23. Lotso Kiyowo

1.3K 61 0
                                    

Marhaban ya ramadhan. Bulan suci penuh ampunan. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan🤗

 Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Lotso Kiyowo

"Pacar lo lagi ke Surabaya, ya?" Seza duduk di atas meja di mana Kafka sedang bekerja. Rok span selutut membuat paha gemuk Seza terekspos jelas.

"Lo tau dari mana?"

"Tau dari story-nya."

"Dia lagi ada kerjaan."

"Oh, ya udah baguslah."

Seza tak pernah sesemangat ini untuk masuk kantor kecuali karena ada Kafka. Tambatan hatinya itu membuat Seza rela berangkat lebih pagi ketimbang biasanya agar bisa menjadi orang pertama yang menyapa Kafka Danish Mahendra.

"Omong-omong lo nggak ngerasa kesepian gitu punya cewek yang super duper sibuk? Otomatis kan dia jarang ngasih perhatian. Buktinya aja dia bela-belain keluar kota demi kerjaan dan ninggalin cowoknya di sini sendirian."

"Siapa bilang? Cewek gue perhatian kok. Lo nggak tau aja." Kafka membela Khanza. "Gue lebih bangga punya cewek yang kerja keras demi ngeraih cita-citanya ketimbang lontang-lantung gak jelas gangguin pacar orang."

Seza menganga kaget sambil menyugar rambutnya. Kafka tengah menyindirnya.

"Mending lo pergi ke ruangan lo sendiri." Kafka secara tak langsung menyuruhnya segera pergi dari hadapannya.

"Tujuan gue di sini itu mau temenin lo kerja."

"Temen-temen gue bakal datang bentar lagi. Gue juga nggak minta buat lo temenin."

"Lo emang nggak minta, tapi gue pengen. Gimana dong?"

"Terserah lo, Sez. Gue udah capek."

Kafka fokus pada layar monitor di depannya. Tak memedulikan Seza yang berusaha memamerkan lekuk tubuhnya yang indah dengan banyak bergerak di depannya.

"Lo ngerasa gak sih kalau kita itu sebenernya udah di takdirin bersama?" Seza mengelus bahunya. "Buktinya setelah sekian lama berpisah kita ketemu lagi di sini. Apa itu namanya kalau bukan jodoh?"

"Gue sih amit-amit." Kafka bangkit.

"Lo mau ke mana?" tanya Seza di atas meja.

"Cari angin. Di sini hawanya panas."

Cara ampuh menghentikan permainan Seza adalah dengan menyingkir.

Sebelah Kos MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang