksa Tamara harus pulang menggunakan kendaraan umum.

Ia menyesal telah menyetujui nya. Dan liat lah apa yang mereka lakukan? Hanya berdiam saja.

Sialan memang.

Zerdam mengeluarkan rokok dari sakunya lalu menghidupkan pematik api. Lalu pandangan nya beralih menatap pada gadis di sampingnya kini. Tiba tiba ia tersenyum kala melihat wajah Tamara. Ia tau bahwa gadis di sampingnya itu sangat kesal.

"Lo lapar?" tanya Zerdam memecahkan keheningan. Tamara hanya menggelengkan kepalanya. Ia sangat malas mambalas ucapan Zerdam. Pikiran nya hanya tertuju pada orang yang berada di rumah.

Demi urusan nya dengan Zerdam selesai, ia sampai membohongi keluarganya. Ia takut jika keluarganya mencarinya karena belum pulang. Keluarganya hanya tau bahwa Tamara pergi bersama Arsey.

"Lo mau naik wahana?" Tamara menggelengkan kepala nya lagi.

"Lo mau sesuatu? Misalkan lo mau ke air apa kek." lagi lagi Tamara menggelengkan kepalanya.

Zerdam menghembuskan nafasnya kasar. "Lo bisu?" pekik Zerdam, ia kesal saat pertanyaan nya tak di jawab sama sekali. "Dari tadi gue nanya lo cuma geleng geleng kepala."

Tamara mengalihkan pandangan nya pada Zerdam. "Udah ngomelnya?" tanya Tamara jengah. "Gue mau pulang!!" ucap Tamara menaikkan nada bicara nya. Bahkan matanya sudah berkaca kaca. Ia takut jika cowok di depan nya kini akan berbuat macam-macam. Ia tak pernah keluar malam dengan cowok kecuali dengan Arsey.

ARSEY ZAYDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang