7. Lovaship

4.4K 180 1
                                    

"Dibutuhkan tutorial cara move on tercepat di dunia, kalau bisa sehari langsung move on tanpa risiko gamon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dibutuhkan tutorial cara move on tercepat di dunia, kalau bisa sehari langsung move on tanpa risiko gamon."

---Khanza Camelia Ruby

♡♡♡

7. Lovaship

Cara terbaik menikmati weekend adalah dengan pergi jalan-jalan. Paling nikmat sih sebenernya kalau rebahan seharian, tenangin pikiran sambil baca buku romance yang manis-manis. Tapi kali ini Khanza memilih menghabiskan waktu dengan pergi ke Museum Panca Warna. Di mana pameran terbesar bertajuk Love Photograph diadakan.

Khanza men-scan QR Code tiket digital miliknya di pintu masuk. Ramai. Itulah yang Khanza lihat ketika menginjakkan kaki ke dalam. Khanza sendiri sebenarnya tak terlalu suka menghadiri acara yang seperti ini, mana ngerti dia soal fotografi. Mantannya itu kan juga seorang fotografer, jadi Khanza punya phobia akut dengan hal-hal yang berbau potret memotret.

Banyak sekali foto hasil karya fotografer hebat nusantara yang dipajang berderet di sepanjang museum. Salah satu foto yang berhasil menarik daya perhatiannya yaitu, foto bayi bermata biru terang yang bulat. Senyumnya manis, dua gigi tumbuh di depan, sangat terlihat menggemaskan.

Ada satu hal lagi yang begitu menarik perhatian Khanza adalah stan yang letaknya berada paling ujung di sana. Stan fotografer tersebut ramai dikunjungi orang-orang. Khanza pun mendekat, menerobos masuk ke barisan terdepan.

"Khanza?"

"Lah, elo?"

"Ngapain di sini?"

"Gue males juga kalik dateng ke sini kalau ketemunya lo lagi, lo lagi," dengus Khanza sebal memalingkan wajah ke samping malas menatap wajah orang itu.

Kafka memandang Khanza dingin. Ia sendiri pun juga bingung kenapa gadis itu bisa nyasar ke sini. Setahu Kafka, Khanza paling anti yang namanya di ajak pergi ke tempat seperti ini. Dia punya phobia sama yang namanya seni!

Asal kalian tau saja, tiket yang Khanza punya itu ia dapatkan dari George secara percuma. George sendiri yang memberikannya pada Khanza dengan alasan mubadzir kalau sampai tidak ada yang datang karena mendadak ia ada kepentingan yang mengharuskannya pergi ke kampus.

Kalian tau kan, bagaimana George itu. Di mata Khanza, lelaki itu seperti preman pasar. Yah, meski Khanza perlu akui, tidak ada preman pasar yang seganteng dirinya. Tapi tetap saja, punya badan kekar buat nyali Khanza menciut.

"Eh, mau ke mana lo?" tanya Kafka mencekal pergelangan tangan Khanza ketika gadis itu berbalik badan hendak pergi meninggalkannya.

"Balik, soalnya ada lo."

"Jangan ke mana-mana, temenin gue di sini." Kafka menarik gadis itu untuk mendekat, "Gue kesepian, butuh temen."

Mengapa Khanza merasakan sesuatu yang aneh terjadi dalam dirinya ketika berdekatan dengan Kafka seperti sekarang. Tidak biasanya jantung gadis itu berdebar hebat mengingat sejak hubungannya dengan Kafka berakhir dua tahun lalu, Khanza telah mengalami mati rasa.

Sebelah Kos MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang