31. Reset

1.6K 77 15
                                    

31

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

31. Reset

"Lo siapa?"

"Gue Khanza, Kafka."

"Khanza?" Kafka mengerutkan kening. "Siapa?" Kafka terlihat kebingungan.

"Kafka, lo jangan bercanda. Dia Khanza, pacar lo," sahut Sultan.

"Tau tuh, kalau lagi berantem nggak usah pura-pura gak kenal gitu napa, alayy..." timpal Haris tertawa sambil menepuk dadanya.

"Ini gue Khanza, Kafka." Khanza memperkenalkan dirinya sekali lagi.

"Awss..." Tiba-tiba Kafka mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya yang dibalut perban. Rasa sakit yang menjalar hebat di dalam kepala membuat otaknya seperti dicambuk ratusan kali.

"Kafka lo kenapa?" Khanza panik.

Sultan menepuk pundak George. "George, cepet panggil dokter."

George mengangguk. Lantas ia segera berlari keluar untuk mencari dokter. Sultan juga menekan bel darurat berulang kali. Berharap tenaga medis segera datang mengecek keadaannya.

Tak berselang lama, para perawat medis berbondong-bondong masuk ke dalam ruangan. Dimana Kafka masih mengerang kesakitan. Sang dokter meminta mereka semua untuk keluar agar pemeriksaan berjalan dengan lancar.

"Kafka nggak inget sama gue, Dion...." bibir Khanza bergemetar. Dia takut hal buruk menimpa Kafka.

"Sekarang kita berdoa yang baik aja buat Kafka, semoga dia baik-baik aja." Dion mengusap lengannya.

Anak-anak Kos Anggrek terlihat sama tak berdayanya seperti Khanza. Kafka sudah seperti kakak bagi mereka. Dia yang paling bijaksana, pemikirannya dewasa, selalu mengayomi teman-temannya. Heran saja, mengapa orang sebaik dia selalu ditimpa cobaan?

Kos Anggrek adalah rumah. Rumah  yang menyatukan segala yang asing menjadi keluarga.

Cukup lama dokter memeriksa keadaan Kafka di dalam sana. Sultan berjalan tak tenang, mondar-mandir di koridor. Haris yang menyesali ucapannya, Askara yang duduk diam dengan pandangan kosong, George yang terlihat paling tenang padahal pikirannya juga ikut berantakan.

"Bagaimana, Dok?" tanya Khanza saat sang dokter keluar.

Namanya dokter Awan. Dari wajahnya orang-orang bisa tau kalau dia adalah dokter muda di rumah sakit ini.

Dengan berat hati, Dokter Awan berkata, "Sepertinya Kafka mengalami benturan cukup parah di bagian kepala yang membuatnya mengalami Amnesia Retrogate sehingga ia kehilangan sebagian ingatannya."

"Maksud dokter?"

"Pasien kehilangan sebagian ingatannya."

Khanza kehilangan keseimbangannya. Dion dengan sigap menangkapnya. Air mata Khanza merembes begitu saja.

Sebelah Kos MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang