Bagian tujuh belas

420 78 12
                                    

Selamat membaca 💜
.
.
.
.
.

Mereka duduk di atas matras bermotif kotak-kotak kuning gading yang terbentang luas di permukaan taman dengan rerumputan hijau nan asri. Satu keranjang rotan berisi beberapa kotak bekal makanan dan air mineral tampak hadir di tengah-tengahnya. Seonmi dan Mina memutuskan untuk pergi piknik dan menunda kepindahannya esok. Kebetulan juga cuaca yang cerah sangat mendukung hari ini.

Memakai rok plisket berwarna putih tulang dipadu blouse crop top dengan lengan balon outfit kesukaannya, hari ini Seonmi tampak manis dan feminim. Rambutnya digelung tak beraturan ke arah belakang hingga tampak leher jenjang yang selalu mengundang banyak lirikan genit dari kaum Adam. Barangkali ada yang bertanya berapakah umur dari ibu Hajoon tersebut, jika Seonmi mengatakan umurnya baru dua puluh dua tahun, jangan pernah menyerahkan mmereka karena langsung percaya. Tubuh Seonmi yang mungil selalu membuat orang-orang salah sangka dan terkejut bukan main saat mengetahui jika perempuan itu sudah pernah hamil dan melahirkan.

Beberapa humor dari Seonmi sudah mengudara sejak tadi, untuk mencairkan suasana, niatnya. Berakhir Mina mengeluh saat merasakan kram di perutnya sebab terlalu banyak tertawa. Gadis Kang itu bahkan sampai menitikkan liquid bening melalui ujung matanya. Sambil terus mengawasi Hajoon yang berlarian ke sana kemari dengan riang gembira. Diam-diam Seonmi memperhatikan Mina dengan rasa bersalah.

Seonmi tidak tahu, apa yang dipikirkan adik dari Kang Jimin ini setelah tahu bahwa dulu ia sering di sewa Park Minwoo untuk memuaskan birahi pria itu. Bisa dikata hubungan Seonmi dan Minwoo dulunya adalah friend with benefits. Itu pun hanya berlangsung beberapa bulan. Lambat lain pertemuan mereka tidak melulu tentang seks. Minwoo sering menemui Seonmi hanya untuk sekadar curhat. Curhat tentang bagaimana lelahnya pria Park itu melewati hari-harinya saat bekerja sebagai seorang sekretaris wakil CEO di perusahaan besar. Karena memang dari banyaknya pria muda berhidung belang yang rela membuang uang puluhan juta won untuk menyewa Seonmi hanyalah Minwoo seorang yang berwarga negara Korea Selatan. Kebanyakan lain dari mereka adalah turis atau pria berumur empat puluh tahun ke atas. Karena itulah baik Minseok maupun Seonmi mengistimewakan Minwoo begitu pula sebaliknya.

Kendati demikian, Seonmi selalu memanggil Minwoo dengan embel-embel tuan. Sampai akhirnya pria Park itu mempertemukannya dengan Kang Jimin.

"Eonni! Boleh tanya sesuatu?"

"Eum? Tidak boleh!"

"Eonni ...." rengek Mina. Seonmi balas tersenyum dengan mata menyipit.

"Mobil Audi putihmu ... ke mana?"

Mina bertanya dengan ragu-ragu. Sejujurnya sudah sejak semalam fakta bahwa mobil Audi putih milik Seonmi berganti dengan sebuah mobil kecil bermerk Chevrolet Spark. Merk mobil yang sama, dari jajaran mobil pertama yang Mina miliki. Berbeda dengan Audi, mobil itu hampir sama seperti milik Mr. Bean, mobil dengan body kecil yang hanya muat empat orang.

Mobil dengan warna kuning itu memang terlihat baru. Namun, mengingat bagaimana harganya yang jauh berbeda dengan mobil yang Seonmi miliki sebelumnya membuat Mina dapat menyimpulkan bahwa Seonmi sedang kekurangan biaya untuk sesuatu.

Seonmi menjawab santai, "ah, itu ... aku sudah menjualnya."

"Apa untuk operasi mata kalian?" terka Mina.

Seonmi menggeleng tegas, mengulum bibirnya ke dalam mulut seiring alis yang menukik tanda tidak setuju.

"Bukan. Aku menjualnya untuk membeli rumah di Busan," jawabnya.

Mina mendelik, "apa?" tanya gadis itu lagi.

"Kau tahu, 'kan, kalau aku mau pindah," kata Seonmi.

"Itu bukan untuk menggertak Jimin oppa saja?"

(Un)Forgotten Wedding [M]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang